Monday, May 19, 2008

30 Days of Night

Salah satu film horor tentang vampire yg terbaik yg pernah gw tonton. Anda nggak akan melihat sepasang gigi taring, salib atau bawang putih di film ini, melainkan gerombolan vampire brutal, dengan sederet gigi gergaji dan mulut penuh darah, mengobrak-abrik dan membantai penduduk satu kota. Dan yg jelas nggak ada jagoan kayak Blade atau Van Helsing di film ini emoticon.

 

------- Spoiler Starts ------- 

Alur ceritanya cukup simpel. Barrow, sebuah kota kecil di utara Alaska, sedang bersiap menyambut periode terdingin pada tiap musim dingin, di mana matahari tidak bersinar selama 30 hari di kota tersebut. Sejumlah penduduk yg tidak ingin menghabiskan hari-harinya dalam kebekuan musim dingin dan tanpa sinar matahari, bersiap-siap berimigrasi ke kota terdekat di daerah selatan. Sebagian lagi (umumnya sheriff dan petugas lainnya) tinggal dan berjaga-jaga di kota tersebut.

 

Entah dari mana datangnya, gerombolan vampire merangsek ke kota tersebut pada malam pertama dan melumpuhkan berbagai fasilitas vital di kota, seperti telepon dan listrik. Karena matahari tidak bersinar  selama sebulan, mereka pun bebas beraksi kapan saja. Vampire-vampire ini kemudian mulai membantai setiap penduduk kota, masuk ke tiap rumah, dan menghabisi tiap orang yg ditemuinya. Pembantaian ini hanya menyisakan segelintir penduduk, terdiri dari Eben (Sheriff), Stella (Istri Eben), Jake (adik Eben) dan beberapa penduduk lain, yg memilih bersembunyi di langit-langit sebuah rumah yg ditinggal pemiliknya. Berhasilkah mereka melewati 30 hari di tengah kegelapan dan teror para vampire tersebut ?

------- Spoiler Ends --------- 

Vampire di film ini berbeda dengan vampire pada film-film lainnya. Tidak dijelaskan dari mana datangnya gerombolan vampire ini atau nama tiap vampire-nya. Salah satu vampire yg tampaknya menjadi pimpinan gerombolan berbicara dalam bahasa kuno (rumania ?), sedangkan vampire lainnya hanya bisa mengeluarkan suara-suara yg lumayan bikin bulu kuduk merinding. Ketidakjelasan ini malah menambah nuansa misteri dan yg jelas, filmnya jadi tambah seram (hal yg jarang dirasakan pada film-film vampire di era tahun 90an-2000an).

 

Nggak terlalu banyak visual effect di film ini, kebanyakan adegan diambil ditengah kegelapan malam dan hembusan angin bersalju, namun (sekali lagi) justru ini yg bikin penonton tambah merinding. Aksi para vampire ketika membantai penduduk luar biasa brutal. Ada bagian-bagian di film ini yg bikin gw benar-benar menahan nafas, yaitu ketika kamera menyorot dari atas kegelapan kota, di mana vampire menghabisi tiap penduduk kota yg ada, atau ketika vampire menggunakan seorang penduduk kota sebagai umpan untuk memancing penduduk lain keluar dr persembunyiannya (akhirnya si wanita malang itu dihabisi beramai-ramai).

Sound effect/track film ini jg patut diacungi jempol. Nuansanya benar-benar mistis, gelap, gore, dll, pokoknya atmosfernya terasa banget bedanya, mulai dari awal sampai akhir film. Apalagi ketika para penduduk yg selamat mengendap-endap menghindari para vampire, sound effectnya asli bikin gw deg-degan. Apalagi nontonnya sendirian terus gelap-gelapan di kamar pas malam.

Tp yg paling gw suka sih di film ini adalah : nggak ada salib dan bawang putih !!

------------- 

Story : 8, Visual : 9, Sound : 9.5 emoticon, Cast : 7 

1 comment:

  1. Like a good action steps the north face go first to a place where no one went into hiding, and then quietly rose vine to the Blazers call out together, north face coats etc. locations are the north face appears in the ground to open up to let the locations are a large space, and then come up with a hole in the ground. the north face fast discount from Phoenix pulls out a lot of space in the magic crystal liquid bomb, and then all of these pieces of a bomb on the ground that from the hole stuffed into it. Rose vine in the hole below a gold catch the north face of the bomb dropped and then stored in this space. the rest you do not need the north face hands-on,

    ReplyDelete