Bubarkan saja IPDN !!!

 

IPDN lagi ... IPDN lagi. Entah apa yang ada di benak para praja IPDN ini. Bukannya mengurangi atau menghilangkan aksi kekerasan yang sudah mendarah daging di institusinya, eh malah menambah daftar panjang korban yg tewas karena penganiayaan para prajanya. Korban yang apes kali ini bukan praja IPDN sendiri, melainkan warga lokal di Jatinangor. Masalahnya juga sepele, cuman gara-gara api rokok korban yang tidak sengaja mengenai salah seorang praja, akhirnya si korban dikeroyok sampe akhirnya meninggal dunia setelah sebelumnya sempat diselamatkan satpam di lokasi kejadian.

Belum lepas dr ingatan, kematian Cliff Muntu, praja IPDN yang dianiaya rekan-rekannya sendiri. Sekarang malah warga non-IPDN yang jadi korban. Ini sudah jadi bukti yg nyata kalo IPDN sudah benar-benar 'sakit' luar dalam. Mulai dari Rektor sampe Praja kayaknya sudah menjadikan kekerasan sebagai 'menu' harian mereka. Seperti yg sudah-sudah, mereka seolah dengan santainya melakukan aksi tutup mulut atas kejadian yang melibatkan praja-prajanya. "Penganiyaan itu kan masih dugaan ... " itu kata yg keluar dari mulut orang-orang 'kuat' IPDN, tanpa sadar kalo masyarakat luas sudah muak dengan kelakuan arogan dan brutal mereka.

Saya dulu termasuk salah satu orang yang kurang setuju kalo IPDN dibubarkan, karena menurut saya itu nggak akan menyelesaikan masalah. Tapi kejadian kemarin akhirnya mengubah pendapat saya terhadap IPDN. Enough is enough.

Institusi ini harus dibubarkan !!! 

Mungkin ini nggak akan menyelesaikan masalah secara langsung, tapi setidaknya pembubaran IPDN akan menghentikan kebrutalan yang seolah sudah jadi trademark IPDN, termasuk sikap arogan para pimpinan institusi yg berada di bawah Departemen Dalam Negeri ini. Kalaupun dipertahankan, saya pikir masyarakat sudah tidak lagi menganggap IPDN sebagai tempat yang 'aman' untuk menjamin masa depan putra-putrinya, ditambah lagi sebagian kepala daerah di beberapa propinsi sudah menyatakan tak akan mengirim kontingen dari daerahnya untuk menimba ilmu di IPDN. Ibaratnya, IPDN sudah di-blacklist oleh masyarakat luas. Kalo sudah nggak ada kepercayaan dr masyarakat luas, buat apa dipertahankan lagi kan ??

Semoga pemerintah bisa mengambil langkah yang benar dalam menyikapi kejadian ini. Jangan terlena dengan nama besar IPDN di masa lalu. Pandanglah dengan hati nurani. Bagaimana bila putra-putri anda mengalami nasib yg sama seperti korban-korban IPDN sebelumnya, yg kasusnya seolah ditutup2i ? Apakah anda tetap akan diam saja ? Gimana mau jadi lurah, camat atau gubernur kalo sejak awal sudah dididik seperti pembunuh ? Mau jadi apa bangsa ini kalo pemimpinnya brutal seperti itu ?