Tuesday, September 22, 2009

Saigo no Yoru

 

Balikpapan .....

Tidak terasa, sudah 13 tahun sejak pertama kali aku merantau, meninggalkan kota ini. Saat itu, medio Mei 1996, masih teringat jelas, abah, adik, nenek, sepupu-sepupu, bibi dan paman, ikut mengantarkan aku dan mamah berangkat ke Makassar dari pelabuhan Semayang. Entah apa yang ada di pikiranku dua minggu sebelumnya. Ajakan tante untuk melanjutkan sekolah di STM Telkom Makassar langsung kuterima, walaupun sebenarnya mamah dan (Alm.) kakek agak keberatan dengan keputusanku. Padahal andaikan nggak merantau, aku bakalan diterima di sekolah terbaik di Balikpapan. Mungkin ini semua karena darah bugis yang mengalir dalam tubuhku, akhirnya kuputuskan tetap merantau setelah lulus SMP.

Hidup ini penuh pilihan, itu kata orang-orang. Dan memang, keputusan yang kuambil juga harus dibayar mahal. Perbedaan suasana dan budaya di Makassar, didikan keras tante, ditambah meninggalnya kakek hanya empat bulan setelah aku merantau, benar-benar nyaris membuatku-yang sejak lahir dibesarkan di lingkungan masyarakat Banjar-lari kembali ke Balikpapan. Tapi dukungan orang tua juga yang bisa membuatku bertahan hidup di Makassar.

Keputusan yang pada akhirnya kusyukuri. Andaikan aku waktu itu nggak merantau, mungkin aku nggak akan pernah ketemu dengan teman-teman di STM Telkom, dan mungkin juga nggak akan ngerasain kuliah di ITB, dan kerja di Jakarta seperti sekarang.

Sekarang, 13 tahun kemudian, aku kembali ke tempat yang sama dengan waktu aku meninggalkan Balikpapan untuk pergi merantau, pelabuhan Semayang. Entah kenapa, ada rasa penasaran dalam hati. Apa ya yang kira-kira terjadi kalo waktu itu aku nggak merantau ? Nah !

Andaikan teori tentang dunia paralel itu benar adanya, aku ingin melihat "versi" kehidupanku, andaikan aku nggak jadi merantau. Kalo itu terjadi ... ehm .... mungkin sekarang aku sudah kerja di salah satu perusahaan asing di Balikpapan, sudah punya mobil, uang banyak, istri, anak dll. Nggak kayak sekarang, hidup dikosan, kerja di salah satu BUMN yang saat ini masih bermasalah dengan anggaran, gaji kecil, udah gitu masih single pula .... hehehe ...

Bukan, ini bukan tulisan untuk meratapi diri. Seperti yang kubilang di awal tadi, hidup ini penuh pilihan. Mungkin ini sudah jalan hidupku sejak awal. Waktu SD, ketika teman-teman lain punya cita-cita jadi pilot atau dokter, aku malah kepingin jadi kayak Habibie. Dan karena itulah, sampai detik ini, aku masih berpegang teguh dengan cita-cita itu. Cita-cita (atau lebih tepatnya, idealisme) yang sampai saat ini membuatku rela mengadu nasib di ibukota.

Balikpapan ....

Kota ini sudah banyak berubah. Pendatang makin banyak. Gedung-gedung tinggi mulai menjamur. Tapi kenangan-kenangan tempo dulu masih tergambar jelas dalam ingatan. Setiap kali memandang obor kilang pertamina itu, seakan aku bisa melihat ke masa lalu. Masa kecilku di dam, masa SMP di gunung pasir, masa-masa aku menghabiskan hari-hariku bersama adik di kebun rumah, masa-masa yang terlalu manis untuk dikenang lagi.

Jauh di lubuk hati ... aku ingin kembali lagi ... hidup di kota ini. Memberikan yang terbaik untuk orang tua dan tanah kelahiranku sendiri. Pergi dari segala kebisingan dan kemunafikan ibukota yang telah meracuniku selama ini.

Ini malam terakhirku di Balikpapan tahun ini ... Tuhan, kumohon .... aku ingin bisa kembali lagi ke tempat ini suatu saat nanti .... 

Diet #6 - Holidiet

Ehm ..... sudah kuduga ....

Dua minggu terakhir Ramadhan, pola makan kacau total, hampir tiap hari buka bareng dan puncaknya tentu saja, pas lebaran. Biarpun sudah ditahan-tahan, tetap aja, ajakan mamah, uwak dan paman-paman di kampung halaman untuk menyantap hidangan yang ada tetap nggak bisa dikalahkan oleh tekad diet semata.

But, who could blame them ... ? Siapa juga yang bisa tahan nggak makan masakan khas yang mungkin cuma bisa dinikmati sekali setahun ? 

Jadi, selama enam hari di Balikpapan, praktis aku kembali ke kebiasaan lama : tidur-makan-main laptop-makan-tidur lagi ... begitu-begitu aja, nggak ada olahraga atau jalan kaki seperti biasa. Dan sudah pasti, efeknya langsung kelihatan jelas di jarum timbangan. Kalo biasanya, turun 5 kilo tiap dua minggu, ini mah ... jangankan turun, malah naik 1-2 kilo dalam dua minggu.  

Sebenarnya mamah sih ngerti aja kalo aku lagi diet, mamah juga nggak pernah maksa aku makan masakannya selama ini. Waktu pertama kali aku nongol di terminal kedatangan bandara, mamah sempat bengong, kayak nggak kenal .... heheheh ....

"Selama di Balikpapan, ka harry libur diet aja dulu ... ntar kalo pulang ke Jakarta baru disambung lagi..", kata si mamah. Aduh, mamah ... emang diet gampang ?  emoticon

BTW, nggak apa-apalah. Rasanya nggak tega kalo ngeliat masakan yang sudah cape-cape dibuat, malah nggak dimakan. Dan akhirnya, soto banjar, buras, nasi kuning dll masuk juga ke perut. Untungnya, perutku kayaknya sudah kebal sama yang namanya perubahan mendadak. Walaupun diisi sama makanan dua sampe tiga kali lipat dari biasanya juga nggak bakalan sakit. Sampai sejauh ini sih masih nggak ada masalah dengan si perut.

Well, ini malam terakhir di kampungku. Besok malam, aku bakal kembali ke rutinitas seperti biasa, dan pastinya diet harus jalan terus .....

Berat badan terakhir : 97 kg emoticon 

Sunday, September 13, 2009

Lonely .... ?

Pekan penghabisan sebelum Ramadhan berakhir ....

Entah kenapa rasa itu tiba-tiba datang lagi. Rasanya ingin lari saja dari kamar ini. Aku benci kesendirian ini. Karena kesendirian selalu mengingatkanku pada masa-masa itu. Saat-saat di mana aku menghabiskan waktuku dengan sia-sia, saat di mana hari-hariku seperti tanpa warna. Kesendirian yang selalu membuatku tenggelam dalam khayalan tiada makna.

Aku memang pengkhayal. Entah sejak kapan aku jadi seperti ini. Khayalan-khayalan gila itu selalu datang ketika aku sedang termenung dalam kesendirian. Itu sebabnya aku benci saat-saat seperti ini ... aku ingin pergi dari semua ini ....

 

SENDIRI .....

Tiga tahun lalu, aku masih menganggap kesendirian itu sebagai sesuatu yang sangat berharga. Masih jelas dalam ingatan, aku begitu menikmati nuansa sepi itu dalam ruangan lab dingin, di tengah-tengah hutan yang konon penuh setan, jin dan mahluk-mahluk halus lainnya. Mungkin sudah takdirku menjadi orang yang soliter, selalu tenggelam dalam dunia coding, programming, meteorologi, astronomi dll.

Sampai ketika, beberapa bulan lalu, rasa itu datang secara tiba-tiba. Rasa yang membuatku sadar, bahwa aku telah menghabiskan sekian banyak waktu dengan sia-sia ....

Bukan ... aku tidak bicara tentang rasa cinta pada 'dia' ... bukan itu .... sampai detik ini, aku tidak pernah mempersoalkan status single itu ...

Ini tentang rasa yang sampai saat ini masih kucari jawabannya ... rasa yang telah membuat hari-hariku lebih berwarna .... 

I just want to be a better man ..... nothing else .... i don't want to feel this loneliness anymore ...

Thursday, September 10, 2009

Dunia Lain

Dulu aku sering berfantasi dan bertanya dalam hati, apakah kita, manusia ini adalah satu-satunya mahluk hidup yang ada di alam semesta ? Bayangkan saja, ambil segenggam pasir di pantai. Apakah kita bisa menghitung jumlah butiran pasir di genggaman kita ? Galaksi kita, BimaSakti (Milky Way) memiliki bintang yang jumlahnya lebih banyak daripada pasir di genggaman kita. Bila satu bintang memiliki satu tata surya saja, bayangkan berapa banyak planet yang mungkin ada di alam semesta ini. Apakah di antara miliaran atau bahkan trilyunan tata surya tersebut, tidak ada planet lain yang memiliki kehidupan seperti Bumi ?

Berikut beberapa planet yang sebenarnya adalah fiksi, tetapi bila ditinjau secara ilmiah, kemungkinan besar terdapat di 'luar sana', dan masing-masing memiliki kondisi alam dan spesies mahluk hidup yang unik satu sama lain.

Darwin IV

Darwin IV adalah planet (fiktif) yang mengorbit sepasang bintang kembar (binary star) dengan jarak sekitar 6.5 tahun cahaya dari bumi atau kurang lebih 9,46 trilyun km. Planet ini dipopulerkan oleh Wayne Barlowe melalui bukunya yg berjudul Expedition. Pada tahun 2005, Discovery Channel menayangkan program yang diangkat dari buku ini dengan judul Alien Planet, yang menggambarkan kondisi alam dan habitat mahluk hidup yang kemungkinan ada di planet tersebut.

Darwin IV adalah sebuah planet yang dulunya tertutup lautan yang luas seperti halnya Bumi kita. Namun, karena perubahan iklim yang drastis, ditambah lagi dengan gaya gravitasi yang lebih rendah, akhirnya sebagian besar air di Darwin IV menguap ke atmosfernya dan hanya menyisakan sekitar 10% dari lautan yang ada. Karena hanya memiliki sedikit lautan, maka mahluk hidup yang ada di planet ini harus mampu beradaptasi dengan kondisi alam yang sebagian besar merupakan pegunungan, daratan tinggi dan savannah.

Kondisi iklim di planet ini kurang lebih sama dengan Bumi. Yang menarik, bila malam hari, permukaan planet seakan memancarkan cahaya beraneka warna. Cahaya ini berasal dari sejumlah mahluk hidup di Darwin IV yang memiliki kemampuan memancarkan cahaya (bioluminescence).

Berbeda dengan mahluk hidup di Bumi yang sebagian besar mengandalkan penglihatan lewat mata, spesies yang ada di Darwin IV mengembangkan kemampuan sonar atau echol location sebagai indera utamanya. Salah satu spesies mahluk hidup yang paling maju (dan mungkin paling menarik) di planet ini adalah Eosapien. Eosapien memiliki kecerdasan yang kurang lebih sama dengan Homo Erectus di Bumi. Mahluk ini memiliki tentakel yang fungsinya mirip dengan tangan manusia, mampu memanfaatkan benda-benda di sekelilingnya sebagai alat, dan memiliki kantong gas yang fungsinya mirip dengan balon udara, sehingga memungkinkan eosapien bergerak di udara dengan bebas.

Aurelia

Dulu kalo nggak salah, pernah kutulis di blog ini. Diangkat dari program TV Extraterrestrial yang disiarkan oleh National Geographic tahun 2005. Aurelia, adalah suatu planet (fiktif) yang mengorbit sebuah bintang kerdil merah (Red Dwarf) atau bintang tipe-M. Karena jaraknya yang demikian dekat dengan bintang induknya, maka planet ini akan 'terkunci' atau dengan kata lain, Aurelia tidak dapat berotasi pada sumbunya sendiri. Akibatnya, setengah dari planet ini akan terus-menerus menghadap bintangnya dan mengalami siang abadi, sebaliknya, sisi lainnya akan mengalami malam sepanjang masa.

 

Pada bagian yang menghadap bintangnya, permukaan Aurelia memperoleh cahaya secara konstan dan terdapat sebuah badai besar yang terjadi terus menerus dengan pusat/mata di titik yang memiliki tekanan udara paling rendah di planet ini atau daerah yang paling banyak menerima radiasi bintang induknya. Pada sisi lain yang tidak memperoleh cahaya, temperatur sangat rendah, dan hampir seluruh permukaannya tertutup es abadi.

Pada bagian planet yang berada di antara sisi terang dan gelap ini lah, di mana temperatur tidak terlalu panas atau terlalu dingin serta terdapat air (liquid water), kehidupan dapat ditemukan.

Salah satu mahluk hidup yang mendominasi permukaan Aurelia adalah Stinger Fans. Stinger Fans adalah spesies hewan yang memiliki kemampuan seperti tumbuhan, yaitu melakukan fotosintesis dengan memanfaatkan cahaya bintang induk sebagai sumber energi utamanya. Stinger Fans memiliki kemampuan bergerak yg terbatas untuk berpindah tempat demi memperoleh cahaya bintang yang dibutuhkannya.

Bersambung ...... emoticon

Sunday, September 6, 2009

Diet #5 - Syndrome

 

Ternyata ketakutanku tidak terbukti ... walaupun puasa dan makan malam, berat badan masih tetap turun, salah satu bukti lagi kalo puasa itu memang bikin sehat ... emoticon

Alhamdulillah ... dalam dua minggu terakhir ini, kayaknya "tanda-tanda kekurusan" itu makin terlihat jelas. Muka dah mulai mengecil, tulang pipi makin keliatan, urat2 tangan dan kaki yg tadinya masih samar sekarang menonjol, dan yg jelas perut sekarang udah kempes abis. Tapi mungkin indikator yg paling jelas datang dari orang2 di sekitarku. Bukannya GR, tapi dalam dua minggu terakhir ini sudah nggak terhitung berapa orang yg bilang kalo aku kurusan. Awalnya aku pikir itu cuma sugesti atau sekedar dorongan semangat dari teman-teman di kantor, sampai waktu aku pergi kuliah pertama hari jumat kemarin. Hehhehe ... ini teman2 kuliah kok kayak nggak kenal waktu disapa ... ngeliatin aku kayak ngeliat hantu aja .....

Terus terang, rasanya senang banget kalo ada yg bilang kalo aku kurusan. Nggak usah munafiklah, nggak ada yg lebih menyenangkan buat orang gemuk yg lagi diet selain kata-kata "kamu kurusan" dari orang-orang di sekitarnya .... walaupun sebenarnya aku khawatir juga, kalo semua ini cuma sindrom sesaat yg bisa bikin aku lupa, kalo sebenarnya aku itu masih gembrot. Sampe target diet ini tercapai aku nggak mau muluk2 dulu deh ... 

Kalo dipikir2, berat badan turun ada sisi jeleknya juga. Dalam sebulan ini aku sudah dua kali beli celana panjang, kalo nggak salah pas akhir Juli dan akhir Agustus. Yg pertama ukuran 42, trus karena rasanya mulai longgar, aku beli lagi yg ukuran 40. Waktu beli udah jelas-jelas ngepas tuh celana, sekarang ?? Longgar dua-duanya. Kalo beli celana mulu bisa bangkrut ... satunya aja harganya sudah ratusan ribu. Masalah selanjutnya, sekarang harus ku kemanakan baju dan celana-celana lain yg sudah kedodoran ? Mau disumbangkan ? Tapi aku nggak yakin ada orang miskin yg ukuran celananya sampe 46, atau baju yg ukurannya XXXL emoticon.

 

Kayaknya porsi latihan harus ditambah nih ... sekarang jalan kaki dari kantor sampe rumah udah nggak terasa lagi capeknya. Kepinginnya sore bisa jogging di Senayan, tp mau gimana lagi kalo jadwal sudah padat gini. Mungkin ntar rute jalan kaki dari kantor ke rumah aku ganti aja dengan yg lebih jauh. Tp beneran, jalan kaki pas lagi puasa gini memang bikin tepar. Kemarin sampe nyaris ambruk di Cikini gara-gara kecapean ... padahal waktu itu sudah buka puasa ....

Terus soal makanan .... dua minggu ini polanya nggak jelas. Soalnya sudah beberapa kali buka bersama, ini yg susah, apalagi kalo makanannya enak2 kayak minggu kemarin. Siapa juga yg bisa menolak sate Maranggi panas-panas, es kelapa muda atau ikan gurame asam manis ?? Untungnya masih bisa nahan nafsu, jd berat badan nggak naik .....

BTW, seperti biasa, berat badan masih turun stabil, 5 kilo per dua minggu. Jadi kalo dihitung2 kasar, dalam dua bulan mendatang atau awal november nanti, berat badanku InsyaAllah sudah 75 kg. Amiin .... emoticon

Berat badan terakhir : 95 kg emoticon