Wednesday, March 28, 2012

Cradle of Monster - Mouryou no Yurikago


Author : SANBE Kei
A group of students find themselves on a sinking capsized ship. Together with some zombies. What happened to the ship and why are there zombies aboard ? It's a battle against time and the zombies, to save themselves.
------
Membaca Cradle of Monster sama halnya seperti menonton perpanduan antara film Poseidon, Battle Royale dan 28 Days Later. Sejumlah siswa SMU terjebak dalam kapal (yang entah kenapa) nyaris karam di lautan luas. Dengan kondisi kapal yang terbalik 180 derajat, mereka harus mencapai dasar kapal untuk bisa meloloskan diri, sebelum kapal benar-benar tenggelam. Masalah bertambah pelik, karena pada waktu yang bersamaan, entah dari mana datangnya, zombie-zombie bermunculan dan memburu para penumpang yang masih selamat. Bila tertangkap oleh para zombie ini, hanya ada dua kemungkinan : tewas atau ... jadi zombie juga. Manga ini menceritakan bagaimana para siswa dan penumpang lainnya berjuang menyelamatkan hidupnya habis-habisan dengan berbagai cara: saling bantu, saling dukung, termasuk saling bunuh.


Tuesday, March 27, 2012

CDR Control Automation Project (Part 2)

Well, untuk sementara sistem remote troubleshooting CDR via TeamViewer di lab berjalan lancar. Hasilnya selama liburan 3 hari kemarin cukup memuaskan. CDR sempat stop beberapa kali karena cuaca panas, tapi masih bisa direstart ... dari ANCOL .. hehhe. Sooo, selama internet lab nggak mampus dan nggak ada mati lampu di Serpong, there will be no problem.

Sekarang bisa lanjut ke tahap berikutnya ... 

Remote Troubleshooting succeeded!

TAHAP II.  SISTEM PENGARSIPAN DATA CDR KE EXTERNAL HD

Pada kondisi normal, CDR menghasilkan 1 data volume scan (yg nantinya digunakan untuk analisis) setiap enam menit. Ukuran 1 data volume scan bisa kurang dari 1 MB (tidak ada hujan) sampai 5 MB (hujan ekstrim). Dalam sejam, maksimal akan ada sekitar 50 MB data RAW, itu artinya CDR akan menghasilkan sekitar 1,2 GB data raw dalam sehari. Itu belum termasuk data surveillance dan image. Dengan ukuran sebesar itu dan koneksi internet yang ada saat ini, bisa dibilang proses pengolahan data harian secara remote akan sangat sangat sukar (walau tidak mustahil).

Masalah kedua, server lab hanya mendownload data CDR dalam format ASCII. Saya terus terang nggak suka dengan ASCII karena ukurannya yg relatif besar walaupun sudah dikompresi. Lagian data ASCII sangat rawan disalahgunakan tanpa ijin karena gampang diakses semua orang. Capek-capek ngolah data sampe keluar format ASCII, eh datanya dipake orang lain cuma dengan modal Excel atau Notepad. Saya lebih suka dengan format Binary, karena selain ukurannya jauh lebih kecil, datanya eksklusif karena hanya si programmer yg tahu tiap variabel dan cara mengakses data tersebut. Sehingga lebih aman dari sisi hak cipta (copyright).

Masalah ketiga, sistem kontrol CDR ini ada di lab, jadi mau tidak mau harus mengikuti policy jaringan di lab. Dan koneksi ftp secara langsung dari lab sangat dibatasi dengan alasan keamanan. Sistem harus terhubung dengan server lab sebelum bisa melakukan koneksi ftp. Pilihannya cuma dua, koneksi ftp via SSH atau Citrix. Really really unconvenient for a network newbie like me ...

Dan .. masalah terakhir. Automatic system. Yeah. That's also a big problem. Ini berhubungan erat dengan sistem operasi yang digunakan. Sistem kontrol CDR saat ini adalah dual-OS, Windows7 dan Linux Mint 10. Kedua OS bisa menggunakan SSH, ftp dan VNC. Tapi sistem mana yang akan digunakan untuk sistem otomatisnya ? Di Windows, kita bisa menggunakan batch file + task scheduler untuk membuat program berjalan secara otomatis, dan di linux kita bisa menggunakan shell script + cron tab. Tetapi .... kembali ke masalah nomor 3, gimana caranya membuat sistem ini melewati barikade policy jaringan lab ??? Bisakah melakukan scripting via Citrix ?

Tadinya saya berencana mengaplikasikan konsep BOS (Business Operating System) dan beberapa sistem multiplatform lain untuk mengatasi masalah ini. Tapi ujung-ujungnya malah tambah ribet, sistemnya jadi ngadat dan ada sedikit 'kesalahpahaman' yg timbul akibat penggunaan sistem ini. Jadi untuk sementara balik dulu ke Windows/Linux, sambil mikir alternatif lainnya.

(to be continued ...)  

Friday, March 16, 2012

CDR Control Automation Project (Part 1)

Ini bukan proyek resmi dari kantor, hanya inisiatif pribadi.

Tujuan : 

  • Otomatisasi pengarsipan data RAW dan Image CDR ke external HD 
  • Otomatisasi pengiriman data Image ke ftp server luar untuk monitoring CDR
  • Mempersiapkan media baru untuk remote trouble shooting CDR
  • Mempersiapkan sistem pengolahan data CDR otomatis untuk keperluan penelitian
Hardware : Laptop Dell Latitude, prosessor iCore7, RAM 4GB
OS : Windows 7, Linux Mint 10
Tools/Softwares : TeamViewer7, VNC, NetCDF, Perl, Fortran, C, puTTY    
 
TAHAP I. SISTEM REMOTE TROUBLESHOOOTING BARU (TARGET : 17 MARET 2012) 
 
Persiapan media baru sistem remote troubleshooting. Media baru untuk remote troubleshooting diperlukan sejak sistem jaringan CDR menerapkan firewall dan ip-filtering untuk menghalau cracker. Sistem ini bak pisau bermata dua, karena walaupun efektif, namun hanya IP-IP tertentu saja yang bisa mengakses sistem CDR, misal IP JAMSTEC atau BPPT. Akibatnya, remote troubleshooting hanya bisa dilakukan di JAMSTEC atau BPPT. Bagi saya yang biasa keluar kota untuk survey dan hanya bergantung pada modem seluler, sistem seperti ini seringkali merepotkan, terutama apabila CDR mengalami masalah.
 
Solusinya adalah dengan menggunakan aplikasi remote desktop controller yang bisa menembus firewall, misalnya TeamViewer, yang diinstall pada satu laptop. Saat ini TeamViewer sudah terinstall pada laptop (Windows dan Linux), hanya tinggal perlu menginstall VNC untuk koneksi lokal.
 
(to be continued ....) 

Tuesday, March 13, 2012

Echo Coverage (Part 1)

Dari beberapa paper yang sudah saya pelajari (baca: sebagian saya pelajari), ada beberapa gambar menarik yang menggunakan data CAPPI radar. Salah satunya adalah Echo Coverage (EC), yang menunjukkan tutupan echo/sinyal balik dari presipitasi yang terdeteksi oleh radar. 

Salah satu paper menarik yg membahas soal EC adalah paper Mori-san (kebetulan saya jadi co-authornya .. ehm emoticon) : Convective System Developed along the Coastline of Sumatera Island, Indonesia, Observed with an X-band Doppler Radar during the HARIMAU2006 Campaign

Analisis echo coverage ini biasanya ditunjukkan dengan beberapa plot, antara lain : 

  1. Time-Height cross section. Pada grafik ini, sumbu X adalah waktu, sumbu Y adalah ketinggian, dan sumbu Z adalah echo coverage.
  2. Time-Time cross section. Pada grafik ini, sumbu X adalah waktu (hari), sumbu Y adalah waktu (jam) dan sumbu Z adalah echo coverage.

Analisis EC sangat bermanfaat untuk mengetahui pola spasial (statiform atau cumuliform) dan temporal (diurnal atau semi-diurnal) dari curah hujan di suatu wilayah.

Saya sebenarnya sudah pernah melakukan analisis data yang mirip, dengan menggunakan data satelit TRMM produk TRMM3B43 dan GSMaP NRT/MWR, dengan menggunakan Time vs Time plot, tapi dimensi ketiga yang saya gunakan adalah intensitas rata-rata curah hujan (rainrate).

Kali ini rencananya saya akan melakukan analisis dengan data XDR, selama perionde IOP2011 (Desember 2011). Well, ini belum pernah saya lakukan sebelumnya, jadi waktu pagi ini habis dengan coretan di kertas untuk menghitung EC sebelum dikonversi menjadi kode program. 

Masalah : Data radar adalah data grid 641x641x20. Karena yang dibutuhkan adalah data dalam coverage 160 km, maka tidak semua data akan dimasukkan dalam perhitungan, hanya data yang lebih kecil dari diameter 160 km yg diambil.

Algoritma :

  1. Buka data binary radar.
  2. Assign data radar, kedalam array 3 dimensi (x,y,z).
  3. Mulai hitung jarak tiap grid dari pusat radar. Grid yang jaraknya lebih kecil dari 160 km akan dihitung, yg lain akan diabaikan. Phytagoras theorm will do the trick ... emoticon
  4. Periksa grid yang diperoleh dari langkah 3, apakah memiliki echo atau tidak. Bila ada, hitung berapa banyak grid yang memiliki echo.
  5. EC diperoleh dengan membandingkan jumlah grid yang memiliki echo dengan jumlah total grid dalam diameter 160 km.
  6. Ulangi langkah 1-5 untuk tiap data radar (10 menitan).

to be continued ....