Thursday, November 19, 2009

Halmahera #2 - The Ring of Fire


"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman ..."

Demikian sepotong lirik lagu Kolam Susu karya Koes Plus yang melegenda. Banyak orang yang setuju dengan ungkapan syairnya. Aku sendiri hanya 50% sepaham dengan orang-orang konservatif itu. Malangnya, setelah kuliah di Jurusan Geofisika dan Meteorologi, nilai kesepahaman itu anjlok lagi menjadi 25%. Andaikan waktu itu Koes Plus mengerti ilmu Geofisika, mereka pasti akan berpikir ulang menjuluki negeri kita, Republik Indonesia yang tercinta ini, dengan sebutan 'Tanah Surga'.

Kenyataannya, kepulauan Indonesia berada tepat di pertemuan 3 lempeng tektonik utama di dunia : Pasifik, Eurasia dan Indo-Australia. Lempeng-lempeng ini terus bergerak, menekan, menyusup ke dalam mantel bumi di bawah lempeng tektonik lainnya. Subduction, itu istilah kerennya. Konon, pergerakan dari proses ini hanya sekitar puluhan milimeter setiap tahun. Tapi angka puluhan mili ini bisa menjadi masalah besar, karena bila dilihat dari skalanya, ukuran lempeng tektonik jelas bukan tandingan manusia. Gaya yang ditimbulkan dari friksi antar lempeng inilah yang jadi bencana yang biasa disebut dengan Gempa Bumi.

Jadi bisa dibayangkan, betapa strategisnya posisi negara ini dengan berada tepat di atas pertemuan 3 lempeng tektonik utama tadi. Dan atas 'prestasi' tersebut, Indonesia berhak menyandang titel The Ring of Fire area, alias salah satu wilayah yang memiliki aktivitas vulkanik dan gempa bumi terbanyak di dunia.

Setahuku sampai saat ini, belum ada satu orang pun yang bisa meramalkan kapan dan di mana gempa bumi terjadi, kecuali seorang perempuan bernama Laurentia Pasaribu, yang oleh kalangan penggosip, dikenal dengan nama Mama Laurent, tentu saja karena ramalannya yang lebih sering meleset dari kenyataan. Sisanya, hanya manusia-manusia tak berguna yang gemar menyebar hoax gempa lewat SMS, Twitter, Facebook dan situs-situs jejaring sosial lainnya.

Namun kalau dipikir lagi, para penyebar hoax tersebut masih jauh lebih baik dibandingkan dengan nelayan-nelayan dari salah satu negara tetangga di utara Indonesia, yang luasnya hanya sekitar 300 ribu kilometer persegi, bernama lengkap Republika ng Pilipinas alias Filipina. Sudah lama sekali nelayan-nelayan Filipina ini -terutama yang berdomisili di selatan pulau Mindanao- menjadi musuh bebuyutan para peneliti, terutama di bidang Oceanography dan Marine Geology.

Apa pasal ? Nelayan-nelayan Mindanao punya reputasi mentereng yang disegani para ilmuwan : Vandalisme. Jangankan ikan atau biota laut lainnya, benda-benda mati, yang seharusnya tidak layak masuk ke perut pun akan mereka sikat. Mulai dari Tsunami Buoy bernilai miliaran rupiah sampai pelampung yang tidak laku dijual di pasar loak pun akan diembat. Tidak heran, banyak peneliti, baik itu peneliti lokal maupun asing,  akan geram dan menitikkan air mata kecewa begitu mengetahui instrumennya yang baru terpasang (di-deploy) di daerah kekuasaan laut para nelayan ini, raib atau rusak, hanya dalam hitungan hari.

Semboyan nasional Filipina :  Maka-Diyos, Maka-Tao, Makakalikasan, at Makabansa (Untuk Tuhan, Rakyat, Alam dan Negara) tak digubris sama sekali. Padahal, maksud pemasangan instrumen-instrumen ini sudah jelas, untuk kebaikan tiap umat manusia yang hidup di daerah perbatasan Indonesia-Filipina, termasuk nelayan-nelayan yang tak tahu diuntung tersebut. Sepertinya para pencari ikan itu tidak tahu kalau perairan di antara Halmahera dan Mindanao merupakan salah satu titik paling vital dari Ring of Fire, pertemuan 3 lempeng utama yang sudah dijelaskan di atas tadi, yang artinya, gempa bumi bawah laut di daerah ini berpotensi menimbulkan Tsunami yang bisa jadi lebih mengerikan dibandingkan Tsunami Aceh tahun 2004 silam.


Saking jengkelnya, salah seorang rekan peneliti pernah menyarankan agar bagian luar instrumen-instrumen yang terpasang di daerah ini dialiri dengan listrik ratusan volt, maksudnya agar para vandal berkedok nelayan tadi kapok. Sayangnya, usul tadi ditolak mentah-mentah, konon selain karena mahal biayanya, menyetrum nelayan yang mencari nafkah di laut belum pernah ada sejarahnya dan sangat bertentangan dengan hak asasi manusia.

Tapi kalau bicara soal musuh-memusuhi,  seteru abadi para nelayan Mindanao ini tidak lain dan tidak bukan, adalah nelayan Indonesia, terutama yang tinggal di daerah pesisir Sulawesi Utara dan Halmahera Utara. Asal muasal persengketaan yang sudah terjadi bertahun-tahun ini sudah jelas, rebutan ikan, tidak peduli itu ikan paus, ikan hiu atau cuma ikan teri. Ironisnya, nelayan Indonesia umumnya berada pada pihak yang kalah. Selain karena pemerintah Indonesia terlalu sibuk dengan masalah TKI ilegal, penyiksaan TKI atau kasus artis sinetron dadakan bernama Manohara Odelia Pinot,  nelayan-nelayan Filipina ini biasanya dibekali dengan persenjataan lengkap layaknya perompak Somalia. Konon, nelayan Indonesia akan langsung ciut nyalinya begitu mengenali kapal penangkap ikan Filipina dalam jarak 5 mil laut, dan umumnya setelah itu, nelayan-nelayan kita akan menyingkir, membiarkan daerahnya yang sebenarnya masih dalam wilayah negara kesatuan RI itu dijajah oleh nelayan-nelayan tengik dari negara tetangga.

"Lebih baik pulang makan ikan busuk hasil tangkapan daripada membusuk dimangsa ikan di laut akibat ditembaki nelayan Filipina ..", demikian pengakuan seorang nelayan yang kukenal di Bere-bere, Morotai, pulau di utara Halmahera yang juga merupakan salah satu pulau paling utara di republik ini. Seperti itulah gambaran kerasnya kehidupan para nelayan kita yang ada di daerah perbatasan.

Kesimpulan sementara yang bisa kutarik, jangan coba-coba menyanyikan lagu Kolam Susu di tengah-tengah para nelayan itu, kecuali kepingin ditimpuk batu.

-------------

(sumber gambar : en.wikipedia.org)

Monday, November 16, 2009

Halmahera #1 - Prelude

Apakah yang dicari ?
Semua takkan berhenti, berdiri
Kita bukan lebih baik, lebih dari hari ini
Dan katakan saja
Kita masih lupa
Masih tinggi di angkasa
Langit tak biru cerah
Tersesat di ketinggian
Apalah yang terhebat ?
Sadar saat pulang
Sadar saat berpulang ..


Entah, jalan mana yang kan ditempuh
Persimpangan menjadi pintu
Menuju pengulangan waktu
Bagaimana, jika tanpa arah petunjuk ?
Tak mungkin berakhir yang dicari
Teraih di sini ...

Guncangan keras seketika menyeretku keluar dari alam mimpi. Kenapa semuanya bergoyang ? Di mana aku sekarang ? Tak perlu menunggu lama untuk mendapat jawabannya. Semburan air asin dari celah-celah jendela kaca itu tepat membasahi mataku yang masih didera kantuk luar biasa. Rasa pedih di kelopak mata yang diakibatkannya terbukti efektif, karena setelah itu aku langsung ingat di mana aku berada sekarang.

Samudera Pasifik … lautan terluas di planet ini.

“Bos !! Kita sudah hampir sampai !!”, teriakan La Saharuddin terdengar sayup di antara gemuruh yang terus mendera. Gadis Mujur 02, kapal berbobot mati 57 GT itu oleng, naik turun dilamun ombak setinggi dua meter. Suara kayu kapal berdecit-decit, seolah ingin lepas dari paku-paku yang merekatkannya.  Aku bangkit dari dipan di belakang kemudi, dan langsung meraih GPS Garmin yang tergeletak di sebelah kompas tua kapal tersebut.

Kubaca dengan seksama angka-angka yang tertulis di layar : 2°00’42.6’’ N, 130°12’36’’ E. Pandangan pun beralih pada jam tangan digital yang di pergelangan tangan kiriku, hari ini, kamis, 27 November 2008, tepat pukul 00.30 LT.

“Di sini posisinya … pak, kita berhenti di sini”, kataku pada kapten kapal berumur 40-an tersebut. Dengan cekatan, La Saharuddin mendorong naik dua tuas yang berada di samping kemudinya, dan kapalpun berhenti bergerak. Berhenti bergerak maju, lebih tepatnya, karena justru setelah kapal berhenti melaju, guncangan ombak-ombak laknat itu semakin menggila. Aku berjalan sempoyongan keluar menuju haluan kapal, diikuti si kapten dan beberapa orang ABK.

Gelap. Tak tampak apapun di depan kapal. Tentu saja. Ini masih jam setengah satu malam. Yang ada hanya Drizzle, hujan yang malu-malu turun dari langit, ditemani angin dengan kecepatan kurang lebih 10 knot.

“Nyalakan lampu, woiiii … !!”, teriak La Saharuddin pada gerombolan ABK yang masih berdiri mematung di belakangnya. Diteriaki demikian, mereka langsung tunggang langgang masuk kembali ke badan kapal, persis seperti banci yang dikejar-kejar tramtib. Tak sampai sepuluh detik, mereka muncul kembali dengan sebuah lampu sorot besar dan gulungan kabel panjang di tangan. Tidak lama kemudian, lampu sorot itu menyala. Cahaya terangnya menyapu-nyapu muka laut yang gelap bergelora. Tidak ada apa pun. Yang ada hanya air dan ombak. Itu saja.

“Pak, tolong jalankan lagi kapal … kita berputar-putar sebentar di sini”, pintaku yang sudah mulai mabuk laut pada pak kapten. Ia tak menjawab dan langsung kembali masuk ke ruang kemudi. Tidak lama setelah itu kapal pun kembali melaju, berjalan pelan, berputar-putar di tengah terjangan ombak.

Sudah hampir setengah jam kami berputar-putar, tapi tidak ada apa pun. Para ABK yang ngantuk dan kedinginan mulai menggerutu dan aku mulai merasa cemas. Aku sudah jauh-jauh sampai ke sini dan aku tidak terima kalau harus pulang dengan tangan hampa. Teriakan La Saharuddin kembali menyadarkanku dari lamunan.

“Bos, bagaimana ?! Kita nda’ bisa lama-lama di sini ! Kalau ombaknya terus begini, kapalnya bisa terbalik !!”

Gawat. Sekarang bukan cuma ngantuk, cemas dan mabuk laut. Pusing dan panik mulai ikut menambah beban dalam kepala. Rasanya seperti dibantai dosen penguji waktu sidang sarjana saja, dan aku bingung mau menjawab apa.

“Bos .. ? Gimana ?!”, sang kapten yang orang Buton asli kembali bertanya, dan para ABK memandangku penuh harap.

Aku menarik nafas panjang, memandang sebentar ke hamparan gelap lautan, lalu memalingkan muka.

“OK. Kita mundur …”, jawabku malas. Lalu kulihat senyum-senyum mengembang dari wajah para ABK itu. Senyum yang menjengkelkan, kataku membatin. Kapal pun kembali bergerak, berbalik arah. Aku yang sudah nyaris putus asa terus memandang lautan hitam di sekeliling kapal, mengharapkan keajaiban yang ada. Tapi semua sia-sia.

Sialan ! Ke mana perginya pelampung itu ? Gelap begini ! Ke mana lagi aku harus mencari ?

Tuesday, November 10, 2009

Scream !!

Sorry blog-ku sayang, aku cuma mau nulis ini :

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRGGGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH !!!!!!!

Ok. Selesai. Case Closed.

Sunday, November 8, 2009

Diet #9 - Challenge and PES 6

PES 6, kependekan dari Pro Evolution Soccer 6, demikian nama game sepak bola yang merupakan produk dari salah satu perusahaan pembuat game nomor wahid di Jepang. Dan dari sinilah ceritaku kali ini dimulai.

Aku sudah tergila-gila dengan si PES 6 ini sejak awal kemunculannya. Hari-hari tak lengkap rasanya kalau mata ini tidak memandang pemain-pemain bola bohongan itu beraksi di monitor PC. Banyak prestasi yang sudah kudapat dari bermain PES 6 ini, antara lain : dimarahin bos karena kerjaan yang nggak beres-beres, kuliah amburadul dan tentu saja insomnia berkepanjangan. Boleh percaya boleh tidak, pada suatu ketika, aku pernah memainkan si PES 6 mulai dari matahari terbenam hingga fajar menyingsing, hanya untuk menyelesaikan Master League yang menjadi salah satu daya tarik utama game ini. Ketukan (baca : kutukan) teman-teman kos atau bahkan ibu kos yang ingin menagih uang sewa bulanan tidak pernah kugubris bila pada saat yang bersamaan kedua mataku berkonsentrasi penuh pada pertandingan di layar monitor.

Satu-satunya kejadian yang membuatku rela beranjak meninggalkan permainan ini adalah pada saat malam di mana yang terhormat bapak Fauzi Bowo dipastikan terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta yang ke-13. Waktu itu, aku sedang memaki-maki si wasit bohongan di layar monitor karena memberi hadiah pinalti kepada pemain lawan yang diving di area 16 meter, ketika dalam hitungan detik, lantai bergoyang, bumi berguncang, dan akupun lari tunggang langgang meninggalkan kamar kost. Ya, hanya kejadian gempa itulah yang membuatku merelakan kemenangan di depan mata dirampok oleh wasit dalam game bernama PES 6. Selebihnya tidak.

Kecanduan yang makin lama makin parah dan cenderung mengarah menjadi kegilaan. Aku jadi anti-sosial, sepulang kerja hanya mengurung diri di kamar, memaki-maki pemain lawan atau wasit yang tidak pernah ada di dunia nyata. Tak ada teman, hanya 15 tusuk sate, 3 lontong dan 1 botol Coca Cola ukuran satu liter yang menjadi saksi bisu sumpah serapahku setiap malam. Bangun kesiangan, pekerjaan yang tak kunjung selesai dan tumpukan lemak yang semakin bertambah sudah menjadi bagian hari-hariku pada saat itu.

Sudah lewat setengah tahun sejak saat itu ...

Tak ada lagi sate, lontong atau Coca Cola bergelimpangan di kamar setiap malam. Yang ada sekarang hanya sepiring buah-buahan. Lemak-lemak itupun mulai beranjak hilang. Tapi ada satu hal yang tidak pernah berubah.

PES 6.

Ya, game bernama Pro Evolution Soccer 6 itu masih tetap menguasai layar monitor PC ku hampir setiap malam. Kubilang 'hampir', karena sejak mendapat 'hidayah' bulan juni lalu, aku sukses mengurangi frekuensi main game ini lebih dari setengahnya. Kalau sebelumnya minimal 6 jam bisa habis hanya untuk memelototi layar monitor, sekarang paling lama hanya 2 jam aku bisa tahan, itupun tidak setiap malam. Tapi pada dasarnya, kecanduanku pada game ini tak pernah luntur sedikitpun.

Jadi, apa sebenarnya yang menjadi penyebab kecanduan itu ? Kenapa hanya game itu bukan game lain ? Dan apa hubungannya dengan dietku sekarang ?

Dulu, sempat terpikir kalau aku ini mengidap penyakit gila game atau yang dalam istilah bekennya disebut Video Game Addiction, sampai-sampai pernah ada niat berkunjung ke psikiater untuk konsultasi kejiwaan. Toh, ternyata aku normal-normal saja, karena sebelum niat itu terlaksana, aku masih bisa menahan diri untuk tidak terlalu sering memainkan si game bola. So what's the matter with me ?

Setelah pengamatan berbulan-bulan, sepertinya aku sudah menemukan jawabannya. Sangat simple.

CHALLENGE.

Bila diperhatikan, PES 6 jelas kalah jauh dengan game-game bola terbaru saat ini, seperti FIFA 2010 keluaran EA Sports atau bahkan PES 2010 yang merupakan saudara muda PES 6 sendiri. Mulai dari sisi grafis, suara, sampai gameplay, PES 6 sudah tidak ada apa-apanya. Tapi ada satu hal yang tidak kutemukan di game-game bola termutakhir itu. Ya, CHALLENGE itu tadi.

Para maniak PES 6 yang sering bermain dalam tingkat kesulitan 'Very Hard' pasti sudah mengerti hal ini. Bermain dalam level 'very hard' benar-benar menguji kematangan emosi seseorang. Bukan hanya karena pemain yang dikendalikan komputer akan bermain dalam tingkat algoritma tertinggi yang diprogramkan kepadanya, tapi juga karena segala faktor non-teknis, mulai dari cuaca, bola sampai kepemimpinan wasit akan berkonspirasi untuk mengalahkan anda.

Secara umum, aku sudah hapal mati taktik yang biasa dipakai si komputer. Pada saat menyerang, tim komputer akan menggunakan taktik Total Football, yang dipopulerkan oleh timnas Belanda pada tahun 70an, ditambah serangan balik cepat. Sementara pada saat bertahan komputer akan menggunakan taktik Catenaccio andalan timnas Italia dengan menumpuk pemain bertahan di depan gawang. Taktik yang luar biasa. Pada level tersulit ini, statistik tiap pemain sudah tidak bisa diandalkan lagi untuk menghadapi tim lawan. Pemain yang punya skill point 99 di bisa saja tak berkutik oleh pemain komputer dengan skill point 80-an. Di sinilah letak ketidakadilan dan konspirasi tadi.

Tidak jarang hanya dengan sedikit senggolan, bola bisa berpindah kaki ke pemain lawan. Mengejar dan merebut bola dari pemain lawan sama saja susahnya, terkadang tiga pemain raksasa yang larinya paling cepat sekalipun tidak akan mampu merebut bola dari satu pemain kuntet yang cuma punya speed dan body balance 80. Kecurangan makin menjadi-jadi karena si wasit yang 99% lebih memihak komputer, tak peduli di kandang mana ia memimpin pertandingan, dan tidak jarang merogoh kartu dari sakunya hanya untuk pelanggaran remeh yang dilakukan pada si pemain komputer. Lebih dari itu, sering sekali terjadi keajaiban yang terjadi di lapangan. Misalnya saja, serangan kita yang selalu digagalkan tiang gawang, bola buangan pemain komputer yang entah bagaimana caranya bisa selalu tepat mengarah ke pemain depannya, penjaga gawang si komputer yang seolah punya lem di tangan dan indera keenam dan hal-hal tak logis lainnya. Hal ini tidak pernah terjadi pada game-game bola terbaru dengan alasan realitas yang selalu didengungkan oleh perusahaan-perusahaan pembuat game tersebut.

Orang yang masih bisa berpikir jernih mungkin hanya akan sekedar mengumpat bila mengalami berbagai kecurangan tersebut. Tapi aku bisa menjamin, kalau orang stress yang bermain PES 6 dalam kondisi seperti itu, minimal keyboard atau monitor PCnya tidak akan selamat dari amukan. Contohnya adalah salah satu keyboardku di kamar kost.

Tapi ada satu kenikmatan yang aneh, setiap kali aku bisa mengalahkan si komputer tersebut. Ada rasa puas yang luar biasa yang terasa pada saat aku membantai tim yang selalu mencurangiku tersebut. Tidak jarang aku berteriak histeris sewaktu sukses memperdaya kiper lawan di masa injury time, ketika timku tertinggal dari tim komputer. Perasaan nikmat yang sama dengan yang kurasakan ketika aku menjadi juara kelas semasa SD sampai SMP, diterima di salah satu sekolah teknik terbaik di sulsel, lolos UMPTN dan tentu saja, rasa puas yang kurasa semenjak lemak-lemak di tubuh ini semakin terkikis seiring dengan berjalannya waktu.

---------

 

Dulu kalau tidak salah, aku pernah menulis bahwa salah satu kenikmatan terbesar yang dirasakan oleh orang diet adalah pada saat orang lain di sekitarnya memuji dan mengakui keberhasilannya dalam mengusir timbunan lemak yang ada di tubuh orang tersebut.

"Wah ... kamu kurusan ya sekarang..", atau "Ouw .. dietnya sukses nih !", dan kata-kata pujian lainnya yang bisa membuat si pasien diet terbang ke langit ketujuh di siang hari bolong. Semua sudah kualami. Semua sudah kurasakan. Dan apa komentar yang paling sering kudengar sekarang ?

"Wah hebat ... bodi lu bagus ya sekarang, salut gw!", kata salah satu seorang teman. Teman cewek yang lain memberi komentar, "Dhi, ternyata lu ganteng ya kalo langsing ..". Komentar yang sudah 20 tahun lebih tidak kudengar lagi karena aku mulai gendut sejak kelas 4 SD. Sejak kelas 4 itulah, nama panggilan yang dianugerahkan orang tua dan guru kepadaku seolah tidak pernah digubris oleh teman-teman di sekitarku. Sebagai gantinya, mereka memanggilku dengan nama-nama baru yang sering bikin kuping panas seperti gendut, gembrot, battala, commo, endut dan sinonim-sinonimnya. Jadi, bisa dibayangkan betapa puas dan senangnya hatiku dengan pengakuan-pengakuan dan komentar terbaru dalam sebulan terakhir.

Tapi ... demi Allah, dari hari ke hari, komentar-komentar itu semakin gampang terdengar di telingaku. Sekarang, bukan hanya teman di kantor, tapi teman kos, ibu kos, ABG penjaga warung kelontong, penjual sate, tukang sol sepatu sampai anak penjual ikan juga ikutan ngasih komen. Parahnya lagi, mbak-mbak penjual warteg di seberang kali Ciliwung itupun sekarang sudah mulai berani lirik-lirik setiap kali aku memborong sayuran di warungnya.

Bukannya bermaksud sombong dan munafik, tapi terus terang aku mulai jenuh dengan komen-komen itu. Sekarang cuma bisa senyum kecut campur malu tiap kali dengar kata-kata mutiara di atas. Saking jenuhnya, sampai sempat terlintas pikiran : APAKAH AKU BERHENTI DIET SAJA YA SEKARANG ?? TOH UDAH KURUSAN ....

Beberapa teman memang menyarankan demikian. Konon karena tulang dan kepalaku besar, kalo terlalu kurus nggak enak dilihat. Nggak proporsional katanya. Dan aku sempat setuju. Sekali lagi, hanya sempat setuju. Dan karena itulah, aku sempat mengurangi diet, mulai banyak makan nasi dan makanan tinggi kalori lainnya. Diet Santai katanya.

Tapi apa yang kurasakan kemudian ? Hampa. Tak bergairah. Hanya seperti itukah ? Haruskah kuhentikan semua kerja keras ini ? Jalan kaki bersimbah peluh sejauh 3 km setiap malam, menyusuri jalan sultan Sjahrir yang sunyi angker sambil membawa tas dengan bobot setara anak umur 5 tahun di punggung, digonggongi anjing great dane di rumah no.21 itu, menghentikan ini semua hanya karena masalah penampilan ?

Sekarang aku mulai mengerti dari mana datang rasa puas yang selalu kurasakan setiap kali bermain PES 6. Tantangan. Hidup ini tidak akan pernah terasa nikmat tanpa ada yang namanya tantangan. Bermain game dan diet adalah dua hal yang berbeda, tapi memiliki tujuan dengan substansi yang sama yang disebut kemenangan. Dan ketika tantangan itu hilang, hidup akan terasa lebih hambar, sepi dan kurang bermakna.

"Kalau kamu masih gendut seperti ini sampai umur 30 puluh, umurmu tak akan panjang".

Masih terngiang jelas kata-kata itu di telingaku ketika duduk dalam kereta Pakuan Express Bogor-Jakarta, di suatu senja bulan Juni yang lalu. 75-77 kilogram, ukuran normal menurut BMI (Body Mass Index). Bukankah itu tujuanku yang sebenarnya ? Saat ini aku masih dalam kategori overweight, dan sudah jelas, tujuan akhirku masih belum tercapai. Bodoh sekali kalau aku berpikir untuk mengakhiri diet hanya karena komentar "Ganteng" atau "Langsing" itu.

Tantangan itu masih belum usai, inilah ujian terbesar selama aku diet dan aku masih menanti rasa puas yang ingin kurasakan setelah target 75 kilogram itu tercapai. Rasa puas yang sama ketika aku membantai tim-tim brengsek dalam game PES 6.

Berat badan terakhir : 86.5 kg

Sunday, October 25, 2009

Diet #8 - Eighties

 

Lagi malas nulis ... yg jelas dalam dua minggu ini berat badan cuman turun 3 kilo. Mulai makan nasi dikit-dikit, kadang makan malam juga, plus ngemil. Namanya juga diet santai .. setidaknya banyak pelajaran yang kudapat dalam dua minggu terakhir ini ... 

Misalnya, kalo lagi stress lebih baik libur diet dulu, sebab ternyata stress berbanding lurus dengan rasa lapar. Makin stress, makin gampang lapar .. that's the point. Dan tentu saja, rasa lapar juga bisa bisa bikin stress, akibat gula darah yang minim waktu lapar. Ujung-ujungnya, nafsu makan bisa meluap-luap tak terkontrol kalo udah kayak gitu.

Sekarang jogging sudah bisa jadi kegiatan yang menyenangkan. Kalo dulu, aku lari 100 meter aja udah kayak orang mabok dikejar-kejar satpol PP, jantung sudah kayak mau meledak. Sekarang, lari 1-2 kilo nonstop juga nggak bakalan kehabisan nafas. Andaikan kaki ini nggak pegal, mungkin tadi pagi aku bisa lari sampai bunderan HI dari tugu proklamasi.

Dan yang jelas, acara jalan kaki dari Thamrin-Salemba yg kulakukan hampir tiap hari sekarang sudah kayak jalan kaki dari Cikini-Salemba. Nggak ada rasa capeknya lagi. Mungkin ntar aku berhenti saja jalan kaki, diganti dengan jogging tiap habis subuh. Soalnya, selain sangat tidak efisien, orang-orang di kantor atau kost selalu bertanya-tanya, kenapa bajuku basah dengan keringat setiap kali habis jalan. Capek jawabnya ...

Sebagian orang ada yg bilang kalau aku lebih baik berhenti diet saja, udah cukup katanya. Tapi sorry ya kakak-kakak, adik-adik dan tante-tante ... sampai target 75kg-ku tercapai, aku nggak akan berhenti.

That's my promise to myself 4 months ago, and i won't break that promise. I know my own body best, and i know i can still do this freaking diet until its limit ... so don't worry. I will be alright emoticon

So ... welcome eighties, goodbye nineties emoticon

Berat badan terakhir : 89.5

 

Sunday, October 11, 2009

Diet #7 - Yoyo Effect

 

23 September 2009

Aku baru saja tiba di kost setelah perjalanan pulang yg menyenangkan dari bandara Soekarno-Hatta. Disebut 'menyenangkan' karena sore itu aku melihat pemandangan yg beda setelah sekian lama merantau di kota kosmopolitan ini. Jakarta nyaris kosong melompong. Di beberapa sudut kota aku bahkan melihat sekelompok anak-anak bermain futsal di jalan raya ! Andaikan Jakarta bisa seperti ini setiap hari ...

Tapi pemandangan yg menyenangkan itu seketika berubah jadi horor ketika aku melihat angka yg ditunjuk oleh jarum timbangan itu ...

99 KG !!!!!

Aku bengong sesaat. Aku turun dr timbangan. Terus naik lagi ke timbangan. Turun lagi. Begitu terus sampe 10 menit. Tapi angkanya tetap nggak berubah, karena konon timbangan memang tidak pernah berdusta. Masih 99 kilo ... bahkan kadang kalo aku gerak dikit, jarum timbangan laknat itu ikut bergerak naik ke 99.5 kilo ...

Celaka ... belum ada sebulan sejak aku bersumpah untuk tidak akan pernah melihat angka tiga digit di timbangan itu lagi. Ternyata cuma butuh 5 hari untuk menghancurkan semua usaha yg kulakukan dalam sebulan terakhir ... good job ... bagus sekali nafsu ... ternyata benar apa yg disabdakan Rasulullah : berperang melawan hawa nafsu memang jauh lebih susah dibandingkan berperang melawan orang kafir ataupun perang nuklir ....

---------------

27 September 2009

Badan ini kaku. Sekujur tubuh rasanya remuk. Sudah empat hari sejak aku memulai operasi pengurusan badan level 2. Diet ketat kembali diberlakukan. Porsi gerak tubuh ditambah, kali ini nggak cuma jalan 5 kilometer sehari, tapi plus jogging dari Menteng-Monas tiap hari libur. Apa boleh buat. Sekarang cuma bisa terkapar kelelahan di tepi kolam bundaran HI ... memandang satu per satu manusia ibukota yg lalu lalang menikmati car-free day di bilangan Sudirman-Thamrin pagi ini.

Kulihat satu dua bis kota menurunkan penumpangnya. Andaikan diet bisa seperti itu. Bisa berhenti sesaat, terus ngebut lagi.

Kalo dari berbagai sumber yg (sepertinya) bisa dipercaya di internet, konon aku terkena sindrom efek yoyo yg biasa menyerang para dieters yg nekat coba-coba mangkir dari program dietnya. Sekali nggak bisa menahan nafsu, akibatnya akan langsung terlihat, bahkan bila diukur dengan timbangan rusak sekalipun.

Begitu sampai di kost, aku coba naik ke atas timbangan lagi. 

96 KG ..... 

aku ambruk, terlelap lagi di atas kasur ... keringat membanjir, nyaris kehabisan tenaga ...

----------------

4 Oktober 2009

Tiga hari sebelum ulang tahun ke-28. Dua minggu sebelum lebaran kemarin, aku yakin kalau berat badan bisa sampai 85 kilo waktu ultah nanti. Tapi kenyataan berkata lain. Seminggu terakhir ini berat badan nyaris tidak banyak berubah, dan aku tahu apa sebabnya.

Aku punya kebiasaan untuk berkunjung ke sanak saudara di Jakarta dan sekitarnya setiap kali selesai mudik, dan ini sudah ritual tahunan. Karena acara ini biasa dibarengi dengan pembagian oleh-oleh dari kampung, maka tidak datang berarti dosa. Dan seperti halnya ritual pada umumnya, pasti ada acara perjamuan di dalamnya.

This was the problem .... feast time ...

"Ih kamu kurusan ... tapi kalo di sini dietnya distop dulu yah ...", itulah kata-kata para kakak sepupu ketika aku tiba. Nyaris tidak ada bedanya dengan kata-kata mamah waktu aku mudik dulu. Dan, setelah itu, berbagai makanan bertebaran di depanku, dan seperti biasa, aku tak kuasa menolak ajakan simpatik itu. Maka masuklah amplang, keminting, kue-kue kering, soto, marshmallow dan bergelas-gelas minuman bersoda ke dalam perutku. Anehnya, walaupun sudah terbiasa kosong, tidak ada yg aneh dengan perut ini ketika dijejali dengan makanan dan minuman tersebut.

Dengan demikian, hancurlah sudah teoriku tentang perut yang bisa berubah kapasitasnya ketika sedang diet. Ini masalah mental. Kalau kita bisa menahan diri, niscaya perut pun tidak akan memaksa untuk diisi lebih banyak dari yg seharusnya. Dan sekali saja mengkhianati kedisiplinan itu, perut bisa berubah menjadi mesin giling, apapun bisa masuk ke dalamnya.

Oleh karena itu, setelah semua acara perjamuan itu selesai, aku bisa merasa sedikit lega. Lega karena bisa melanjutkan program diet yg memuakkan ini tanpa harus menolak ajakan makan-makan lagi. Maaf ya kakak-kakak, adikmu ini mungkin tidak akan berkunjung lagi dalam waktu dekat, setidaknya sampai dua bulan ke depan. Ini demi masa depanku juga, kecuali kakak-kakak bisa tidak memaksaku untuk menyantap makanan-makanan penuh kalori itu.

Setelah acara perjamuan, aku masih sempat naik ke atas timbangan ....

94 KG ...

-----------------

11 Oktober 2009

Pusing .... mata berkunang-kunang ..... terutama kalau bangkit dari kasur ...

Sebenarnya aku sempat mengalaminya beberapa kali selama diet, dan berkat novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata, aku jadi tahu gejala apa yg saat ini kualami ... Hipotensi alias tekanan darah rendah ...

Konon, gangguan ini terjadi karena darah terlambat disuplai ke otak ketika orang yang bersangkutan bangun dari posisi tidur atau duduk, dan coba tebak, apa keterangan lebih lanjut yang kubaca di Wikipedia ?

HYPOTENSION CAN BE LIFE-THREATENING !

Karena itu, sekarang aku tidak terlalu memforsir diet ini. Makan tetap dibatasi, tapi kalau udah lapar atau kepala mulai pusing, aku tetap makan, tentunya dengan makanan rendah kalori .. karena hipotensi lebih banyak dipacu oleh rasa lapar dan dehidrasi. Toh .. setidaknya berat badan sudah bisa turun stabil lagi seperti sebelumnya.

Sekarang sudah bisa sedikit tersenyum kalo naik timbangan butut ini .... Efek Yoyo sudah berakhir ....

Berat badan terakhir : 92.5 Kg emoticon

 

Tuesday, September 22, 2009

Saigo no Yoru

 

Balikpapan .....

Tidak terasa, sudah 13 tahun sejak pertama kali aku merantau, meninggalkan kota ini. Saat itu, medio Mei 1996, masih teringat jelas, abah, adik, nenek, sepupu-sepupu, bibi dan paman, ikut mengantarkan aku dan mamah berangkat ke Makassar dari pelabuhan Semayang. Entah apa yang ada di pikiranku dua minggu sebelumnya. Ajakan tante untuk melanjutkan sekolah di STM Telkom Makassar langsung kuterima, walaupun sebenarnya mamah dan (Alm.) kakek agak keberatan dengan keputusanku. Padahal andaikan nggak merantau, aku bakalan diterima di sekolah terbaik di Balikpapan. Mungkin ini semua karena darah bugis yang mengalir dalam tubuhku, akhirnya kuputuskan tetap merantau setelah lulus SMP.

Hidup ini penuh pilihan, itu kata orang-orang. Dan memang, keputusan yang kuambil juga harus dibayar mahal. Perbedaan suasana dan budaya di Makassar, didikan keras tante, ditambah meninggalnya kakek hanya empat bulan setelah aku merantau, benar-benar nyaris membuatku-yang sejak lahir dibesarkan di lingkungan masyarakat Banjar-lari kembali ke Balikpapan. Tapi dukungan orang tua juga yang bisa membuatku bertahan hidup di Makassar.

Keputusan yang pada akhirnya kusyukuri. Andaikan aku waktu itu nggak merantau, mungkin aku nggak akan pernah ketemu dengan teman-teman di STM Telkom, dan mungkin juga nggak akan ngerasain kuliah di ITB, dan kerja di Jakarta seperti sekarang.

Sekarang, 13 tahun kemudian, aku kembali ke tempat yang sama dengan waktu aku meninggalkan Balikpapan untuk pergi merantau, pelabuhan Semayang. Entah kenapa, ada rasa penasaran dalam hati. Apa ya yang kira-kira terjadi kalo waktu itu aku nggak merantau ? Nah !

Andaikan teori tentang dunia paralel itu benar adanya, aku ingin melihat "versi" kehidupanku, andaikan aku nggak jadi merantau. Kalo itu terjadi ... ehm .... mungkin sekarang aku sudah kerja di salah satu perusahaan asing di Balikpapan, sudah punya mobil, uang banyak, istri, anak dll. Nggak kayak sekarang, hidup dikosan, kerja di salah satu BUMN yang saat ini masih bermasalah dengan anggaran, gaji kecil, udah gitu masih single pula .... hehehe ...

Bukan, ini bukan tulisan untuk meratapi diri. Seperti yang kubilang di awal tadi, hidup ini penuh pilihan. Mungkin ini sudah jalan hidupku sejak awal. Waktu SD, ketika teman-teman lain punya cita-cita jadi pilot atau dokter, aku malah kepingin jadi kayak Habibie. Dan karena itulah, sampai detik ini, aku masih berpegang teguh dengan cita-cita itu. Cita-cita (atau lebih tepatnya, idealisme) yang sampai saat ini membuatku rela mengadu nasib di ibukota.

Balikpapan ....

Kota ini sudah banyak berubah. Pendatang makin banyak. Gedung-gedung tinggi mulai menjamur. Tapi kenangan-kenangan tempo dulu masih tergambar jelas dalam ingatan. Setiap kali memandang obor kilang pertamina itu, seakan aku bisa melihat ke masa lalu. Masa kecilku di dam, masa SMP di gunung pasir, masa-masa aku menghabiskan hari-hariku bersama adik di kebun rumah, masa-masa yang terlalu manis untuk dikenang lagi.

Jauh di lubuk hati ... aku ingin kembali lagi ... hidup di kota ini. Memberikan yang terbaik untuk orang tua dan tanah kelahiranku sendiri. Pergi dari segala kebisingan dan kemunafikan ibukota yang telah meracuniku selama ini.

Ini malam terakhirku di Balikpapan tahun ini ... Tuhan, kumohon .... aku ingin bisa kembali lagi ke tempat ini suatu saat nanti .... 

Diet #6 - Holidiet

Ehm ..... sudah kuduga ....

Dua minggu terakhir Ramadhan, pola makan kacau total, hampir tiap hari buka bareng dan puncaknya tentu saja, pas lebaran. Biarpun sudah ditahan-tahan, tetap aja, ajakan mamah, uwak dan paman-paman di kampung halaman untuk menyantap hidangan yang ada tetap nggak bisa dikalahkan oleh tekad diet semata.

But, who could blame them ... ? Siapa juga yang bisa tahan nggak makan masakan khas yang mungkin cuma bisa dinikmati sekali setahun ? 

Jadi, selama enam hari di Balikpapan, praktis aku kembali ke kebiasaan lama : tidur-makan-main laptop-makan-tidur lagi ... begitu-begitu aja, nggak ada olahraga atau jalan kaki seperti biasa. Dan sudah pasti, efeknya langsung kelihatan jelas di jarum timbangan. Kalo biasanya, turun 5 kilo tiap dua minggu, ini mah ... jangankan turun, malah naik 1-2 kilo dalam dua minggu.  

Sebenarnya mamah sih ngerti aja kalo aku lagi diet, mamah juga nggak pernah maksa aku makan masakannya selama ini. Waktu pertama kali aku nongol di terminal kedatangan bandara, mamah sempat bengong, kayak nggak kenal .... heheheh ....

"Selama di Balikpapan, ka harry libur diet aja dulu ... ntar kalo pulang ke Jakarta baru disambung lagi..", kata si mamah. Aduh, mamah ... emang diet gampang ?  emoticon

BTW, nggak apa-apalah. Rasanya nggak tega kalo ngeliat masakan yang sudah cape-cape dibuat, malah nggak dimakan. Dan akhirnya, soto banjar, buras, nasi kuning dll masuk juga ke perut. Untungnya, perutku kayaknya sudah kebal sama yang namanya perubahan mendadak. Walaupun diisi sama makanan dua sampe tiga kali lipat dari biasanya juga nggak bakalan sakit. Sampai sejauh ini sih masih nggak ada masalah dengan si perut.

Well, ini malam terakhir di kampungku. Besok malam, aku bakal kembali ke rutinitas seperti biasa, dan pastinya diet harus jalan terus .....

Berat badan terakhir : 97 kg emoticon 

Sunday, September 13, 2009

Lonely .... ?

Pekan penghabisan sebelum Ramadhan berakhir ....

Entah kenapa rasa itu tiba-tiba datang lagi. Rasanya ingin lari saja dari kamar ini. Aku benci kesendirian ini. Karena kesendirian selalu mengingatkanku pada masa-masa itu. Saat-saat di mana aku menghabiskan waktuku dengan sia-sia, saat di mana hari-hariku seperti tanpa warna. Kesendirian yang selalu membuatku tenggelam dalam khayalan tiada makna.

Aku memang pengkhayal. Entah sejak kapan aku jadi seperti ini. Khayalan-khayalan gila itu selalu datang ketika aku sedang termenung dalam kesendirian. Itu sebabnya aku benci saat-saat seperti ini ... aku ingin pergi dari semua ini ....

 

SENDIRI .....

Tiga tahun lalu, aku masih menganggap kesendirian itu sebagai sesuatu yang sangat berharga. Masih jelas dalam ingatan, aku begitu menikmati nuansa sepi itu dalam ruangan lab dingin, di tengah-tengah hutan yang konon penuh setan, jin dan mahluk-mahluk halus lainnya. Mungkin sudah takdirku menjadi orang yang soliter, selalu tenggelam dalam dunia coding, programming, meteorologi, astronomi dll.

Sampai ketika, beberapa bulan lalu, rasa itu datang secara tiba-tiba. Rasa yang membuatku sadar, bahwa aku telah menghabiskan sekian banyak waktu dengan sia-sia ....

Bukan ... aku tidak bicara tentang rasa cinta pada 'dia' ... bukan itu .... sampai detik ini, aku tidak pernah mempersoalkan status single itu ...

Ini tentang rasa yang sampai saat ini masih kucari jawabannya ... rasa yang telah membuat hari-hariku lebih berwarna .... 

I just want to be a better man ..... nothing else .... i don't want to feel this loneliness anymore ...

Thursday, September 10, 2009

Dunia Lain

Dulu aku sering berfantasi dan bertanya dalam hati, apakah kita, manusia ini adalah satu-satunya mahluk hidup yang ada di alam semesta ? Bayangkan saja, ambil segenggam pasir di pantai. Apakah kita bisa menghitung jumlah butiran pasir di genggaman kita ? Galaksi kita, BimaSakti (Milky Way) memiliki bintang yang jumlahnya lebih banyak daripada pasir di genggaman kita. Bila satu bintang memiliki satu tata surya saja, bayangkan berapa banyak planet yang mungkin ada di alam semesta ini. Apakah di antara miliaran atau bahkan trilyunan tata surya tersebut, tidak ada planet lain yang memiliki kehidupan seperti Bumi ?

Berikut beberapa planet yang sebenarnya adalah fiksi, tetapi bila ditinjau secara ilmiah, kemungkinan besar terdapat di 'luar sana', dan masing-masing memiliki kondisi alam dan spesies mahluk hidup yang unik satu sama lain.

Darwin IV

Darwin IV adalah planet (fiktif) yang mengorbit sepasang bintang kembar (binary star) dengan jarak sekitar 6.5 tahun cahaya dari bumi atau kurang lebih 9,46 trilyun km. Planet ini dipopulerkan oleh Wayne Barlowe melalui bukunya yg berjudul Expedition. Pada tahun 2005, Discovery Channel menayangkan program yang diangkat dari buku ini dengan judul Alien Planet, yang menggambarkan kondisi alam dan habitat mahluk hidup yang kemungkinan ada di planet tersebut.

Darwin IV adalah sebuah planet yang dulunya tertutup lautan yang luas seperti halnya Bumi kita. Namun, karena perubahan iklim yang drastis, ditambah lagi dengan gaya gravitasi yang lebih rendah, akhirnya sebagian besar air di Darwin IV menguap ke atmosfernya dan hanya menyisakan sekitar 10% dari lautan yang ada. Karena hanya memiliki sedikit lautan, maka mahluk hidup yang ada di planet ini harus mampu beradaptasi dengan kondisi alam yang sebagian besar merupakan pegunungan, daratan tinggi dan savannah.

Kondisi iklim di planet ini kurang lebih sama dengan Bumi. Yang menarik, bila malam hari, permukaan planet seakan memancarkan cahaya beraneka warna. Cahaya ini berasal dari sejumlah mahluk hidup di Darwin IV yang memiliki kemampuan memancarkan cahaya (bioluminescence).

Berbeda dengan mahluk hidup di Bumi yang sebagian besar mengandalkan penglihatan lewat mata, spesies yang ada di Darwin IV mengembangkan kemampuan sonar atau echol location sebagai indera utamanya. Salah satu spesies mahluk hidup yang paling maju (dan mungkin paling menarik) di planet ini adalah Eosapien. Eosapien memiliki kecerdasan yang kurang lebih sama dengan Homo Erectus di Bumi. Mahluk ini memiliki tentakel yang fungsinya mirip dengan tangan manusia, mampu memanfaatkan benda-benda di sekelilingnya sebagai alat, dan memiliki kantong gas yang fungsinya mirip dengan balon udara, sehingga memungkinkan eosapien bergerak di udara dengan bebas.

Aurelia

Dulu kalo nggak salah, pernah kutulis di blog ini. Diangkat dari program TV Extraterrestrial yang disiarkan oleh National Geographic tahun 2005. Aurelia, adalah suatu planet (fiktif) yang mengorbit sebuah bintang kerdil merah (Red Dwarf) atau bintang tipe-M. Karena jaraknya yang demikian dekat dengan bintang induknya, maka planet ini akan 'terkunci' atau dengan kata lain, Aurelia tidak dapat berotasi pada sumbunya sendiri. Akibatnya, setengah dari planet ini akan terus-menerus menghadap bintangnya dan mengalami siang abadi, sebaliknya, sisi lainnya akan mengalami malam sepanjang masa.

 

Pada bagian yang menghadap bintangnya, permukaan Aurelia memperoleh cahaya secara konstan dan terdapat sebuah badai besar yang terjadi terus menerus dengan pusat/mata di titik yang memiliki tekanan udara paling rendah di planet ini atau daerah yang paling banyak menerima radiasi bintang induknya. Pada sisi lain yang tidak memperoleh cahaya, temperatur sangat rendah, dan hampir seluruh permukaannya tertutup es abadi.

Pada bagian planet yang berada di antara sisi terang dan gelap ini lah, di mana temperatur tidak terlalu panas atau terlalu dingin serta terdapat air (liquid water), kehidupan dapat ditemukan.

Salah satu mahluk hidup yang mendominasi permukaan Aurelia adalah Stinger Fans. Stinger Fans adalah spesies hewan yang memiliki kemampuan seperti tumbuhan, yaitu melakukan fotosintesis dengan memanfaatkan cahaya bintang induk sebagai sumber energi utamanya. Stinger Fans memiliki kemampuan bergerak yg terbatas untuk berpindah tempat demi memperoleh cahaya bintang yang dibutuhkannya.

Bersambung ...... emoticon

Sunday, September 6, 2009

Diet #5 - Syndrome

 

Ternyata ketakutanku tidak terbukti ... walaupun puasa dan makan malam, berat badan masih tetap turun, salah satu bukti lagi kalo puasa itu memang bikin sehat ... emoticon

Alhamdulillah ... dalam dua minggu terakhir ini, kayaknya "tanda-tanda kekurusan" itu makin terlihat jelas. Muka dah mulai mengecil, tulang pipi makin keliatan, urat2 tangan dan kaki yg tadinya masih samar sekarang menonjol, dan yg jelas perut sekarang udah kempes abis. Tapi mungkin indikator yg paling jelas datang dari orang2 di sekitarku. Bukannya GR, tapi dalam dua minggu terakhir ini sudah nggak terhitung berapa orang yg bilang kalo aku kurusan. Awalnya aku pikir itu cuma sugesti atau sekedar dorongan semangat dari teman-teman di kantor, sampai waktu aku pergi kuliah pertama hari jumat kemarin. Hehhehe ... ini teman2 kuliah kok kayak nggak kenal waktu disapa ... ngeliatin aku kayak ngeliat hantu aja .....

Terus terang, rasanya senang banget kalo ada yg bilang kalo aku kurusan. Nggak usah munafiklah, nggak ada yg lebih menyenangkan buat orang gemuk yg lagi diet selain kata-kata "kamu kurusan" dari orang-orang di sekitarnya .... walaupun sebenarnya aku khawatir juga, kalo semua ini cuma sindrom sesaat yg bisa bikin aku lupa, kalo sebenarnya aku itu masih gembrot. Sampe target diet ini tercapai aku nggak mau muluk2 dulu deh ... 

Kalo dipikir2, berat badan turun ada sisi jeleknya juga. Dalam sebulan ini aku sudah dua kali beli celana panjang, kalo nggak salah pas akhir Juli dan akhir Agustus. Yg pertama ukuran 42, trus karena rasanya mulai longgar, aku beli lagi yg ukuran 40. Waktu beli udah jelas-jelas ngepas tuh celana, sekarang ?? Longgar dua-duanya. Kalo beli celana mulu bisa bangkrut ... satunya aja harganya sudah ratusan ribu. Masalah selanjutnya, sekarang harus ku kemanakan baju dan celana-celana lain yg sudah kedodoran ? Mau disumbangkan ? Tapi aku nggak yakin ada orang miskin yg ukuran celananya sampe 46, atau baju yg ukurannya XXXL emoticon.

 

Kayaknya porsi latihan harus ditambah nih ... sekarang jalan kaki dari kantor sampe rumah udah nggak terasa lagi capeknya. Kepinginnya sore bisa jogging di Senayan, tp mau gimana lagi kalo jadwal sudah padat gini. Mungkin ntar rute jalan kaki dari kantor ke rumah aku ganti aja dengan yg lebih jauh. Tp beneran, jalan kaki pas lagi puasa gini memang bikin tepar. Kemarin sampe nyaris ambruk di Cikini gara-gara kecapean ... padahal waktu itu sudah buka puasa ....

Terus soal makanan .... dua minggu ini polanya nggak jelas. Soalnya sudah beberapa kali buka bersama, ini yg susah, apalagi kalo makanannya enak2 kayak minggu kemarin. Siapa juga yg bisa menolak sate Maranggi panas-panas, es kelapa muda atau ikan gurame asam manis ?? Untungnya masih bisa nahan nafsu, jd berat badan nggak naik .....

BTW, seperti biasa, berat badan masih turun stabil, 5 kilo per dua minggu. Jadi kalo dihitung2 kasar, dalam dua bulan mendatang atau awal november nanti, berat badanku InsyaAllah sudah 75 kg. Amiin .... emoticon

Berat badan terakhir : 95 kg emoticon

Sunday, August 23, 2009

Diet #4 - Halfway

Dua minggu yang kacau .... mungkin itu tema tulisanku kali ini.

Dimulai sejak kedatangan rombongan orang Jepang itu sampai dengan beberapa saat yg lalu, sebelum berbuka puasa. Bisa dibilang pola dietku kacau balau dalam dua minggu ini. Nggak jarang aku melanggar aturan-aturan yang sudah aku buat sendiri dalam dua bulan terakhir, mulai dari makan malam, jajan sembarangan, sampe makan nasi dan makanan berkarbohidrat tinggi yg lain.

But, i just couldn't help it. Gimana bisa menolak ajakan makan malam dari orang yg sudah telanjur traktir kita ? atau menolak makanan yg sudah telanjur dihidangkan ? Dan karena sudah biasa 'taat' dengan aturan ketat yg kubuat, rasa bersalah seringkali muncul setiap kali aku melanggarnya. Mungkin ini salah satu sindrom orang lagi diet, tapi akibatnya, aku sempat melakukan hal-hal yg rada-rada lebay (atau mungkin emang udah lebay kali yaa ?) emoticon

Salah satunya adalah, setiap kali aku makan malam/makan nasi, maka aku nggak boleh makan selama 24 jam. Itu salah satu hal paling gila yang pernah kulakukan .... but anyway, i did it last week. Lemas, itu sudah pasti .... dan aku tau kalo itu sangat sangat nggak baik buat kesehatan, walaupun berat badan tetap turun. Semoga aku nggak pernah melakukan itu lagi.

Tapi alhamdulillah, setelah hari ke-62 (aku mulai stop makan malam dr tanggal 22 Juni, tp efektifnya mulai tanggal 29 juni), berat badanku sudah turun di bawah angka 100 kg. Terasa sedikit spesial karena barengan dengan 1 Ramadhan. Entah kapan terakhir kali berat badanku di bawah 1 kuintal, yg jelas seingatku 5 atau 6 tahun yang lalu, berat badanku sudah di atas 100 kg. Berarti dalam dua bulan, berat badanku turun 18 kg.


Efeknya memang belum terlalu keliatan secara fisik, walaupun sebagian teman sudah bilang aku kurusan. Memang sih, ada sedikit perubahan .... misalnya, urat-urat yang awalnya nggak keliatan sama sekali, sekarang sudah jelas terlihat dan menonjol di kedua tanganku, terutama di punggung tangan. Kayaknya sih, lemak-lemak ini konsentrasinya lebih banyak di perut. Udah turun 18 kilo aja, perut masih buncit gini ... hehehe ... tp yang paling terasa itu di pinggang. Celana yg baru aku beli satu bulan lalu sekarang udah mulai longgar lagi. Payahnya, ikat pinggang yg bulan kemarin masih jelas-jelas dikunci di lubang paling besar, sekarang malah nggak bisa dikunci karena sudah lewat lubang paling kecil alias kegedean. Masa sih harus beli celana dan ikat pinggang lagi ??? Bisa tekor gw sebelum lebaran kalo gitu ....

By the way, ada masalah baru yang harus kuhadapi di bulan Ramadhan ini : Jadwal makan. Biasanya aku makan pagi dan makan siang doang dalam sehari. Tapi karena harus puasa, aku harus ubah jadwalnya, yaitu mulai dari magrib sampe subuh. Terus, kalo biasanya aku kuat nggak makan seharian, sekarang jadi cepat banget lemasnya. Kayaknya sih gara-gara dehidrasi, habis mau gimana lagi ? Kalo puasa kan nggak boleh minum, padahal selama dua bulan diet, minum air yg banyak itu sudah jadi kebiasaanku. Satu lagi, soal makan juga bikin pusing. Biasanya menu sarapanku itu gado-gado tanpa nasi/lontong, nah sekarang mana ada yg jualan kayak gitu subuh-subuh. Dua malam yang lalu sampe puter-puter di sabang buat cari penjual gado-gado, tp ga dapat-dapat. Akhirnya beli gado-gado BMK di Sarinah .... mahal man .... 14 rebu satu porsi emoticon

Ternyata emang puasa itu jauh lebih berat dari sekedar diet dan ..... sejujurnya, aku sudah jenuh dengan semua ini. Siapa yang nggak jenuh kalo makan makanan yang itu-itu aja dalam dua bulan ?? Harus bisa nahan nafsu setiap kali ngeliat orang makan yang enak-enak, harus kuat diledekin orang yang tau aku lg diet dll .... andaikan nggak ada teman-teman yang terus mendukung diet ini, mungkin aku sudah menyerah dari dulu, dan alhamdulillah, bisa turun 18 kg dalam dua bulan sudah benar-benar kayak mukjizat .... 

That's why i want to thank to you guys, for all your support in these two months ..... emoticon

OK ... sekarang nggak terasa sudah separuh jalan kulewati, semoga aku tetap bisa semangat sampai target akhir terlewati ....

Ganbatte !! 

Berat badan terakhir : 99,5 kg emoticon

Thursday, August 13, 2009

Radar Analysis Tool Install Notes #1

Mendingan gw tulis supaya ntar kalo install ulang tools-tools nggak pusing lagi, apalagi kalo mau migrasi Linux kayak sekarang.

Daftar tools yang harus diinstalasi (sesuai urutan) :

  1. GrADS (The Grid Analysis and Display System) untuk visualisasi data radar.
  2. NetCDF (Network Common Data Form) untuk library dan format data radar.
  3. NetCDFPerl, modul extension akses data NetCDF untuk Perl.
  4. mmds, untuk konversi dan pengolahan data radar untuk format IRIS.
  5. radarmkCAPPI, untuk mengolah data PPI volume scan menjadi CAPPI.

Daftar komponen linux yang sudah harus terinstalasi pada sistem sebelum instalasi tools-tools di atas :

  1. C Compiler (gcc, g++), untuk kompilasi netcdf, netcdfperl dan mmds
  2. Fortran Compiler (gfortran, ifort etc) untuk kompilasi netcdf, netcdfperl dan mmds
  3. Perl, untuk scripting mmds, netcdf dll

Monday, August 10, 2009

Wajah Baru ...

Setelah dua setengah tahun, akhirnya blog butut ini berganti wajah jg ... emoticon.

Untuk sementara desainnya masih kayak gini dulu, ntar aku edit lagi pake Dreamweaver/Photoshop. Thanks to doughnutcrazy for his awesome skin .. and also www.blogskins.com for providing me with amazing skin designs ...

..... wajah baru, semangat baru .... emoticon

Saturday, August 8, 2009

Diet #3

Sekarang aku sudah mulai ngerti makanan-makanan apa aja yg harus dihindari selama diet ini ... dan ternyata frekuensi makan jg ngaruh sama cepat atau lambat turunnya berat badan ...

Satu yang menurutku paling harus dihindari adalah : minyak goreng emoticon.

Dalam dua minggu terakhir aku coba bandingkan berat badan sebelum dan sesudah mengkonsumsi makanan yg mengandung minyak goreng. Minggu pertama, aku masih makan gorengan (dalam jumlah sedikit) plus sayuran seperti biasa. Minggu kedua, aku stop sama sekali makanan yg ada minyak gorengnya. Hasilnya, minggu pertama, cuma turun 1.5 kilo, tp minggu kedua bisa sampe 3.5 kilo. Artinya, minyak goreng itu memang kandungan kalorinya tinggi banget emoticon.

Masalahnya, susah cari makanan yg nggak ada minyak gorengnya. Sayuran kayak kangkung, buncis atau tauge sekalipun dimasaknya pake minyak goreng. Yg paling aman menurut aku sih sayur asem atau bayam, soalnya minyaknya nggak terlalu banyak. Sempat juga sih nyobain salad yg nggak pake apa2, hasilnya uekkkkhh ... eneg luar biasa ... 

Jalan kaki dari kantor-rumah sih masih rutin, cuman tetap aja yg paling ngaruh dengan turunnya berat badan kayaknya masih diet.

Sekarang aku mau coba sesuatu yg rada-rada 'gila' dalam dua minggu ke depan .... hehehe .... semoga sebelum tanggal 1 Ramadhan nanti berat badan sudah bisa dua digit ... emoticon

Berat badan terakhir : 105 kg emoticon

Monday, July 27, 2009

Diet #2

Ga terasa sudah sebulan diet berjalan ... lumayan dah turun 10 kilo ... hehehe ...

Ada yg beda dengan dua minggu sebelumnya. Kalo dua minggu pertama berat badanku turunnya gila-gilaan, hampir 8 kilo. Dua minggu terakhir turunnya pelan-pelan, cuman turun 2 kilo. Sempat naik sekilo, tp habis itu turun lg. Sebenarnya rasanya aneh juga kalo nggak makan nasi lagi, kayaknya ada yg kurang kalo lagi makan.  Cuma, lama-lama jadi biasa jg dan untungnya selama sebulan ini ga ada masalah dengan kesehatan, jd aku bisa enjoy aja biarpun ga makan nasi. Sekarang tinggal mbak-mbak warteg yg suka terbengong-bengong kalo aku cuma suka borong sayur-sayurnya ... sekali beli sayur bisa 3-4 bungkus ... emoticon

Seminggu terakhir, diet gw tambahin dengan jalan kaki, sehari minimal 3 km. Sekarang gw suka jalan kaki dari kantor sampe rumah ... hahaha ... lumayan, paling nggak, gw jadi tau kalo jalan kaki rumah-kantor bisa makan waktu satu seperempat jam.

Menu harian kurang lebih sama dengan sebelumnya : sayur-sayuran, tempe, tahu, ikan, telur, buah, daging sapi (kadang2), teh tawar/hijau (kadang2), air putih. Bedanya, sekarang gw nggak makan lagi makanan yg pake kacang tanah dan santan, gw baru tau kalo kalorinya tinggi. So, terpaksa ga makan gado-gado dulu untuk sementara, kecuali lotek yg bumbu kacangnya sedikit. Sekarang udah mulai makan gorengan walau jumlahnya terbatas, soalnya tersiksa banget rasanya kalo tiga hari ga makan gorengan.

Semoga masih bisa turun lagi. Gpp lah pelan, yg penting pasti ...... emoticon

Berat badan terakhir : 110 kg ... emoticon

Tuesday, July 14, 2009

Cara Mempercepat Waktu Loading Facebook

Nemunya nggak sengaja, (lagi2) di starbucks pas koneksi wi-fi lg pada kumat.

Yah, paling nggak, gw ke starbucks kan gak cuma buat ngelirik2 kasir2 ceweknya, tp ada ilmu yg bisa didapat dr situ ... ehm ... *lebay mode* emoticon

Buat yg koneksi internetnya ngebut, trik ini mungkin nggak ada gunanya. Tp kalo anda lg nggak beruntung dapat koneksi yg lemot, mungkin bisa sedikit berguna. Sampe saat ini baru di coba di browser Firefox dan IE8.

Okeh. Kita mulai dengan mengakses alamat website sejuta umat facebook, di www.facebook.com. 

Coba aja perhatikan alamat web facebook yang tampil di address bar browser. Kalo kita habis log-in, seharusnya web browser akan diarahkan ke alamat berikut :

http://www.facebook.com/home.php

Sampe sini masih normal. Sekarang, coba klik salah satu link yg ada, misalnya profile kita atau nama teman kita, terus perhatikan alamat yg muncul di address bar. Contohnya, kalo klik profile gw, alamat yg tampil adalah :

http://www.facebook.com/home.php#/ardhi.adhary.arbain?ref=profile

Nah, biasanya kalo koneksi internet empot2an, proses loading halaman profile ini akan makan waktu lama. Entah apa yg dilakukan si server facebook di amrik sana, sampai jadi lama gitu. Biasanya yg muncul cuman tab bagian atas sama bagian bawah, tp isi halaman web kayak status, postingan, foto dll, nggak nongol2.

Sekarang coba perhatikan, kok masih ada "home.php#" di alamat profile yah ? Gimana kalo kita hilangkan aja "home.php#", so alamat webnya jd gini :

http://www.facebook.com/ardhi.adhary.arbain?ref=profile

Habis itu silahkan tekan enter, dan liat hasilnya. Ternyata, halaman yg ditampilkan sama dengan sebelumnya (waktu masih ada "home.php#"). Bedanya, waktu loadingnya lebih cepat dibandingkan waktu masih ada "home.php#".

 

Terus kok bisa jd cepat gitu ????

Ya mana gw tau, lha wong aselinya gw bukan programmer web. Setahu gw sih karakter "#" kalo di HTML biasanya dipake untuk link langsung ke suatu bagian halaman web yg udah dijangkarin, atau dalam bahasa sundanya, anchor. Facebook konon pake Ajax, dan gw blom pernah pake Ajax buat programming web, jd nggak ngerti (kecuali kalo yg ditanya Ajax Amsterdam, gw pasti ngerti).

Yang gw perhatikan sih, apapun yg ada di depan karakter "#" adalah halaman terakhir yg kita akses di facebook. Misalnya, kita sebelumnya mengakses halaman buat approve friend request, maka yg muncul di depan karakter "#" adalah "reqs.php", atau misalkan sebelumnya kita mengakses halaman home, maka yg muncul di depan "#" adalah "home.php".

Jadi ... kesimpulannya, bila anda meng-klik suatu link di facebook, trus di address bar ada karakter "#", trus loadingnya lama, stop aja dulu bentar loadingnya, trus hapus aja bagian alamat web yg ada karakter "#", di antara dua karakter slash "/" di address bar, dan enter.

Ini gw kasih contoh yg sedikit lebih rumit :

http://www.facebook.com/yoke.azhari?v=feed&story_fbid=102764416830&__a=1#/ardhi.adhary.arbain?ref=mf

Panjang kan ? Trus bagian mananya yg dihapus ? Yak ... tepat sekali. Kan udah ditandain, kebangetan banget kalo nggak tau ....

Ini berlaku juga untuk halaman-halaman lainnya. Misalnya :

http://www.facebook.com/yoke.azhari?v=feed&story_fbid=102764416830&__a=1#/yoke.azhari?v=feed&story_fbid=102764416830&__a=1

OK deh. Segini dulu isengnya. Berhubung iseng, makanya nggak ada bukti scientific-nya. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerusakan yg diakibatkan oleh tulisan ini .... hehehehe ... selamat mencoba emoticon

-----

nb.

Konon akses Facebook juga bisa dipercepat dengan menambahkan satu add-on pada Firefox, yaitu Boost 4 Facebook. Saya sendiri juga blom pernah coba. Kalo anda mau informasi lebih lanjut, silakan masukan kata kunci "Boost 4 Facebook" di Google Search emoticon.

Friday, July 10, 2009

Diet #1

Mulai diet : 29 Juni 2009 ... emoticon

Beli timbangan : 2 Juli 2009 ... supaya bisa ngeliat progressnya.

Menu sarapan : lotek/gado2 tanpa nasi/lontong/kentang + air putih 2 gelas/mizone sebotol

Menu makan siang : nasi satu setengah sendok makan + ikan rebus/goreng + sayur kangkung/labu/capcay/tauge + air putih 3 gelas/es blewah tanpa gula

Menu makan malam : --- sorry, no dinner !!! ---

Berat timbangan awal 2 Juli 2009 : 118.5 kg ... emoticon

Berat timbangan sementara sampe 10 Juli 2009 : 112.5 kg ... emoticon

Friday, July 3, 2009

Perubahan ??

Halo blog-ku, apa kabar emoticon?

Sudah lama nggak nulis-nulis di sini. Nggak terasa sudah hampir dua bulan sejak posting terakhir. Ini semua gara-gara si facebook yg bikin aku ketagihan *sambil julurin lidah ke facebook emoticon*. Walaupun lg nggak bergairah posting, paling nggak sebulan atau dua bulan ada sesuatu yg bisa dicoret-coret di sini.

Bulan juli sudah datang, tahun 2009 sudah lewat setengah ya ? Umur juga sudah nambah setengah tahun. Dua setengah tahun lg dah kepala 3, hahah ... dah tua. Setengah tahun terakhir berlalu, banyak pengalaman luar biasa yg terjadi. Ada yg menyenangkan, ada pula yg mengiris-ngiris hati. Mulai dari ke luar negeri, demam facebook, kerja rodi di kuliah sampe pengalaman luar biasa bulan juni kemarin.

Tapi, sayang sekali blog-ku, aku nggak bisa menuliskan semuanya di sini. Mungkin salahku juga dulu pernah punya ambisi jadi orang terkenal via blog, sampe ngasih alamat-mu ke orang-orang yg sebenarnya nggak aku inginkan untuk mengenalmu. Aku sebenarnya mau menuliskan semuanya, tapi kalo itu dilakukan, akibatnya bisa lebih parah lagi dari kejadian bulan oktober atau februari kemarin. Sebagai gantinya, aku menuliskan semuanya di blog lain yg sengaja tidak ku-publish. Mungkin memang itu yg paling baik, setidaknya di sana aku bisa jujur pada diri sendiri tanpa harus ada komentar dan campur tangan dari orang-orang yg sok mengatur hidupku.

Blog-ku, apa kamu tahu ?

Sejak awal tahun ini, rasanya ada yg berubah dalam hidupku. Nge-game, baca manga, sampe nonton anime sudah sering banget aku tinggalkan. Sampe-sampe 'perbuatan tidak terpuji' yg biasanya kulakukan hampir tiap hari juga berkurang drastis. Entah kenapa jadi kurang tertarik lg sama yg begituan. Mungkin karena udah tua kali ya ??? Sebagai gantinya, aku malah merasakan 'sesuatu' yg sudah sepuluh tahun nggak kurasakan lagi. Aw ... apa lagi ini ??? emoticon

Blog-ku, sudah dulu ya ? Rasanya jadi makin garing kalo aku tulis panjang lebar di sini. Tuh ... udah mau jumatan tuh. Udah malas aku nambah dosa lagi ..... tolong ingatkan aku untuk menulisi-mu lagi lain kali.

Penulismu,

-A3-

Tuesday, May 12, 2009

Test

Hmmm ... cuman mau coba. Apa posting blog bisa muncul di FB.

 

Sekarang coba dilihat di FB ya emoticon

Tuesday, April 14, 2009

Cara Mencari Lagu di Internet

Dah basi nih topik sebenarnya, tp karena td ada teman yg minta, ya udah ditulis aja di blog. Siapa tau masih ada yg belum tau emoticon.

Anyway, cari lagu bukan berarti cari mp3 loh ya, karena lagu bisa berupa file audio (mp3, ogg, wav dll) atau video (avi, mpg, flv dll). Apa saja hal-hal penting untuk berburu lagu di internet ?

  1. Judul lagu. Kalo judul lagu sudah tau, dijamin 90% udah pasti dapat lagunya di internet. Waktu internet blom populer seperti sekarang memang peluangnya cuman 50-50. Tapi sekarang, jangan ditanya deh. Tinggal masukin judul lagu di Google, juga pasti ntar dikasih linknya, baik yang berbayar maupun gratisan.
  2. Lirik lagu. Lirik lagu amat sangat berguna kalo anda pingin cari lagu, tp nggak tau judul lagu tersebut. Saya sering banget ngalamin kayak gini karena nggak terlalu ngikutin chart musik di radio-radio. Jadi kalo kebetulan dengar lagu bagus, dan nggak tau judulnya, nggak usah bingung. Dengerin aja baik-baik sebagian liriknya, terutama bagian reff/chorus. Terus, masukan syair-syair liriknya di Google dan search. Ntar biasanya anda dikasih link ke situs-situs lirik atau blog yang menulis lirik lagu tersebut, dan pasti dapat judul lagunya. Habis itu balik ke poin no.1 emoticon
  3. Search Engine. Semua juga udah pada tau kalo Google itu rajanya search engine, termasuk dalam urusan berburu lagu di internet. Tapi gimana kalo lagunya masih nggak ketemu ? Coba aja fasilitas search di situs-situs seperti www.4shared.com, www.filestube.com, www.megadownload.net dll. Intinya, cari aja di situs-situs file sharing/hosting yang sekarang banyak bertebaran di internet. Paling enak kalo situsnya punya fasilitas search engine lokal. Kalo ga ada, anda bisa coba trik ini : http://ardhi108.blogsome.com/2008/04/28/cara-mencari-file-di-megauploadrapidshare/. Apa enaknya cari lagu di situs-situs file sharing ? Jawabannya, dijamin 99% gratis, kecuali kalo uploadernya usil ngasih password ke filenya.
  4. Forum. Masih ada hubungannya dengan poin no.3. Admin situs-situs forum biasanya nggak selalu membiarkan Google melakukan indexing pada websitenya. Konsekuensinya, informasi link-link yang ada di forum juga nggak akan selalu muncul di google. So, cari aja forum-forum diskusi yang menyertakan sub-forum tentang musik atau forum-forum tentang musik, sesuai dengan lagu yang anda ingin cari lewat-lagi2-Google (contoh : kalo cari lagu Jepang, cari forum yang berhubungan dengan J-pop atau J-Rock misalnya). Kalo memang harus daftar buat ngeliat isi forum, ya daftar aja, toh biasanya gratis. Habis itu pake fasilitas search di forum tersebut. Enaknya cari lagu di forum biasanya adalah kita bisa dapat konten yang lebih dari sekedar mp3 dan nggak dipublish di luar forum. Misalnya : Video klip HD (High Definition) dari lagu yang kita cari, yang kualitasnya jelas jauh lebih bagus dari pada video streaming di Youtube.
  5. Google Hack. Maksudnya, memanfaatkan fasilitas search operator di google semaksimal mungkin untuk mencari lagu yang diinginkan. Untuk info lebih lanjut, baca di sini : http://www.google.com/help/operators.html . Kalo anda sudah menguasainya, jangankan lagu, nomor rekening bank atau kartu kredit orang juga bisa dijebol emoticon. Contohnya kalo anda mau cari lagunya Gita Gutawa, masukan keyword berikut di Google : -inurl:(htm|html|php) intitle:"index of" +"last modified" +"parent directory" +description +size +(wma|mp3) "gita gutawa". Nggak 100% berhasil memang, tapi layak dicoba.
  6. Torrent. Gunakan saat anda sudah puyeng karena lagu yang dicari nggak ketemu-ketemu. Ini juga nggak 100% berhasil, dan umumnya pemakaian torrent 'diharamkan' di jaringan kantor, sekolah atau kampus. Terutama yang pake proxy server.
  7. Luck. Sukses nggaknya anda cari lagu di internet nggak cuma dipengaruhi faktor-faktor teknis di atas, tapi juga keberuntungan. Nggak jarang, lagu yang dicari tetap nggak ketemu walaupun udah pake trik-trik di atas. Yang perlu diingat, ada nggaknya lagu tersebut diinternet, paling ditentukan oleh ada nggaknya uploader lagu tersebut. Walaupun anda suka banget dengan suatu lagu, tapi kalo orang-orang nggak terlalu sama lagu tersebut, otomatis yang upload lagu tersebut nggak banyak juga kan ? Makin sedikit yang upload, makin susah mendapatkan lagu tersebut.
OK. That's all that i know about searching music files on the internet. Have a nice try emoticon