Tuesday, April 12, 2016

Tips Menghadapi Seleksi Beasiswa Research Student Monbukagakusho G-to-G

Konnichiwa !! Halo !!

Tulisan ini khusus diperuntukkan bagi para pembaca yang ingin melanjutkan pendidikan di Jepang dengan beasiswa MEXT atau Monbukagakusho (selanjutnya saya akan menyebutnya "monbusho" saja) via jalur kedutaan besar Jepang atau G-to-G. Kebetulan saat tulisan ini dibuat, pendaftaran beasiswa monbusho untuk keberangkatan tahun 2017 sudah dibuka. Sebagai salah satu alumni penerima beasiswa ini, saya senang bisa berbagi pengalaman dengan orang-orang yang mau berjuang meraih mimpinya untuk melanjutkan studi di Jepang. 

Kali ini, saya hanya akan fokus pada tips untuk mengikuti seleksi beasiswa saja. Jadi bila anda ingin mengetahui informasi lain yang lebih detil, misalnya apa itu beasiswa monbusho, apa yang dimaksud jalur G-to-G, apa fasilitas yang didapat dari beasiswa ini, termasuk persyaratan yang dibutuhkan untuk mendaftar,  silakan buka website informasi beasiswa research student MEXT kedutaan besar Jepang di Indonesia : 


OK. Sebelum membahas seleksi monbusho lebih detil, ada baiknya pembaca memahami hal-hal penting berikut :
  • Seleksi beasiswa dan seleksi penerimaan di universitas adalah dua hal yang berbeda. Jadi, bila anda ingin memperoleh beasiswa monbusho, maka anda juga diharuskan lolos seleksi penerimaan universitas yang dituju. Apabila nantinya tidak lolos seleksi universitas, maka ada kemungkinan beasiswa anda akan dibatalkan.
  • Kedutaan besar Jepang hanya bertanggung jawab untuk seleksi beasiswa monbusho saja. Untuk seleksi penerimaan universitas, anda diharuskan menghubungi langsung universitas (dan supervisor/professor) yang dituju. Bila seleksi universitas mengharuskan anda datang ke Jepang (misalnya untuk wawancara), maka biayanya harus anda tanggung sendiri.
  • Tulisan ini khusus membahas tips seleksi beasiswa monbusho, bukan untuk berbagi contoh form aplikasi atau proposal riset. Bila anda ingin contoh proposal riset, silakan search di internet karena referensinya banyak sekali.
  • Tips-tips pada tulisan ini dibuat berdasarkan proses seleksi beasiswa monbusho yang saya ikuti pada tahun 2015 (keberangkatan tahun 2016). Ada kemungkinan proses seleksinya akan berubah sewaktu-waktu (misal kuota, waktu seleksi, proses ujian dll). Jadi harap maklum kalau misalnya anda membaca tulisan ini pada tahun-tahun mendatang dan menemukan bahwa seleksi beasiswa monbusho berbeda dengan yang saya tuliskan di sini.
Sekarang mari kita bahas tentang seleksi monbusho G-to-G khusus research student (S2/S3). Pada dasarnya, seleksi beasiswa monbusho memiliki 2 tahapan besar yang harus dilalui oleh tiap peserta. Kedua tahapan ini adalah:

A. Primary Screening
Primary screening merupakan seleksi awal yang dilakukan oleh pihak kedutaan besar Jepang di Indonesia. Sesuai namanya, primary screening ini adalah seleksi utama (akan banyak dibahas di sini) yang terbagi dalam beberapa tahap, yaitu :
  • Seleksi berkas/dokumen
  • Ujian tertulis bahasa Inggris dan Jepang
  • Interview/wawancara
Pelamar yang lolos primary screening akan memperoleh sertifikat lolos primary screening dengan cap kedubes yang bisa dipakai untuk mendaftar dan memperoleh LoA (Letter of Acceptance) dari universitas yang diinginkan. Selain itu, pelamar yang lolos juga akan direkomendasikan oleh kedutaan besar Jepang ke pihak MEXT sebagai pihak pemberi beasiswa untuk mengikuti secondary screening.

B. Secondary Screening
Secondary screening adalah seleksi yang dilakukan oleh MEXT, berdasarkan rekomendasi kedutaan besar Jepang. Pada dasarnya, seleksi ini sifatnya lebih ke seleksi dokumen, di mana MEXT akan memastikan bahwa pelamar yang lolos primary screening telah memenuhi seluruh persyaratan beasiswa, misalnya: sudah memiliki LoA dan sehat wal afiat (berdasarkan surat keterangan sehat/health certificate).

Pada tahap ini, pelamar hanya bisa menunggu, menunggu dan menunggu sampai hasil akhir diumumkan oleh MEXT. Kalau anda lolos dari tahap ini, hampir bisa dipastikan anda menjadi penerima beasiswa monbusho.

---

Baik, selanjutnya kita bahas tentang Primary Screening di kedutaan Jepang.

A. PRIMARY SCREENING
1. Seleksi Berkas/Dokumen
Seleksi berkas monbusho pada dasarnya sama dengan seleksi berkas pada umumnya. Pelamar diharuskan mengirimkan berbagai macam berkas ke kedutaan seperti legalisir ijazah, transkrip dll. Pihak kedutaan nantinya akan melakukan seleksi untuk menentukan pelamar yang berhak mengikuti ujian tertulis.

Periode pendaftaran/pengiriman berkas umumnya dimulai pada minggu kedua April, dan ditutup pada minggu terakhir April atau minggu pertama Mei. Hasil seleksi berkas biasanya akan diumumkan sekitar awal Juni.

Berikut beberapa tips untuk seleksi berkas, berdasarkan pengalaman saya:
  • Periode pendaftaran sangat singkat, biasanya hanya 2-3 minggu. Sedangkan untuk memperoleh dokumen seperti legalisir ijazah/transkrip dan sertifikat TOEFL/IELTS/JLPT umumnya butuh waktu 2-8 minggu. Jadi, sebisa mungkin, persiapkan seluruh dokumen yang dibutuhkan jauh-jauh hari sebelum pendaftaran.
  • Nggak usah minder kalo IP (Indeks Prestasi) anda pas-pasan. Selama masih di atas batas minimal (3.0 dari skala 4), anda masih berpeluang lolos seleksi berkas, apalagi kalo TOEFL dan research proposal anda bagus. Sekedar info: IP saya juga sangat pas-pasan waktu mendaftar beasiswa ini.
  • Bila sertifikat TOEFL anda kadaluarsa, masih ada kemungkinan sertifikat tersebut bisa digunakan untuk mendaftar. Memang tidak ada jaminan anda bisa lolos seleksi berkas, tapi tahun lalu saya mengalaminya (sertifikat TOEFL kadaluarsa 1 tahun). Saya bertanya ke pihak kedutaan apakah sertifikat tersebut masih bisa dipakai untuk mendaftar, ternyata bisa, dan saya masih bisa lolos seleksi berkas. Jadi, bila sertifikat TOEFL anda sudah kadaluarsa, nggak usah stress dulu, segera hubungi pihak kedutaan, dan tanyakan apakah sertifikat tersebut masih bisa digunakan untuk mendaftar.
  • Form aplikasi bisa diisi dengan diketik (komputer) atau ditulis tangan. Cara pengisian ini tidak akan mempengaruhi hasil seleksi berkas. Tahun lalu saya mengisi aplikasi dengan diketik. Bila anda mengisi dengan menulis tangan, pastikan tulisannya rapih dan bisa terbaca dengan baik.
  • Aturlah dokumen sesuai yang diinstruksikan oleh pihak kedutaan. Itu artinya, bila anda diminta untuk menempel foto pada form aplikasi, ya benar-benar ditempel fotonya, bukan dicopy paste terus diprint dalam satu kertas. Terus perhatikan urutannya, jangan terbalik-balik. Hal penting lainnya, ukuran kertas. Kalau yang diminta ukuran A4, buatlah semua dokumen dalam ukuran A4. Contoh: Transkrip akademik anda ukurannya A3, maka anda harus melipat transkrip tersebut sehingga ukurannya jadi A4. Ini nggak bercanda lho ya, saya mengalaminya tahun lalu. 
  • Isilah informasi diri anda dengan benar pada form aplikasi, jangan ngarang. Terutama pada bagian: bahasa yang dikuasai, pengalaman kerja dan publikasi ilmiah. Kalo anda ngarang (terutama kemampuan bahasa), nantinya akan ketahuan ketika ujian tertulis dan wawancara. Jadi kalo nggak bisa bahasa Jepang, tulis saja tidak bisa bahasa Jepang.
  • Pada tahap ini, mulailah mencari informasi universitas (dan jurusan) yang ingin diminati, sesuai dengan bidang keahlian anda. Informasi universitas bisa dilihat pada website kedubes Jepang atau langsung ke website universitas yang dinginkan. Periksa daftar professor yang potensial untuk menjadi supervisor anda kelak di universitas tersebut. Mempelajari research interest dari professor juga sangat membantu kita dalam merancang research proposal.
  • Research Proposal (form Field of Study) adalah bagian yang paling penting dan paling menentukan dalam seleksi berkas. Karena dokumen ini harus dibuat dalam bahasa Inggris (atau Jepang), maka persiapkanlah research proposal dengan baik, jangan SKS (deadline besok, bikinnya malam ini).
  • Jelaskan target waktu riset secara detil dan spesifik pada research proposal anda, misal tahun pertama untuk kursus bahasa dan pengumpulan data, nanti tekniknya gimana, tahun kedua mulai pengolahan data dan analisis pakai metode apa, dan seterusnya.
  • Tulislah research proposal dengan gaya anda sendiri, nggak usah takut salah grammar dan sebaiknya, nggak perlu meniru gaya penulisan dari contoh-contoh yang banyak bertebaran di internet. Pemeriksa umumnya akan tahu, mana research proposal yang benar-benar dibuat sendiri dan yang mana yang cuma sekedar meniru contoh di internet. Buat sedetil mungkin, tapi lugas dan tidak bertele-tele. Hindari kata-kata bias (contoh: "riset ini dilakukan untuk mengembangkan teknologi prediksi cuaca di Indonesia" <---- nggak jelas, teknologi prediksi yg bagaimana ????), sebisa mungkin pakai ungkapan yang spesifik, kalo perlu pakai deskripsi yang mudah dimengerti (contoh: "bila sistem prediksi cuaca diibaratkan sebagai mobil, maka model prediksi adalah mesin, sedangkan skema parameterisasi berperan sebagai onderdilnya").
Komentar tambahan :
Bagi saya, seleksi berkas adalah tahapan yang paling sulit dari seleksi beasiswa monbusho. Dari tiga kali seleksi, saya gagal dua kali di tahap ini. Kemungkinan besar penyebabnya ada pada research proposal yang kurang dipersiapkan dengan baik. Selain itu, dari ratusan (atau mungkin ribuan) pelamar, hanya kurang lebih 100 orang yang akan lolos tahapan ini. Jadi, secara matematis, peluang lolos seleksi berkas akan lebih kecil dibandingkan dua seleksi lainnya (tes tertulis dan wawancara).


2. Ujian Tertulis Bahasa Inggris dan Jepang
Seleksi tertulis adalah tahapan berikutnya setelah anda lolos seleksi berkas monbusho. Pada tahapan ini, anda akan mengikuti dua ujian secara berurutan di hari yang sama, yaitu bahasa Inggris dan Jepang. Waktunya masing-masing kalau tidak salah, 1 jam untuk bahasa Inggris dan 2 jam untuk bahasa Jepang, dan dilakukan serentak di lima lokasi: Jakarta, Medan, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Seingat saya, lokasi ujian bisa dipilih oleh peserta dengan memberi konfirmasi ke pihak kedubes Jepang, tentunya setelah dinyatakan lolos seleksi berkas. Karena saya berdomisili di Jakarta, maka lokasi ujian saya waktu itu adalah di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, Depok.

Ujian tertulis biasanya dilakukan pada minggu kedua Juni dan hasilnya sudah diumumkan paling lama seminggu kemudian.

Berikut beberapa tips untuk ujian tertulis :
  • Unduh dan kerjakan soal monbusho tahun-tahun sebelumnya yang ada di website kedubes Jepang atau sumber lain di internet sebagai latihan. Beberapa soal memiliki format dan bobot yang berbeda. Jadi, kenali polanya, ulangi dan periksa lagi skor anda. Bila nilai maksimalnya 100, usahakan mendapatkan skor lebih besar dari 75 atau 80.
  • Tidak perlu galau kalau anda nggak bisa bahasa Jepang. Yang diperhitungkan dalam ujian tertulis adalah nilai tertinggi. Jadi kalau nilai ujian bahasa Inggris anda tinggi, maka nilai bahasa Inggris lah yang akan diperhitungkan, demikian pula sebaliknya. Jadi lebih baik fokus ke salah satu ujian daripada setengah-setengah. Tentu saja, kalau anda menguasai bahasa Inggris dan Jepang sekaligus, itu akan jadi nilai tambah untuk bisa lolos ujian ini. Saya sendiri memilih fokus ke ujian bahasa Inggris, dan (nyaris) tidak mengerjakan satu pun soal bahasa Jepang. Hasilnya ? Saya lolos ujian tertulis.
  • Untuk ujian tertulis bahasa Inggris, bentuknya hampir sama dengan test TOEFL tertulis (PBT). Jadi silakan latihan TOEFL sering-sering sebelum ujian.
  • Pastikan anda mengetahui lokasi dan waktu ujian tertulis, dan jangan sampai telat. Kalau bisa, 1 jam sebelum ujian anda sudah nongkrong di lokasi. Jangan lupa juga membawa kartu identitas seperti KTP atau SIM.
  • Ujian tertulis dilakukan langsung, tanpa istirahat. Setelah ujian bahasa Inggris selesai, langsung disambung bahasa Jepang. Jadi pastikan anda sudah sarapan sebelumnya. Jangan sampai kelaparan terus ga konsen ngerjain ujiannya.
  • Untuk peserta yang ujian di UI (Depok), sebaiknya bawa jaket karena AC di ruang ujiannya nggak bisa diatur (AC sentral), dan dinginnya nggak tanggung-tanggung.
  • Pastikan anda mematikan seluruh alat komunikasi dan benda apapun yang mengeluarkan bunyi sebelum ujian dimulai (termasuk jam). Bila terdengar bunyi sedikit saja dari benda-benda tersebut ketika ujian berlangsung, maka ujian akan langsung dihentikan dan lembar jawaban (semua peserta) dikumpulkan. Selesai nggak selesai dikumpul. Aturan yang mengerikan, tapi ini beneran.
  • Jangan pernah memposting soal-soal yang diujikan hari itu ke internet atau medsos, seperti FB, Twitter dan sebangsanya. Ujian tertulis tidak hanya dilakukan serentak di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Jadi walaupun di Indonesia ujian sudah selesai, bisa jadi ujian di negara lain belum dilakukan. Kalau sampai anda ketahuan memposting soal ujian ke internet, anda akan langsung dinyatakan gugur.
  • Pada tahap ini, mulailah menghubungi professor di universitas tujuan, misal via email. Perkenalkan diri baik-baik dan jelaskan pula maksud kita menghubungi beliau. Jangan lupa informasikan bahwa kita sedang mengikuti seleksi beasiswa monbusho, dan yang paling penting, tanyakan apakah beliau bersedia menerima kita sebagai calon mahasiswanya. Professor umumnya akan sangat senang menerima mahasiswa, apalagi yang mendapat beasiswa seperti monbusho. Bila diminta, kirimkan proposal riset anda ke professor.
Komentar tambahan :
Dari pengalaman saya, ujian tertulis ini adalah yang paling mudah di antara seleksi monbusho lainnya, karena referensinya banyak di internet, mulai dari contoh soal sampai blog dari para alumni monbusho sebelumnya. Dari sekitar 100 peserta ujian tertulis, yang lolos kurang lebih ada 50 orang. Jadi dibandingkan seleksi berkas, peluang lolos ujian tertulis jauh lebih besar. 

3. Interview/Wawancara
Wawancara adalah ujian terakhir dari primary screening yang dilakukan kedutaan. Wawancara untuk peserta yang lolos tes tertulis tidak dilakukan serentak, tapi dibagi menjadi beberapa hari, biasanya 1-2 minggu. Dalam satu hari ada 3 jadwal wawancara: pagi, siang dan sore, dan dalam satu jadwal, biasanya akan ada 3-4 peserta yang mengikuti wawancara.

Periode wawancara biasanya awal Juli, dan hasilnya diumumkan 2 minggu kemudian.

Pada kasus saya, jadwal wawancara saya pagi (sekitar jam 9) beserta 3 peserta lainnya. Kami 'digiring' masuk ke dalam suatu ruang tunggu, lalu dipanggil satu demi satu untuk wawancara. Waktu wawancara untuk tiap orang bisa bervariasi, umumnya 15-30 menit untuk tiap orang. Pewawancara terdiri dari 4-5 orang, biasanya 2 orang Indonesia dan 2 (atau 3) orang Jepang. Beliau-beliau ini umumnya adalah dosen/professor universitas, alumni penerima beasiswa monbusho dan staf bagian pendidikan kedubes Jepang.

Berikut beberapa tips untuk mengikuti wawancara monbusho :
  • Pahami kembali topik/tema penelitian yang anda tuliskan pada research proposal ketika mendaftar. Tujuan utama wawancara sebenarnya bukan untuk melihat seberapa jago kemampuan bahasa Inggris atau bahasa Jepang anda, tetapi seberapa siap anda untuk menempuh studi di Jepang. Dua orang peserta yang wawancara bersama saya sudah mahir berbahasa Jepang, dan mereka gugur di tahap ini.
  • Cara paling mujarab untuk mengatasi grogi (selain berdoa) adalah dengan berlatih. Jadi sering-seringlah berlatih wawancara sebelumnya, bisa sendiri atau dengan teman. Kalo saya dulu sampai merekam latihan saya dengan webcam.
  • Hal pertama yang akan diminta pewawancara adalah memperkenalkan diri anda. Ini hal yang biasa dilakukan dalam wawancara, dan biasanya kalau kita bisa melaluinya dengan baik, wawancara selanjutnya juga akan lancar. Untuk perkenalan ga ada tips khusus, cuma kalau bisa, ceritakan diri kita secara professional, misalnya nama, lulusan dari universitas mana, pekerjaan, dan research interest. Nggak perlu cerita soal nama orang tua, kakak, adik dan sebagainya. Perkenalan nggak perlu lama-lama, 1 menit cukup.
  • Bagian paling penting dalam wawancara adalah menceritakan riset/studi kita. Latihlah bagian ini dengan baik sebelum wawancara. Kalau perlu persiapkan slide presentasi di kertas untuk membantu pewawancara memahami tema riset kita. Dengan mempersiapkan slide, kita bisa menunjukkan ke pewawancara kalau kita memang siap dan serius untuk melakukan riset tersebut.
  • Buatlah daftar pertanyaan yang kira-kira akan muncul ketika wawancara, dan berlatihlah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jadi kalau nanti ditanya, kita sudah siap dan nggak gagap lagi.
  • Pewawancara umumnya akan menanyakan apakah kita sudah pernah mengontak professor sebelumnya. Jadi, siapkan juga print-out hasil komunikasi via email antara kita dengan professor yang bisa diperlihatkan pada saat wawancara.
  • Datanglah tepat waktu dan berpakaianlah yang rapi untuk wawancara. Bisa pakai setelan jas, kemeja atau batik, dan bersepatu.
Komentar tambahan :
Wawancara pada dasarnya nggak terlalu susah, asalkan kita sudah siap mental. Kalau sudah sampai tahap ini, peluang untuk lolos dari primary screening terbuka lebar. Dari 50 orang peserta wawancara, yang lolos dari tahap ini ada 35 orang, jadi peluang lolosnya paling besar dibandingkan dibandingkan kedua ujian sebelumnya.


B. SECONDARY SCREENING
Ketika kita sudah lolos seleksi wawancara, maka kita juga dinyatakan lolos primary screening kedutaan, dan berhak mengikuti secondary screening MEXT. Kalau sudah sampai tahap ini, bisa dibilang peluang kita memperoleh beasiswa sudah 80%. Dari pengalaman-pengalaman penerima beasiswa monbusho sebelumnya, jarang sekali ada yang gagal di tahap ini. Kalaupun ada, biasanya karena mengundurkan diri akibat satu atau lain hal, misalnya sudah diterima di program beasiswa lain.

Pada dasarnya, peserta hanya diminta untuk melengkapi beberapa dokumen tambahan sebagai syarat secondary screening. Seluruh dokumen ini nantinya akan dikirimkan oleh kedutaan Jepang ke MEXT, dan peserta akan diminta menunggu hasil pengumuman akhir dari MEXT.

1. Meminta LoA dari Universitas
Setelah lolos wawancara, kita akan diminta mengambil salinan form aplikasi dan berbagai dokumen yang dulu kita kirim ke kedutaan pada saat mendaftar. Dokumen-dokumen ini sudah diberi stempel kedutaan yang menunjukkan kita sudah lolos primary screening. Kita juga akan diberi sertifikat lolos primary screening oleh kedutaan. Semua dokumen ini nantinya bisa digunakan untuk mendaftar dan meminta LoA dari universitas di Jepang.

Nah, untuk pendaftaran dan LoA, prosesnya bisa bervariasi antara satu universitas dengan yang lainnya. Kalau professor sudah mau menerima kita sebagai mahasiswanya, biasanya LoA akan cepat kita peroleh. Ada juga yang ribet, misalnya keputusan diterima atau tidaknya harus ditentukan lewat rapat fakultas, wawancara dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan, kita hanya diberi waktu 1-2 bulan untuk menyetor LoA ke kedutaan. Itu sebabnya, komunikasi dengan professor/universitas sebaiknya sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya.

Template LoA sudah disediakan oleh pihak kedutaan, jadi kita tinggal mengirimkannya ke professor/universitas yang dituju untuk ditandatangani dan diberi cap universitas. Beberapa universitas, University of Tokyo misalnya, memiliki format LoA sendiri, jadi nggak perlu bingung kalau LoA yang kita dapat berbeda dengan template dari kedutaan.

Kita dipersilahkan mengirimkan maksimal 3 LoA ke kedutaan (minimal 1 LoA). Dari ketiga LoA tersebut, nantinya kita akan diminta memilih, mana yang menjadi prioritas pertama, kedua dan ketiga, dengan menggunakan form university preference.

2. Membuat Surat Keterangan Sehat (Health Ceritifcate)
Untuk health certificate, template formnya juga sudah disiapkan oleh kedutaan, jadi tinggal kita bawa ke rumah sakit untuk diisi oleh dokter. Kalau bikinnya di RSCM, langsung aja ke bagian MPK (Majelis Pemeriksa Kesehatan), bilang aja mau bikin surat keterangan sehat untuk beasiswa, nanti petugasnya sudah ngerti.

Untuk mengisi form health certificate ini, kita harus melakukan medical checkup seperti tes darah, urine, rontgen, tes penglihatan, jantung dan lain-lain. Prosesnya juga cepat, biasanya kurang dari seminggu kita sudah dapat form certificate yang sudah diisi, ditandatangani dan diberi stempel rumah sakit.

Biaya untuk medical checkup bisa bervariasi untuk tiap rumah sakit, tapi siapkan saja dana antara 500 ribu - 1 juta rupiah.

3. Mengirim (Ulang) Aplikasi Monbusho ke Kedutaan
Pada dasarnya, secondary screening adalah seleksi dokumen. Jadi kita akan diminta mengisi kembali form aplikasi beasiswa dan field of study (seperti ketika mendaftar sebelumnya) dan mengirimkannya ke kedutaan. Form aplikasi ini nantinya akan dikirimkan ke pihak MEXT untuk diverifikasi.

Kita bisa memperbaiki form aplikasi dan field of study (research proposal), kalau misalnya sebelumnya ada typo atau salah tulis ketika dulu mendaftar, tapi jangan mengubah research interest atau tema studi kita. Contoh kasus, ternyata setelah komunikasi dengan professor, tema riset kita berubah, maka biarkan saja tema sebelumnya yang tertulis di form aplikasi. Nanti, kita masih bisa mengubah tema riset kalau sudah menjadi mahasiswa di universitas.

Kalau semua sudah lengkap, kirimkan seluruh dokumen (aplikasi, LoA dan health certificate) ke kedutaan sebelum deadline.

Setelah itu ngapain ? Ya kita tinggal menunggu hasil pengumuman akhir dari MEXT, dan ini bisa makan waktu berbulan-bulan. Saya dulu mengirimkan seluruh dokumen pada bulan September, dan pengumuman lulus secondary screeningnya baru bulan Desember, sedangkan penempatan universitasnya diumumkan bulan Januari.

Kalau kita sudah menerima pengumuman penempatan universitas, maka 100% kita sudah dinyatakan lolos seleksi beasiswa monbusho, dan kita akan diminta mempersiapkan beberapa dokumen (visa, pledge dll) sebelum keberangkatan pada awal bulan April.

---------

Demikianlah sekelumit cerita saya untuk tips-tips menghadapi seleksi beasiswa monbusho. Pada saat tulisan ini dibuat, saya baru genap dua minggu berada di Jepang, tepatnya di Kashiwa campus, University of Tokyo. Walaupun sudah pernah beberapa kali ke Jepang, banyak hal baru yang sangat berkesan buat saya. Salah satunya adalah, datang ke Jepang ketika bunga sakura mulai bermekaran di mana-mana.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca, dan khusus untuk para pemburu beasiswa monbusho, semoga kita bisa bersua tahun depan di Jepang, sebagai sesama mahasiswa penerima monbusho. Tetap semangat, terus berusaha, jangan lupa berdoa dan semoga berhasil menghadapi rangkaian seleksi beasiswa ini.

Ganbatte !!

38 comments:

  1. Dear Mas Ardhi,
    Mau tanya untuk research proposal. Dari tulisan-tulisan mas di blog ini yang saya tangkap mas ardhi akan menjadi research student baru kemudian kuliah S3.
    1. Untuk research proposal yg anda buat saat apply beasiswa, apakah proposal tersebut untuk saat menjadi research student saja atau sekaligus untuk kuliah doctoral anda? Jika untuk keduanya, apakah tema proposalnya sama?

    Thank You and Best Regards

    ReplyDelete
    Replies
    1. Research proposal yang saya buat saat apply beasiswa itu untuk research student saja.

      Untuk kasus saya, ketika sudah di universitas, professor meminta saya memperbaiki/merevisi research proposal untuk nanti diajukan saat apply program S3. Tapi pada dasarnya temanya sama, jadi nggak menyimpang jauh dengan research proposal awal waktu apply beasiswa.

      Semoga membantu.

      Delete
    2. Jadi target waktu riset yg kita rinci di research proposal itu dalam rentang waktu 1 tahun ya?

      Thank You

      Delete
    3. Nggak, yg di proposal itu rencana kita selama sekolah. Kalo master ya berarti rencana selama 2 tahun, kalo doktor ya berarti 3 tahun, walaupun belum pasti diterima. Namanya juga proposal.

      Delete
    4. Maksudnya, waktu apply beasiswa, kita sudah buat rencana riset kl nantinya kita diterima sebagai mahasiswa S2 atau S3 (walaupun applynya sebagai research student). Nanti ketika sudah jadi research student, itu proposal bisa direvisi lg, tergantung saran dr profesor.

      Delete
  2. Dear Mas Ardhi,

    maaf mau tanya, berarti kalau g terlalu bisa bahasa jepangnya masih ada peluang lolos kan ya?
    untuk prof-nya berarti kita harus cari dari jauh-jauh hari dulu ya ? mas, ada tipsnya bagaimana mencari professor yang bik dan benar ? :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, nggak harus bisa bahasa Jepang. Saya juga bahasa jepangnya payah banget, dan waktu tes tertulis bhs Jepang hampir ga ngerjain apa2 kecuali nulis nama.

      Cari prof kalo bisa jauh-jauh hari, pelajari tema riset beliau, jadi ntar bisa dapat yg paling sesuai dengan minat dan bakat kita.

      Delete
  3. Arigato gozaimasu buat infonya. Membantu sekali....

    Saat ini masih persiapan ujian TOEFL. Tapi kak, satu hal yg dari dulu saya bingung itu menghubungi profesor

    Saya sudah coba beberapa web dari jasso tentang cara cari info prof d Jepang, tapi g ketemu alamat email prof.nya...

    Mungkin kak Ardhi bisa bantu nama web untuk bisa menghubungi prof.nya....
    Hehe, sumimasen. Efek bahasa inggris belum lihai....

    Yoroshiku onegaishimasu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelum mulai mencari professor kita sebaiknya sudah punya topik penelitian kita.

      Misalnya kita tertarik dengan rekayasa genetika pada manusia, buka google, terus masukkan "Genetics engineering of human in Japan" sebagai kata kunci. Nanti akan muncul paper2 penelitian yang sudah dilakukan di jepang. Nah, liat siapa aja author/penulisnya. Klo sudah tau penulisnya, search lg di Google dengan kata kunci si penulis, nanti akan ketahuan dia dari universitas mana. Kalo sudah tau universitasnya, cek website universitas, dan lihat apakah beliau itu professor atau bukan. Biasanya di website universitas akan tertulis kontak seperti telp atau email.

      Delete
  4. Sou desu ka....

    Wakarimashita

    Arigato gozaimasu untuk infonya
    Tasukarimashita...
    :)

    ReplyDelete
  5. Mas Ardhy terimakasih atas infonya.. Saya termasuk orang yang telat tau tentang info ini, saya belum siapin tema riset apapun padahal penutupannya tgl 9mei, menurut mas ardhi masih memungkinkan tdk ya saya kejar ikut yg tahun 2017 nanti?
    Dan apakah tema riset kita harus berhubungan dengan background S1 kita disini? Terimakasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih sempat. Saya tahun kemarin malah bikin proposal riset seminggu sebelum deadline. Tapi memang lebih bagus bikinnya jauh-jauh hari. Iya, salah satu syarat risetnya harus berhubungan dengan disiplin ilmu sebelumnya.

      Delete
  6. Oiya.. S1 saya Manajemen concern nya Marketing, kira2 jurusan apa yang cocok dan riset seperti apa yang sesuai ya mas? Arigatou

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo ini saya nggak bisa jawab, karena yang paling mengerti bidang, minat dan bakat harusnya kamu sendiri :-)

      Delete
  7. Terimakasih untuk jawabannya Mas,
    Oiya Riset kita itu nantinya akan dipakai untuk Thesis S2 atau tidak tergantung dari profesornya ya mas?
    Lalu gimana caranya nentuin timeline pelaksanaan riset selama 2 tahun itu ya Mas? Kalau berkenan boleh ndak saya minta dikirimkan contoh research plan punya Mas Ardhi via email? ke ekafitriyn@gmail.com

    Terimakasih sekaliii

    ReplyDelete
  8. It's such an inspiring post! ... tapi saya mau tanya mas, saya lihat ada persyaratan untuk mengumpulkan abstract of theses original dan copy. Isitlah "original" itu berarti buku skripsi ya mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu abstrak aja. Nggak perlu pake buku. Print aja misal 5 lembar abstrak, nanti yg 1 jadi yg "original", yg 4 lagi jadi copy-nya.

      Delete
  9. Halo mas Ardhy, terima kasih atas info yang sangat berharga dan bermanfaat ini :)
    Saya termasuk org yg telat juga buat baca info nya hahaha.
    Perkenalkan sebelumnya nama saya Laksita :D Puji Tuhan kemarin saya sudah mencoba peluang saya utk ikut daftar monbusho thn2 2017. Tapi setelah kirim, tiba2 muncul beberapa kegalauan mas, mungkin mas nya bisa membantu memberikan pencerahan haha.
    Saya mau tanya beberapa hal mas:
    1. Saya bukan termasuk yg minder IPK sih mas, tp saya termasuk yg minder karena score TOEFL yg mepet bgt. Kira-kira masih bsa berkesempatan lolos gak ya mas asalkan diatas 550 meski sedikit?
    2. Kira-kira surat rekomendasi itu juga berpengaruh besar gak mas? Waktu itu dosen saya yang menuliskan nama saya di lembar surat yg seharusnya saya sendiri yang menulis, tapi saya pingin tetep menghormati tulisan dosen saya :( (galau)
    3. Nah, kemarin saya pilih di formnya itu utk berangkat Oktober, karena kebetulan saya sdg perawatan gigi yg gak bisa ditinggal sampai April. Apakah ini juga mempengaruhi seleksi dokumen mas? Mungkin masnya punya temen seperjuangan juga yg pernah ambil Oktober? mungkin bisa share sistematisnya :D
    4. Biasanya kita ditempatkan di universitas pilihan pertama ya mas semisal punya 3 univ yg dituju?

    Kayaknya itu dulu mas, maaf kalo nanya nya kebanyakan, maklum saya masih amatir banget hehe
    Terima kasih mas atas perhatiannya :D
    Semoga sukses di Todai~ (dan semoga bisa nular ke saya suksesnya meskipun gak di Todai hehe)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo.
      1. Masih berpeluang lolos. Yg paling menentukan itu research proposal.
      2. Surat rekomendasi ini syarat, jadi (kl menurut saya) nggak terlalu menentukan. Saya dulu diminta pembimbing/bos untuk nulis surat rekomendasi sendiri, setelah itu baru mereka ttd.
      3. Nggak apa-apa. Teman seangkatan saya ada yg baru berangkat oktober tahun ini. Yg perlu diingat, untuk research student, kalo berangkatnya oktober, periode beasiswanya cuma 18 bulan. Kalo berangkat april, beasiswanya 24 bulan.
      4. Tergantung. Biasanya yg diutamakan MEXT itu yg universitas nasional, selama kuotanya ada. Misal urutan pilihannya: Univ swasta, Univ swasta, Univ nasional, maka biasanya kita ditempatkannya di Univ Nasional walaupun itu pilihan ketiga.

      Delete
    2. Oh begitu ya mas. mulai paham hehe
      Terima kasih atas jawabannya mas, sangat membantu sekali :)
      Good luck ya mas!

      Delete
  10. Halo mas Ardhy, saya Laksita yang kemarin berkunjung dan sempet tanya2.
    Puji Tuhan saya lolos seleksi berkas :) dan akan ikut ujian tulis minggu depan.
    Saya ingin tanya2 lagi mas terkait tes Inggris nya.
    Katanya tes nya seperti TOEFL PBT ya? APakah berarti ada listening part juga? Saya sudah coba download soal dr web thn 2009-2010 (yg terbaru gak ada soalnya, tp saya belum sempat browsing contoh soal dr google sih hehe) sepertinya sih tidak ada bagian listening, dan kemungkinan berbeda utk tahun2 ini. Mungkin kalo masnya masih ingat, bentuk2 soalnya tiap partnya seperti apa ya? Mungkin ada tips juga supaya bisa manage waktu dgn baik utk ngerjainnya mas? (misal dr part yang paling mudah,dll.). Kalau misal terlalu pribadi jawabannya, mungkin bisa dishare di email saya: laksitapa@gmail.com
    Terima kasih mas :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, laksita.

      Selamat ya sudah lolos seleksi berkas. Pola soalnya sama dengan contoh2 soal yg kamu download, dan ga ada listening. Latihan aja yg banyak, trs cek nilainya, karena bobotnya bisa beda (liat bobotnya di kunci jawaban). Latihan smp paling nggak 80% soalnya bisa dijawab dgn benar. Good luck!

      Delete
    2. Halo mas Ardhi,
      Okee mas, Terima kasih atas ucapan dan tips nya ya :)
      Semoga bisa lancar tesnya nanti.
      Best wishes :D

      Delete
  11. Salam kenal Mas Ardhi. Sebelumnya saya ucapkan selamat atas keberhasilannya melanjutkan studi di Jepang. Perkenalkan nama saya Adit. Saya sedang mengikuti seleksi beasiswa Monbusho untuk program research student 2017. Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk lulus seleksi dokumen dan mengikuti seleksi ujian tulis.

    Saya ingin menanyakan mengenai ujian tulis beasiswa Monbukagakusho, khususnya ujian bahasa Jepang. Jujur saja saya belum bisa bahasa Jepang. Yang ingin saya tanyakan, saat ujian bahasa Jepang, apakah saya sebaiknya mengosongkan saja lembar jawabannya (karena saya tidak bisa bahasa Jepang), atau apakah sebaiknya saya coba jawab dengan menembak saja (dengan asumsi soal ujian bahasa Jepang diberikan dalam bentuk pilihan ganda, kalau ternyata nantinya ujian dalam bentuk essay, ya sudah jelas saya akan kosongkan, hehehe).

    Demikian pertanyaan saya. Atas penjelasannya saya ucapkan terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, mas Adit. Selamat sudah lolos seleksi berkas.

      Jujur aja, sy ga tau mana yg lebih baik, apakah mengosongkan atau 'tembak acak'. Kl saya tahun lalu cm ngisi 5 soal bahasa Jepang yg tingkat dasar. Sisanya saya kosongin, dan msh bisa lolos.

      Good luck.

      Delete
  12. Halo mas Ardhi, nama saya Icmi, salam kenal.
    Saya ingin tanya, saya kemarin sempet lolos seleksi berkas tahun ini, tpi sayangnya belum berhasil lolos ke thap wawancara krn memang kurang persiapan di tes tulis hehe.

    Saya rencana mau nyoba daftar lagi tahun depan, tapi apa diperbolehkan ya mas utk daftar lagi yg sebelumnya sdh sempat lolos seleksi berkas?
    Lalu kalo diperbolehkan, apakah judul/topik research hrs ganti mas? Saya rencana mau tetap pakai judul saya yg saya kirimkan sebelumnya, dan sebelumnya saya sudah pernah kontak dgn prof di univ tujuan, beliau2nya sanggup kalo pakai judul saya tsb, kira2 bisa tembus seleksi dokumen lagi gak mas kalo misal tetap pakai yg lama tanpa ada ganti2 lagi? Istilahnya kyk kirim ulang aplikasi gitu hehe.
    Kalo baca pengalaman mas Ardhi yg sempat gagal di seleksi berkas bagaimana baiknya ya mas?, saya cukup bingung agar bisa lolos lagi thn depan di seleksi berkas yg sebelumnya sudah pernah lolos.
    Sebelumnya terima kasih mas :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal Icmi.

      Judul lama masih bisa dipakai untuk seleksi berkas. Kalo sebelumnya sudah pernah lolos seleksi berkas, berarti proposal risetnya sudah bagus, dan berpeluang lolos lagi. Dicek aja lagi untuk tahun depan, dan diperbaiki kalo masih ada yg keliru (misal grammar dll).

      Saya juga pernah gagal di seleksi berkas. Nggak cuma sekali, tapi sampe 3 kali. Jadi jangan menyerah, masih ada kesempatan.

      Good luck!

      Delete
  13. Halo Mas Ardhi. Saya Adit. Sebelumnya saya sudah pernah kontak Mas Ardhi dan tanya-tanya seputar ujian tulis beasiswa Monbusho (masih ada di atas kok posting-nya, hehehe). Terima kasih atas saran dan tips-nya, sangat membantu sekali untuk saya dan teman-teman lain yang ikut seleksi beasiswa Monbusho.

    Saya bersyukur saya diberi kesempatan untuk lulus ujian tulis dan mengikuti ujian wawancara. Saya sudah mengikuti saran Mas Ardhi untuk menghubungi profesor lewat email. Saya juga bersyukur, profesor sudah memberikan respon positif mengenai ketertarikan saya untuk studi di bawah bimbingan beliau.

    Yang ingin saya tanyakan adalah apakah untuk kondisi sekarang (sebelum wawancara di kedubes) saya cukup menghubungi satu profesor saja, atau saya perlu menghubungi profesor yang lain? Apakah tidak apa-apa kalau saya mencoba menghubungi profesor lain dalam tahap ini, sementara tidak ada jaminan saya bisa lulus ujian wawancara? Bagaimana pengalaman Mas Ardhi dulu? Apakah saat akan wawancara di kedubes Mas Ardhi hanya menghubungi satu profesor atau sudah menghubungi beberapa profesor?

    Demikian pertanyaan saya. Semoga Mas Ardhi enggak bosan dapat pertanyaan dari saya, hehehe.

    Terima Kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, Adit.

      Selamat sudah lulus tes tertulis. Kalo sudah ssampe tahap ini, peluang lolosnya sudah besar banget. Tahun lalu, dari 50 peserta yang lolos 35 orang. Jadi lebih dr 2/3 peserta yang lolos.

      Nggak masalah menghubungi lebih dari 1 professor sebelum wawancara, lebih bagus malah. Nggak perlu takut, nanti pas wawancara bawa aja print-out email dengan professor2 itu. Kalo mereka semua ngasih respon posituf, itu bisa jadi nilai tambah buat pewawancara yg menunjukkan kalo kamu memang highly qualified.

      Tahun lalu saya menghubungi 3 professor sekaligus sebelum wawancara.

      Good luck!

      Delete
    2. Terima kasih sarannya Mas Ardhi, akan saya coba ikuti. Semoga ada rejeki saya bisa menyusul Mas Ardhi ke Jepang.

      Delete
  14. halo kak,masih gangerti yang soal proposal itu deh. saya kan 2016 baru lulus,kalo mau daftar harus juga kah bikin proposal itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, harus. Itu syarat utama kalo mau cari beasiswa atau ngelamar S2/S3.

      Delete
  15. Halo Mas Ardhi, saya Adit, yang sebelumnya pernah tanya-tanya ke Mas Ardhi seputar beasiswa Monbu. Terima kasih banyak atas saran dan tips-nya, sangat membantu sekali. Saya sangat bersyukur diberi kesempatan untuk lulus seleksi wawancara.

    Mas Ardhi, saya juga daftar ke Todai (Department of Systems Innovation), dan alhamdulillah sudah dapat LoA dari Todai. Saya mau tanya tentang entrance examination Todai. Ini seperti apa ya mas? Kapan diharuskan untuk mengambil ujian ini? Apakah segera setelah kedatangan atau 6 bulan kemudian? Kemudian materi-nya apa saja? Berapa banyak kesempatan yang kita punya untuk ikut ujian ini (apakah hanya satu kali, atau ada kesempatan kedua seandainya di kesempatan pertama belum lulus)?

    Memang saya belum tentu ke Todai. Masih ada secondary screening Monbu. Ini sih berandai-andai saja Mas. Seandainya ada rejeki saya lolos secondary, saya mau mempersiapkan ujian masuk Todai ini. Terima kasih.

    Salam,
    Aditya

    ReplyDelete
  16. Untuk entrance exam Todai beda-beda tiap fakultas/departmen. Biasanya pakai ujian tulis & oral/presentasi. Waktu ujiannya juga beda-beda, tapi biasanya 1-2 bulan sebelum September atau April (semester baru). Research student yg datangnya April biasanya entrance examnya bulan Agustus. Kalo materi atau berapa kali kesempatan ujiannya tergantung kebijakan department masing-masing, yg jelas research student monbu yg datang April dikasih kesempatan 2 tahun untuk bisa masuk program S2/S3, kalo ga beasiswanya habis.

    Saya sendiri baru mau ujian masuk (oral) November nanti, tp sebelumnya harus ikut test GRE dulu bulan ini.

    Kl dah secondary screening Monbu udah bisa dibilang 90% lulus lah. Jarang banget ada yg ga lolos kl sdh smp situ.

    Good luck.

    ReplyDelete
  17. halo kak, saya meci, saya ingin bertanya, kan saya ingin melanjutkan s2 ke todai dan ada tes tertulis dan wawancara untuk dapat di terima di todai. apakah sebaiknya kita dalam status sudah diterima di universitas tujuan kita baru mencari monbu atau bagaimana ya sebaiknya? terima kasih.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo.

      Bisa keduanya. Tapi memang kalo sudah diterima di univ tujuan itu lebih baik, karena berarti sudah bisa dapat LoA. Peluang dapat beasiswa jadi lebih besar kalau sudah ada LoA.

      Delete
  18. Kaak amu tanya dong, kok kebanyakan yg disini itu mau melanjutkan kuliah s2 atau s3 nya, lah kalau saya baru lulus tahun ini kak, belum kuliah juga. Apa langkah nya sama ya kak tes tes nya itu? Disana bisa ambil d3 kan? Kalo s1 masalahnya aku belum punya sertifikat toelf hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo ga salah ada D3. TOEFL mah wajib hukumnya kl mau sekolah di luar negeri, jadi kl bisa ikut test TOEFL dulu.

      Delete