Saturday, March 17, 2007

Bandung Eps 3 - What should i do ?

Menunda2 sesuatu yg penting itu nggak baik, dan hari ini gw kena batunya. Maunya pergi ke Bandung dgn tenang pake kereta sore, nggak taunya malah dapat kereta malam. Itupun nyaris kehabisan tiket. Gw lupa kalo besok libur nyampe 3 hari, makanya banyak org yg mudik. Jadilah Gambir kemarin malam ramai luar biasa. Tiket2 pada habis. Masih untung gw dapat tiket argo gede terakhir, kalo nggak harus naik bus lg ke bandung.

Setelah memohon2, akhirnya gw bisa ambil sertifikat TOEFL hari sabtu. Buat bapak2 yg udah bela2in piket sabtu di UPT Bahasa ITB, hatur nuhun ...

Omong2 soal nilai TOEFL, nggak terlalu jelek. 553 udah di atas standar buat S2 di ITB atau beberapa Univ di Jepang. Benar jg perkiraan gw, nilai yg anjlok ada di listening. Gara2nya, gw sempat ngelamun pas ujian listening comprehension emoticon. Padahal yg paling penting pas listening tu konsentrasi. Pikiran melayang sedikit aja, lewat dah ....

And now, what should i do then ?? Should i continue to pursue my dream ? Or i just stop here ? Stop here and live my daily life again ?

If i continue, there will be some consequences.

First, i might (or have to) lose my current job as a full-time programmer. Actually, i've been "lectured" by my bosses, a few days ago, for not beeing professional at work for this 2 weeks. They said that my performance has dropped significantly, compared to the 1st year. Well, i can't say anything that time. It's true. But i couldn't help it. To take a TOEFL test in ITB, you have to register it personally. It means that you have to go to bandung on work days, from monday through friday. So it will take at least 2 days. Then i have to study before the test, take a trip to bandung etc, it will spend more time. That's why, i can't work normally in this 2 weeks. I've so exhausted.

Second, i should change my life and find another job. Go back to BPPT ? it might be possible. At least i'll have a scientific job. But, what about the salary ? There's no guarantee that i'll be payed as much as i've got now. Below 1 million rupiahs ? I can't live in Jakarta with such low sallary.

What should i do then ? It just give me a headache to think about it now.

Thursday, March 8, 2007

Tahun penuh Bencana

Entah dosa apa yang sudah dilakukan oleh bangsa ini, yg jelas kecelakaan pesawat Garuda Indonesia di Yogya kemarin seakan memberi gambaran, kalo Tuhan sedang menghukum bangsa kita. Belum dua hari berlalu sejak Gempa di Sumatera Barat yg merenggut puluhan nyawa di Solok, tiba2 berita duka datang lagi dari Yogya. Ironisnya, belum ada sebulan sejak kecelakaan terbakarnya kapal feri Levina 1, sekarang yg terbakar malah pesawat udara.

Memang, umur itu Tuhan yg menentukan. Tiap hari ada yg lahir dan mati. Tapi baru tahun ini, angka kematian masal akibat kecelakaan meningkat tajam, dan kecelakaan ini tidak cuma terjadi di darat, laut dan udara juga kena imbasnya. Tragedi di awal tahun 2007 "dibuka" dengan hilangnya pesawat Adam Air yg hanya meninggalkan serpihan2 di selat Makassar, seluruh penumpang dipastikan tewas. Di waktu yang hampir bersamaan, kapal feri Senopati Nusantara karam karena penyebab yg sama, cuaca buruk. Belum selesai masalah karena dua kecelakaan di atas, transportasi darat ikut didera tragedi yg sama. Kereta tabrakan, anjlok dan terbalik di mana2.

Bulan februari yg terjadi juga sama. Malahan lebih parah dari bulan sebelumnya. Mulai dari banjir bandang, angin puting beliung, tanah longsor, seakan sudah jadi berita harian yg dilihat di TV, koran atau Internet. Dan lagi2 kecelakaan terjadi lagi, kali ini kapal feri Levina 1 menjadi aktornya. Setelah terbakar dan menewaskan ratusan orang, kapal ini kembali menelan korban pada saat ditarik kembali ke pelabuhan. Ironisnya, yg menjadi korban adalah petugas yg berwenang dan pers yg bermaksud meliput kapal ini dari dekat. Di udara, pesawat2 mendarat darurat di bandara terdekat karena masalah teknis.

Bulan maret ini pun dimulai dengan bencana gempa bumi di Solok dan kecelakaan Garuda di Yogyakarta. Padahal Garuda adalah maskapai nasional Indonesia dengan standar keamanan yg sudah diakui secara Internasional. Lalu kenapa masih terjadi kecelakaan maut seperti ini ?  Kapan ini semua berakhir ?

Sekedar iseng, coba perhatikan catatan kecelakaan transportasi/bencana tahun 2007 di bawah :

  • 01/01 ( 01 Januari ) : Adam air/KM Senopati Nusantara
  • 02/02 ( 02 Februari ) : Banjir Jakarta
  • 22/02 ( 22 Februari ) : Levina I
  • 03/03 ( 03 Maret ) : Longsor NTT

Coba perhatikan tanggal dan bulan kejadian. Aneh kan ? Satu lagi, kecelakaan Garuda kemarin terjadi tanggal 7 Maret 2007, kalo diubah ke format tanggal pendek menjadi 07-03-07 = 737, jenis pesawat garuda yg celaka adalah Boeing 737 !

Entah ini pertanda atau bukan, yang jelas, mari kita sama2 introspeksi diri, tobat sebenar2nya tobat kepada Tuhan dan minta ampun atas segala dosa yg kita dan bangsa ini lakukan selama ini. 

Monday, March 5, 2007

Di atas kereta malam ...

Argogede, 4 Maret 2007,

Akhirnya selesai jg "kunjungan" 3 hari gw di Bandung. Walaupun nggak semua target tercapai, tapi gw puas dan bersyukur bisa datang ke Bandung akhir pekan ini.

Tol Cipularang dilihat dari kereta api 

Sebenarnya target utama ke Bandung minggu ini adalah, yang pertama, minta transkrip nilai ke jurusan. Entah kenapa transkrip nilai gw udah pada habis, jadi ini buat jaga2 kalo suatu saat nanti ada urusan yang membutuhkan transkrip nilai, kayak cari kerja lagi atau cari beasiswa. Yang kedua, daftar test TOEFL. Gw udah niat sejak awal bulan untuk ikut test TOEFL di ITB. Kalo gw tunda2 terus, ntar malah nggak akan jadi. Memang dr info beberapa teman, test TOEFL di ITB nggak diakui oleh beberapa instansi. Tapi itu nggak masalah. Gw ngambil test TOEFL ITB untuk mengukur kemampuan gw dulu. Nanti kalo ada test TOEFL Internasional gw bisa ikut lagi.

Gw berangkat jumat pagi, jam 1/2 6 pagi, berangkat dr gambir dan sampe di Bandung jam 9 lewat dikit. Dr stasiun langsung ke kampus, gw ke TU jurusan. Suasana nggak berubah sama sekali, masih ada Pak Maman, Pam Muchtar, Pak Jo, sampe Bu Euis. Yg bikin sedikit terharu, gw masih dikenal orang2 TU, padahal hampir 2 tahun sejak wisuda tahun 2005 kemarin. Langsung aja gw jelasin tujuan gw, Alhamdulillah, ternyata ngurus transkrip nggak serumit yg gw bayangkan. Rencananya gw ambil transkripnya jumat depan.

Tadinya gw mau bicara dengan Pak Prof. Bayong, tp karena beliau lagi asik ngobrol dgn seseorang, gw urungkan niat tadi.

Habis dr TU, gw langsung ke UPT Bahasa, buat daftar TOEFL. Ternyata daftar TOEFL jg butuh foto (thanx to Ivan IF for warning me). Gw pilih test TOEFL untuk jumat depan. Selesai.

setelah urusan utama selesai, gw bisa santai sedikit. Gw ke lab dan ketemu banyak teman, baik itu yg masih di jurusan ataupun yg udah S2 di jurusan lain. Senang jg rasanya ketemu dan ngobrol lg dengan teman-teman lama. Nggak aneh banyak teman lama, soalnya besoknya sabtu, ada wisudaan maret. Nggak cuman dengan teman seangkatan, gw jg sempat ketemu dengan adik2 angkatan yg (lg2) Alhamdulillah, masih ingat dgn gw. It was so fan chattering with them again.

Pawai Wisudawan Maret 07 di Gerbang Ganesha 

Yang lebih seru lagi, gw sempat ketemu dengan dosen pembimbing gw dulu, Pak Plato. Ahahaha ... kalo ngobrol sama dia pasti seru dan heboh. Ternyata selama gw pergi dr lab, banyak kejadian yg jg terjadi dgn kehidupan pribadinya. Walaupun orangnya rada nyeleneh dan aneh, gw terus terang masih kagum dengan dosen yg satu ini. Dibalik sifat pemberontaknya, banyak pelajaran yg bisa gw ambil. Tentunya nggak semua gw ikutin, yg positif2 aja.

Misalnya dia bilang, sebenarnya bentuk pribadi seseorang sebenarnya ditentukan oleh orang itu sendiri. Nggak ada jaminan seseorang yg kuliah di PT negeri ternama lebih baik kalo dibandingkan orang lain yang kuliah di PT Swasta. Memang benar, dan gw akui itu terjadi dengan diri gw sekarang.
Oleh karena itu, gw pingin sekali lagi mengubah diri gw yg selama ini pemalas, pengecut dan nggak disiplin. Walaupun susah, gw akan coba, itu jauh lebih baik drpd nggak berbuat sesuatu sama sekali.

Dalam Kabin Argogede 

Ahhh .... udah hampir jam 7 malam. Kereta Argogede ini masih melaju di tengah kegelapan malam, antara Bandung-Purwakarta. Batere laptop udah tinggal dikit lagi, Sampai jumpa lg di Jkt. :)

Thursday, March 1, 2007

Maling HardDisk ~ Part 2

Hari ini, kasus hilang harddisk sudah makan korban. Teman gw, si I (Desainer) barusan pada salam-salaman dengan rekan2nya, gw sempat bingung jg. "Ada apaan nih ?". Usut punya usut itu salaman perpisahan. Walaupun nggak ada penjelasan secara langsung, gw tau kalo itu ada hubungannya dengan kasus hilang harddisk kemarin. Emang si I yg jadi tersangka utama kemarin, sebab, pertama, dia baru dua bulan kerja di kantor. Tapi masak sih orang yg dua bulan kerja sudah nyolong ? Kedua, karena ruangan kerja si I adalah ruangan tempat harddisk itu hilang. Tapi bukannya kalo dia nyolong di tempat kerjanya sendiri, itu bunuh diri namanya ? dan gw yakin dia jg tau itu. Yah, tapi mau gimana lg, semua sudah terjadi, misteri harddisk yg hilang masih belum terungkap sampe sekarang.

Walaupun bukan gw yg kena masalah, tp tetap aja hati ini miris. Soalnya gw udah pernah kena persoalan yg hampir sama. Persoalan yg sampe sekarang bikin gw dendam dan nggak akan bisa lupakan seumur hidup. Kejadiaannya hampir sama, ada barang hilang, dan gw yg dituduh melakukan itu. Waktu itu gw masih sekolah dan baru pertama kali merantau. Dalam kondisi seperti itu yg nuduh gw bukan orang lain, tp malah orang2 terdekat gw, sampe ibu gw jg sempat nuduh gw karena memang gw yg paling mungkin melakukan itu walupun nggak ada bukti nyata. Sampe sekarang, pelakunya blom ketahuan. Sama kayak kasus di kantor gw.

Kembali ke teman gw I td, kalo memang dia yg ngutil, mungkin keluar adalah jalan terbaik. Tapi, kalo dia nggak ngambil harddisk itu ? Berarti kami yg menzalimi dan menfitnah dia, karena bagaimanapun nggak ada bukti yg jelas2 menyatakan kalo dia malingnya. Yg ada mungkin seperti kejadian gw dulu. Dendam. Dendam yg mungkin akan terus diingat seumur hidup. Gw tau betul gimana rasanya dituduh melakukan sesuatu yg nggak pernah kita lakukan. Tau gimana rasanya dipandang oleh orang2 yg nuduh gw dulu. Sakit. Sakit luar biasa. Dan gw tau itu waktu ngeliat tampangnya waktu terakhir kali di kantor. Makanya gw benar2 menyayangkan kalo si I pergi pada saat kayak gini, karena dengan begini, masalah nggak akan pernah selesai.

Tapi keputusan sudah diambil, gw cuman berharap nggak ada kejadian yg sama di kemudia hari. Dan sekali lagi, kalo memang harddisk itu dicuri - bukan salah paham kalo sebenarnya harddisik itu nggak dicuri - gw harap malingnya tobat sebenar2nya tobat, karena ulahnya sudah membuat salah satu teman gw kehilangan pekerjaannya.