Pada tulisan sebelumnya, saya telah berbagi cara melakukan instalasi model WRF-EMS di Linux via VMware Player. Kali ini saya akan mencoba memaparkan bagaimana cara menjalankan makhluk yg bernama WRF-EMS ini.
Langkah pertama yang saya lakukan sebelum menjalankan model adalah melakukan konfigurasi zona waktu.
Konfigurasi zona waktu ini sebenarnya tidak mutlak harus dilakukan, karena model masih bisa berjalan tanpanya. Namun, pemahaman tentang zona waktu ini akan sangat membantu pada saat kita akan melakukan konfigurasi lanjut ketika menjalankan model, terutama yang berhubungan dengan waktu awal dan berapa lama prediksi yang akan dilakukan.
Secara default, WRF-EMS akan melakukan prediksi dengan waktu awal (initial time) terbaru, dengan lama prediksi (boundary condition) 24 jam, menggunakan time cycle pada 00,06,12 dan 18 UTC (ingat, zona waktunya UTC). WRF-EMS akan mengakses data sesuai dengan waktu pada sistem PC anda, dan di sinilah masalah biasanya muncul. Umumnya pada saat instalasi linux, pengguna lebih banyak memperhatikan jam daripada zona waktu itu sendiri. Akibatnya, tidak jarang, zona waktu tersebut tidak sesuai dengan lokasi si pengguna. Hal ini akan berujung pada 'kebingungan' pada saat menentukan waktu awal dan akhir prediksi.
Misalnya, lokasi anda ada di Papua dan waktu setempat sekarang jam 02:00 pagi, tapi zona waktu anda menggunakan WIB (GMT+7), bukan WIT (GMT+9). Dengan kondisi ini, WRF-EMS akan menganggap sekarang jam 19 UTC, bukan 17 UTC. Karena WRF-EMS akan mengakses data terbaru (pada 00,06,12 atau 18 UTC) dan saat ini (menurut si model) adalah jam 19 UTC, maka model akan mengunduh data terbaru yg telah diproses dari server (GFS misalnya), yaitu data pada jam 18 UTC. Tentunya data 18 UTC tersebut tidak akan pernah bisa diunduh, karena waktu saat ini sebenarnya adalah jam 17 UTC.
Jadi, konfigurasi zona waktu sebelum melakukan eksekusi model sangatlah penting, terutama apabila anda akan menjalankan model secara real-time.
Untuk melihat zona waktu yang digunakan sistem, disarankan melalui terminal, bukan GUI. Buka terminal, lalu ketikkan perintah date pada shell. Misalnya anda saat ini berada di Jakarta, waktu setempat menunjukkan pukul 18:49, dan perintah tadi menghasilkan :
Tue Apr 22 18:49:58 WIB 2014
maka, anda tidak perlu melakukan konfigurasi zona waktu lagi, karena model akan menganggap saat ini adalah pukul 11:49 UTC. Pada kasus lain misalnya, hasil yang ditunjukkan adalah :
Tue Apr 22 18:49:58 PDT 2014
Ini menunjukkan bahwa zona waktu anda adalah PDT (Pacific Daylight Time), dan model akan mengganggap saat ini adalah pukul 18:49 UTC. Anda harus melakukan konfigurasi zona waktu ulang, karena waktu yang sebenarnya saat ini adalah 11:49 UTC, bukan 18:49 UTC.
Untuk melakukan konfigurasi ulang zona waktu lakukan hal berikut :
- Buka terminal dan ketikkan : ls /usr/share/zoneinfo/Asia
- Pastikan lokasi anda terwakili oleh file nama kota yang ada dalam direktori tersebut. Misalnya anda di Bandung (GMT+7), maka pastikan Jakarta atau Bangkok (keduanya mewakili zona waktu GMT+7) ada ada dalam direktori.
Jakarta ada di sana nggak ? - Hubungkan (link) file informasi zona waktu dari lokasi tadi dengan file localtime di direktori /etc/localtime dengan perintah : ln -sf /usr/share/zoneinfo/Asia/Jakarta /etc/localtime
- Jalankan kembali perintah date. Bila tidak ada kesalahan, maka zona waktu anda seharusnya akan berubah menjadi WIB.
Bila zona waktu sudah benar, maka langkah berikutnya adalah mempersiapkan data model untuk eksekusi (initial time, boundary condition, cycles dll) pada tulisan selanjutnya :-)
No comments:
Post a Comment