Tuesday, August 2, 2016

Research Note #5 - Algoritma Array Koordinat Resolusi 0.1 Deg (GSMaP)

Algoritma ini digunakan untuk membuat array koordinat (geo) dengan resolusi spasial 0.1 derajat yang biasa digunakan oleh data GSMaP. Pada data ini, terdapat 3600 komponen x dan 1200 komponen y yang masing-masing merepresentasikan bujur dan lintang.

Pada tulisan ini, bahasa pemrograman yang digunakan adalah Fortran, walaupun algoritma ini sejatinya bisa digunakan pada semua bahasa pemrograman.


      integer :: x,y
      real :: o_lat,o_lon,delta
      delta=0.1

      do y=1,1200
        do x=1,3600
          o_lon=0.05+delta*(x-1)

c---- Bila bujur melewati dateline (>180E) ----- 

          if (o_lon>180) then
            o_lon=-360+(0.05+delta*(x-1))
          end if
c-----------------------------------------------

          o_lat=59.95-delta*(y-1)
          print *,y,'',x,'',o_lat,'',o_lon
        end do
      end do

Hasilnya adalah sebagai berikut :

Gambar pertama adalah output pada awal loop, gambar kedua adalah output ketika bujur melewati dateline (180E) dan yang terakhir adalah output pada akhir loop.

Monday, August 1, 2016

Research Note #4 - Struktur Data Binary Unformatted

Tulisan ini dibuat sebagai catatan (penting), karena berurusan dengan file binary itu seringkali merepotkan dan bikin pusing kepala.  

Dataset yang diolah : TRMM 2A25 (Level-2 swath product)/ GPRv7 (by Atsushi Hamada)
Format : Unformatted binary (2 bytes)

Masalah utama yang dihadapi sebenarnya klasik: bagaimana sebenarnya struktur data yang tersimpan dalam data binary unformatted yang nantinya akan diolah dengan Fortran. Tipe data ini sering kali digunakan ilmuwan untuk menyimpan data meteorologi karena lebih mudah dibuat (dibanding HDF atau NetCDF yg butuh library khusus), hemat space di memori/disk, dan tentu saja prosesnya jauh lebih cepat dibandingkan ASCII.

Kesimpulannya, menguasai pengolahan data binary unformatted adalah keharusan bila kita ingin banyak 'bermain' dengan data, secara numerik.

1. Record tersimpan secara serial
Data dalam file terdiri dari record-record. Record ini misalnya bisa berupa curah hujan, atau temperatur. Data curah hujan per-jam selama 1 hari misalnya, terdiri dari 24-record. Untuk data yang lebih kompleks, misalnya 2D atau 3D, jumlah recordnya bisa ratusan atau ribuan. 

Yang perlu diperhatikan di sini adalah, mau sebanyak apapun dan bagaimanapun dimensi datanya, entah itu 2D atau 3D, record akan selalu tersimpan secara serial dalam file. Contohnya pada gambar berikut :


Contoh data array misalnya, data spasial dari satelit. Misalnya record dari data spasial memiliki komponen x dan y, maka record tersebut akan disimpan secara berurut pada data. Dalam hal ini, komputer tidak akan mengerti dimensi atau array, bila kita tidak memberikan instruksi untuk membentuk array dari data yang ada. Dengan kata lain, urutan x dan y dari tiap record tergantung pada kita, atau orang yang membuat/menyimpan data tersebut.

Jadi, bila kita ingin membuka data binary unformatted, kita harus tahu terlebih dahulu dimensi dari data (misal jumlah komponen x, y, z dll). Informasi ini biasanya diberikan oleh penyedia data atau orang yang membuat data tersebut.

Lalu apakah data tersebut bisa dibuka bila kita tidak tahu dimensinya? Jawabnya : Bisa! 
Data tetap bisa dibuka (terutama data 1D). Untuk data 2D atau lebih, kita perlu menghitung atau menebak pola arraynya terlebih dahulu (x-nya ada berapa, y-nya ada berapa dst), kalau tidak, kita akan kesulitan mengolah data, walaupun bisa membukanya.

2. Hanya ada satu variabel record (direct access)
Berbeda dengan HDF atau NetCDF yang memiliki metadata yang tergabung dalam 1 file, unformatted binary adalah data yang 'plain', yaitu hanya berisi record tanpa informasi tambahan (metadata atau header). Itu sebabnya, untuk mengolah data unformatted binary dengan GrADS, kita membutuhkan control file (CTL) yang fungsinya untuk memberi informasi ke komputer (GrADS) tentang file yang akan diolah, misal komponen x, y, variabel dll.

Pada data spasial dengan format unformatted binary, record umumnya diakses secara langsung (direct atau random), tidak berurutan, di mana seluruh record akan dimasukkan ke dalam satu variabel/array record. Contoh di Fortran :

read(10,rec=1) ((rain(i,j),i=1,IDIM),j=1,JDIM)

Pada contoh di atas, seluruh record akan dimasukkan ke dalam array 2D dengan nama 'rain' dengan komponen i dan j. Untuk mengakses seluruh record, kita hanya perlu menggunakan record identifier 'rec=1' dan array 'rain', diikuti dengan indeks i dan j.

Intinya, berapapun dan apapun nama variabelnya ketika data dibuat, untuk membacanya, kita hanya perlu menggunakan 1 array dan kita bisa menggunakan nama apapun untuk nama array yang menampung record dari data tersebut.

Contoh: data yang dibuat dengan nama variabel/record 'hujan', bisa dibaca kembali dengan nama variabel lain, misal 'rain'. Kenapa bisa begitu ? Kembali ke atas, karena ini adalah data unformatted alias plain, nama record/variabel bisa dianggap tidak ada.

Bila kita membaca data binary dengan 2 variabel, maka dalam file, kedua variabel tersebut akan memiliki nama record/header yang sama. Keduanya akan dibedakan berdasarkan urutan record dalam data. Misal variabel A memiliki record 1-10, variabel B memiliki record 11-20 dst (perhatikan poin 1 di atas)
 
3. Record length (direct access)
RECL atau record length ini juga seringkali membingungkan, apalagi sedikit sekali referensi yang membahasnya. Kalaupun ada, biasanya bahasanya sudah 'tinggi' banget, nggak cocok dibaca sama pemula kayak saya. Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya saya bisa memahami apa yang dimaksud dengan RECL.

RECL adalah panjang record dari data, dalam byte. Untuk data yang diakses secara langsung (direct/random), RECL ini wajib dicantumkan sebelum mengakses data. Contoh :

open(10,file=fname,
     &     form='unformatted',access='direct',recl=4*IDIM*JDIM,
     &     status='old')

Nah, bagaimanakah menentukan RECL ini ? Untuk data unformatted yang diakses secara langsung, RECL bisa dihitung dengan mengalikan kapasitas record dengan jumlah recordnya. Misalnya data spasial dengan 3600 komponen x dan 1200 komponen y, disimpan dengan record/variabel bertipe integer 2-byte, maka RECL = 2*3600*1200 = 8640000 bytes = 8.64 MB.

Fun fact : ukuran RECL mencerminkan ukuran dari file data tersebut dan bisa diketahui dengan perintah INQUIRE pada Fortran.

4. Jenis data dan jumlah record dalam byte
Seperti yang dijelaskan di poin 3 di atas, RECL mencerminkan ukuran file, dan ditentukan oleh kapasitas dan jumlah record. Kalau tidak ingin harddisk atau memori komputer cepat penuh, maka anda perlu memperhatikan jenis data dan jumlah record ketika akan menyimpan data.

Tipe data yang digunakan untuk menyimpan angka/bilangan dalam Fortran biasanya adalah integer dan real. Integer digunakan untuk menyimpan bilangan bulat (tanpa koma), dan sering digunakan karena lebih hemat space. Ada dua jenis integer biasa yang digunakan, yaitu 2-byte dan 4-byte integer.

2-byte integer bisa digunakan untuk menyimpan angka -32767 sampai dengan 32767. Perhitungannya sederhana.

Komputer hanya mengenal bilangan biner (0 dan 1), sehingga bilangan apapun akan dikonversi ke bilangan biner untuk bisa diproses komputer. 1 bit (binary digit) bisa digunakan untuk menyimpan 2 bilangan (1 dan 0 saja), 2 bit bisa digunakan untuk menyimpan 4 bilangan (00,01,10,11 atau 0,1,2,3 dalam desimal), dan seterusnya.

Artinya jumlah data bisa ditentukan dengan rumus 2 pangkat jumlah bit. Sehingga, data dengan ukuran 2 byte (16 bit, karena 1 byte=8 bit), bisa digunakan untuk menyimpan 2**16 bilangan =  65536 bilangan. Tapi, karena bit pertama data digunakan untuk menyimpan tanda positif/negatif, maka yang tersisa adalah 2**15 bilangan = 32768, jadi mulai dari -32767 sampai +32767 (+-111111111111111 dalam bilangan biner).

Hal yang sama juga berlaku untuk data integer 4-byte (32-bit). Untuk integer 4-byte jumlah datanya adalah 2**31= 2147483648 bilangan, mulai dari -2147483647 sampai +-2147483647.

5. Urutan record untuk unformatted binary GrADS
Masih ada urutannya dengan poin 1 dan 2 di atas.
Sebenarnya urutan record bisa diatur sesuka hati, tapi untuk unformatted binary GrADS GPRv7, file CTL-nya seperti ini :

dset /home/DATALINK/GPRv7/201301/GPR2013011686417.Lev80.gdat
title PR 2a25 data for GrADS
*options little_endian
options big_endian
undef -9999
xdef 1 linear 180. 0.5
ydef 49 linear 1 1
zdef 80 linear 250. 250.
tdef 9150 linear jan0001 1yr
vars 10
lat1    0 -1,40,2,-1 flat=lat1+lat2*0.001
lat2    0 -1,40,2,-1 flat=lat1+lat2*0.001
lon1    0 -1,40,2,-1 flon=lon1+lon2*0.001
lon2    0 -1,40,2,-1 flon=lon1+lon2*0.001
flag    0 -1,40,2,-1 rainflag 2byte integer
method  0 -1,40,2,-1 methodflag 2byte integr
rain1  80 -1,40,2,-1 rainfall*100 2byte integr
rnsfc   0 -1,40,2,-1 near-sfc rain*100 2byte integr
rave1   0 -1,40,2,-1 rainave(2km-4km)*100 2byte integr
rave2   0 -1,40,2,-1 rainave(top-bottom)*100 2byte integr
endvars


Setelah dibuka dengan Fortran, inilah urutan record pada data unformatted binarynya :

 read(10,rec=1)(((datfile(j,varnum,t),j=1,JDIM),varnum=1,VARS)
     &                               ,t=1,TDIM)


Sehingga pola urutan recordnya :
  1. y adalah dimensi terkecil (karena x=1), dengan 49 komponen.
  2. variabel adalah dimensi kedua, 89 komponen. Kenapa 89 ? Karena ada satu variabel yang memiliki 80 level vertikal. Sisa variabel yang lain hanya memiliki 1 level (permukaan).
  3. t adalah dimensi ketiga, dengan 9150 komponen.
Jadi kalau disimpulkan, kemungkinan besar pola urutan record untuk unformatted binary GrADS secara umum adalah sebagai berikut :
  1. x (atau y, bila x=1)
  2. variable level (z)
  3. variable name
  4. y (atau t, bila x=1)
  5. t
Memang sedikit membingungkan, sehingga perlu banyak percobaan lagi dengan menggunakan data unformatted binary untuk bisa memastikan polanya.

Tuesday, July 12, 2016

Gaijin Story #5 - Cara Menggunakan Bus Kota di Jepang

sumber: wikipedia/Tobu Bus
Jepang terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki sistem transportasi terbaik di dunia. Bila anda berkunjung ke Tokyo misalnya, anda bisa mengunjungi hampir seluruh bagian kota hanya dengan menggunakan kereta atau bus. Selain itu, moda transportasi publik di Jepang terkenal sangat tepat waktu dan jarang sekali telat. Itu sebabnya, bepergian dengan transportasi publik di Jepang sangat nyaman, karena kita bisa menentukan dengan tepat, kapan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan.

Di Kashiwa, kota tempat saya tinggal, jaringan keretanya tidak sekompleks Tokyo, sehingga bus menjadi alat transportasi utama di sini. Saya yakin kota-kota lain yang tidak sebesar Tokyo juga mengalami hal yang sama. Menggunakan bus di Jepang memang sedikit lebih rumit dibandingkan kereta, dan inilah yang akan dibahas dalam tulisan kali ini.

Menggunakan bus di Jepang, tentu saja berbeda dengan di Indonesia. Berikut beberapa hal yang perlu anda perhatikan ketika akan menggunakan bus di Jepang :
  • Bus hanya berhenti di halte/bus stop.
  • Satu pintu digunakan untuk naik, sedangkan pintu lain digunakan untuk turun. Jadi, penumpang harus/naik dan turun di pintu yang sesuai.
  • Tidak ada kenek yang menagih ongkos. Pembayaran dilakukan dengan mesin (kadang dengan bantuan supir).
  • Pembayaran dilakukan dengan uang pas, secara cash atau dengan menggunakan IC card (semacam kartu e-money).
  • Ongkos ditentukan berdasarkan jarak tempuh dari tempat asal ke tujuan.
  • Relatif tepat waktu (walaupun belum setepat kereta, karena bergantung lalu lintas jalan).
  • Rentang waktu antar jadwal bus umumnya bergantung pada rute bus ybs. Pada rute yang ramai (misal dekat pusat kota), bus ada setiap 5-10 menit sekali. Pada rute yang sepi (misal pinggiran kota), bus biasanya ada setiap 30 menit - 1 jam sekali.
  • Jadwal bus dibedakan untuk hari kerja (Senin-Jumat) dan weekend (Sabtu-Minggu). Pada beberapa kasus, jadwal bus bisa terbagi menjadi tiga, yaitu: hari kerja - sabtu - minggu/hari libur. 
Kalau diurutkan, berikut langkah-langkah menggunakan bus di Jepang :

1. Pastikan Rute dan Jadwal Bus. 
Periksa rute dan jadwal bus yang akan anda gunakan sebelum bepergian via Internet atau langsung di halte bus. Cek lagi haltenya, apakah benar rute bus yang akan anda gunakan berhenti di halte tersebut, karena satu halte bus bisa digunakan oleh beberapa rute yang berbeda. 

Seperti halnya jadwal kereta, jadwal bus di Jepang umumnya berbentuk tabel yang terbagi menjadi beberapa kolom. Misal untuk hari rabu, periksalah jadwal bus pada kolom hari kerja (平日- "Heijitsu"). Kolom yang paling kiri (di baris berikutnya) adalah kolom "Jam", sedangkan kolom-kolom berikutnya adalah "Menit". Jadi, pastikan anda melihat jadwal sesuai dengan hari, jam dan menit yang tepat.

Contoh jadwal bus di halte

Kalau anda sudah tahu jadwal bus, tunggulah di halte sebelum jadwal kedatangan bus dan antrilah (kalau sudah ada orang lain di halte).

Bila bus sudah tiba di halte, pastikan nomor dan tujuan bus yang tertera di layar/depan bus sudah sesuai dengan rute yang anda inginkan. Jangan sampai salah naik.

2. Naik ke Bus
Untuk bus kota/umum, penumpang biasanya naik dari pintu tengah. Bila anda ingin membayar dengan cash, ketika naik, ambilah karcis dari kotak karcis yang ada dekat pintu tengah bus. Perhatikan angka yang tertera pada karcis tersebut, itu adalah kode halte asal yang nantinya akan menentukan ongkos yang harus anda bayar. Simpan karcis tersebut baik-baik.

 Kotak karcis (kiri) dan alat tap IC card (kanan)

Bila anda ingin menggunakan IC card untuk membayar, misalnya SUICA, PASMO dll, ketika naik, tap-lah kartu anda pada tempat yang sudah disediakan, yang biasanya berada di sebelah kotak karcis dekat pintu tengah. Ketika melakukan tap, perhatikan saldo kartu yang tertera pada layar. Pastikan saldo yang dimiliki cukup untuk membayar ongkos bus.

Karcis bus

IC Card SUICA
Pada beberapa kasus, misalnya bus charter, penumpang masuk dari pintu depan, dan menunjukkan tiket atau semacam kartu PASS kepada supir yang menunjukkan si penumpang memang berhak naik ke bus tersebut.

3. Duduk atau Berdiri di Bus
Seperti halnya di kereta, tempat duduk di bus umumnya terbatas. Jadi ketika jam-jam sibuk, anda kemungkinan harus berdiri di bus. Beberapa kursi bus juga diprioritaskan untuk penyandang cacat, manula, anak-anak dan ibu hamil. Jadi, perhatikan sekeliling dan keterangan di kursi sebelum anda duduk.

4. Periksa Ongkos yang Harus Dibayar
Pada bagian depan bus ada semacam layar yang menunjukkan halte pemberhentian berikutnya dan ongkos yang harus anda bayar. Ongkos ini ditentukan berdasarkan jarak dari halte asal dan halte tujuan. Misalnya di karcis tertera angka "1", maka carilah angka tersebut pada layar. Bila sudah ketemu, di bawah angka "1" akan tertera ongkos yang harus anda bayar bila anda turun di halte berikutnya, misal "170", yang berarti 170 Yen.

Layar penunjuk ongkos bus
Pengguna IC card bisa lebih santai, karena tidak harus selalu memperhatikan layar (selama saldo di kartu anda masih cukup untuk mebayar ongkos bus).

5.  Membayar Ongkos dan Turun dari Bus
Beberapa saat sebelum halte tujuan, announcer/speaker bus akan menginformasikan nama halte tersebut. Bila anda ingin turun di halte tersebut, tekanlah tombol berhenti (とまります- "Tomarimasu") yang terletak di dinding atau dekat kursi. Tombol akan menyala disertai dengan suara denting, dan announcer akan berkata "Sugi tomarimasu" yang artinya kurang lebih: "berhenti di halte berikutnya".

Tombol berhenti di bus
Pada bus kota/umum, penumpang turun melalui pintu depan. Sebelum turun, masukkan karcis dan ongkos pada tempat yang sudah disediakan, di dekat supir. Bentuknya kurang lebih seperti celengan dengan lubang besar. Di depan "celengan" tersebut, ada layar yang menunjukkan ongkos yang harus anda bayar.



Bagaimana bila anda tidak bisa membayar dengan uang pas ?

Di sebelah celengan ongkos, terdepat satu mesin celengan lagi (umumnya berwarna biru/ungu, dengan lubang yang lebih kecil) yang fungsinya untuk menukar uang besar dengan uang kecil. Misal anda memasukkan sekeping koin 100 Yen, maka mesin tersebut akan mengeluarkan sekeping koin 50 Yen, dan lima keping koin 10 Yen. Mesin ini juga bisa menukar uang kertas dengan pecahan yang lebih besar, misalnya 1000 Yen.

Setelah menukar uang dan mendapat uang kecil, masukkan uang tersebut ke dalam celengan ongkos, bersama dengan karcis.

Pengguna IC card cukup melakukan tap pada tempat yang sudah disediakan. Layar akan menunjukkan ongkos yang dibayar dan sisa saldo pada kartu. Mudah sekali.

Bila anda ingin membayar ongkos untuk dua orang, katakan "futari desu" ke supir. Bila menggunakan IC card, supir akan mengatur mesin tap agar memotong saldo kartu untuk ongkos dua orang. Jadi jangan lupa memberitahu supir sebelum anda melakukan tap.

Pada bus charter, penumpang bisa langsung turun dari pintu tengah tanpa membayar karena sebelumnya sudah menunjukkan kartu PASS ke supir ketika naik bus dari pintu depan.

 ---------------

Demikian cara menggunakan bus di Jepang. Berikut ada beberapa beberapa tips tambahan :
  • Jadwal bus umumnya tidak sesering dan setepat kereta. Jadi pastikan anda tepat waktu bila ingin menggunakan bus.
  • Membayar ongkos dengan IC card lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan cash. Selain itu, anda juga mendapat sedikit diskon bila membayar dengan IC card.
  • Bila harus membayar dengan cash, pastikan anda sudah memiliki uang pas sebelum naik bus untuk menghindari antrian dan waktu yang terbuang ketika menukar uang sebelum turun dari bus.
  • Antrilah baik ketika naik dan turun dari bus.
  • Jangan makan, minum atau berisik ketika di dalam bus (orang Jepang umumnya sensitif, dan mudah terganggu bila anda ngobrol dengan suara keras).
  • Bila bingung, misalnya ketika akan turun atau membayar, jangan segan bertanya pada supir. Umumnya supir masih bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris (atau isyarat).

Thursday, June 16, 2016

Gaijin Story #4 - Kashiwa Lodge


Minggu, 12 Juni 2016, awal musim panas.

Setelah proses administrasi yang lumayan rumit, saya dan istri akhirnya resmi pindah ke apato (apartemen) di daerah Midoridai, Kashiwa. Untuk mengenang tempat tinggal saya selama dua bulan pertama di Jepang, maka pada tulisan kali ini saya akan sedikit bercerita tentang Kashiwa Lodge.

Kashiwa lodge (Todai Kashiwa International Lodge) adalah salah satu fasilitas akomodasi yang disediakan khusus untuk mahasiswa internasional Todai yang berkampus di Kashiwa. Berbeda dengan dorm lainnya seperti Komaba atau Shirokane, Kashiwa lodge adalah satu-satunya lodge yang berlokasi di luar Tokyo, dan masih tergolong baru (dibangun tahun 2009). Kalo anda mahasiswa baru Todai (S2/S3/Research Student) dan mengambil bidang Fisika, Astronomi, Lingkungan, Meteorologi atau Oseanografi, maka besar kemungkinan anda akan ditempatkan di Kashiwa lodge, karena pusat penelitian untuk bidang-bidang keilmuan di atas berada di Kashiwa.

Kashiwa lodge, Mei 2016
Kashiwa lodge terletak berseberangan dengan Kashiwanoha Park, dan berjarak kurang lebih 1.2 km dari kampus Kashiwa Todai, jadi bisa jalan kaki ke kampus. Stasiun terdekat dengan Kashiwa lodge adalah Kashiwanoha Campus-eki yang bisa ditempuh kurang lebih 30 menit dari Tokyo dengan menggunakan Tsukuba Express. Dari Kashiwanoha Campus-eki, kita bisa mencapai Kashiwa lodge dengan berjalan kaki selama kurang lebih 15-20 menit atau naik bus selama 5 menit.

Kashiwa lodge terdiri dari tiga bangunan utama dengan empat lantai yang saling terhubung, kalo diliat dari atas kurang lebih seperti huruf "E". Pada dasarnya ada tiga jenis kamar yang disediakan: Single (1 orang), Couple (2 orang) dan Family (lebih dari 2 orang). Kamar single terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu kamar single untuk mahasiswa dan kamar single untuk researcher. Kamar single untuk researcher ukurannya sedikit lebih besar dibandingkan kamar single mahasiswa. Kamar couple dan family hanya dikhususkan untuk mahasiswa/researcher yang sudah berkeluarga. Sesuai dengan namanya, Kashiwa lodge diperuntukkan bagi mahasiswa internasional. Jadi, anda tidak akan menemukan mahasiswa Jepang yang tinggal di sini (kecuali untuk beberapa kasus tertentu).

Deretan kamar single lantai 2 Kashiwa lodge, April 2016
Kamar single untuk mahasiswa ukurannya lumayan kecil namun nyaman, dengan fasilitas AC, internet (kabel), kamar mandi/toilet, meja, kursi, lemari (baju dan sepatu), jemuran, intercom, kulkas kecil dan tempat tidur, walaupun tidak ada balkon dan dapur seperti halnya kamar couple/family. Untuk memasak, kita bisa menggunakan common room yang terletak di tengah bangunan utama di setiap lantai. Di common room juga tersedia TV, vending machine minuman (lantai 1) dan perpustakaan kecil (lantai 1). Oh iya, koneksi internet wifi juga tersedia di common room. Di tiap lantai juga terdapat dua ruang laundry, masing-masing dilengkapi dengan sepasang mesin cuci dan pengering pakaian yang dioperasikan dengan koin. Khusus untuk lantai 1, terdapat multi purpose room dan meeting room yang bisa digunakan untuk acara-acara tertentu, misalnya untuk party atau sholat berjamaah bagi yang muslim. Fasilitas lain yang bisa digunakan adalah parkir sepeda dan lapangan basket, rugby, basket dan ruang fitness yang terletak persis di sebelah lodge.





Fasilitas kamar single Kashiwa lodge
Karena lokasinya yang berada agak di pinggiran Kashiwa, suasana lodge lumayan sepi dan agak-agak "terpencil" dari keramaian kota. Supermarket terdekat jaraknya kurang lebih 400 m dari lodge, sedangkan convenient store malah lebih jauh lagi (1 km). Pusat perbelanjaan terdekat dengan lodge adalah Lalaport yang terletak di sebelah Kashiwanoha campus-eki. Karena suasananya yang sunyi senyap itulah, kebanyakan penghuninya akan menghabiskan weekend di luar lodge, misalnya ke Tokyo, Chiba atau yang paling dekat, pusat kota Kashiwa. Di sisi lain, kalo anda ingin belajar dengan tenang, anda dijamin akan betah tinggal di lodge ini sepanjang hari.

Kashiwanoha campus-eki dan Lalaport (sumber:http://static.panoramio.com)

Lapangan rugby dan fitness centre di sebelah Kashiwa lodge, Juni 2016
Berapa biaya sewa bulanan di Kashiwa lodge? Untuk kamar single (mahasiswa) kurang lebih 37 ribu yen. Bila ditambah dengan biaya listrik, air, gas dan fasilitas umum lainnya, totalnya sekitar 50 ribu yen, termasuk murah untuk lokasi yang berdekatan dengan Tokyo. Tapi untuk kamar couple/family biaya sewanya lumayan mahal, masing-masing 85 ribu dan 108 ribu yen, itu baru biaya kamar saja. Bagaimana kalau tinggal bersama istri/keluarga di kamar single? Tidak bisa. Kamar single hanya boleh untuk satu orang, itu sudah peraturannya. Walaupun begitu, penghuni kamar single diijinkan membawa anggota keluarganya (istri, anak, orang tua atau saudara) untuk tinggal bersama di lodge paling lama tiga bulan.


Fire drill dan Welcome Party Kashiwa Lodge, Mei 2016

Umumnya penghuni diijinkan tinggal di lodge selama 1 tahun. Setelah itu, kita dipersilakan mencari tempat tinggal baru (apato), atau mengajukan permohonan perpanjangan untuk tinggal di lodge. Perpanjangan tinggal biasanya akan diterima bila kamar lodge masih tersedia, di mana mahasiswa baru yang akan diprioritaskan. Berhubung mahasiswa di kampus Kashiwa tidak seramai di kampus utama di Tokyo, umumnya kamar kosong masih banyak tersedia di lodge. Beberapa kenalan saya malah mengaku sudah tinggal 2 tahun di Kashiwa lodge.

Saya sebenarnya juga dipersilakan menghuni kamar single lodge hingga Maret 2017. Namun, karena istri memutuskan tinggal bersama saya di Jepang, maka saya harus mencari apartemen baru atau pindah ke kamar couple. Berhubung biaya kamar couple kurang terjangkau untuk mahasiswa MEXT seperti saya, maka mencari apato adalah opsi yang saya pilih. Saya sempat tinggal di lodge selama hampir 2,5 bulan sebelum akhirnya pindah ke apato baru bersama istri.

Begitulah kurang lebih cerita saya tentang Kashiwa lodge. Kalau dirangkum, berikut plus-minus tinggal di tempat ini (dari pengalaman saya) :

Plus :
  • Suasananya tenang, nyaman buat belajar. Berdekatan dengan Kashiwanoha park.
  • Biaya sewa relatif murah (single room).
  • Tidak perlu mengeluarkan ongkos transportasi lebih karena bisa jalan kaki ke kampus (kecuali anda mengambil kelas di Tokyo).
  • Bangunan relatif masih baru, bersih dan fasilitasnya lengkap.
  • Dekat dengan toko makanan murah (Okaa-san). Bagi yang muslim, anda juga bisa menemukan daging ayam halal di toko ini.
Minus :
  • Biaya sewa yang mahal untuk couple/family room.
  • Pilihan transportasi yang relatif terbatas.
  • Jauh dari convenient store.
  • Sepi dan minim hiburan.
Setahun sekali di Kashiwa lodge akan dilakukan Fire Drill (latihan kebakaran) dan simulasi gempa bumi. Selain itu, akan ada welcome party bagi mahasiswa baru yang tinggal di lodge. Jadi, kalau anda mahasiswa baru Todai dan berkampus di Kashiwa, saya sarankan anda memilih akomodasi di Kashiwa lodge sebelum mencari apartemen lain. Ditempat ini, anda bisa bertemu orang-orang dari berbagai belahan dunia, dan tentunya akan banyak pengalaman menarik yang bisa diperoleh selama tinggal di sini :-)


Friday, May 27, 2016

Gaijin Story #3 - Berburu Provider Seluler Murah Tanpa Credit Card di Tokyo

Sumber: www.nippon.com

Telekomunikasi adalah salah satu hal paling penting bagi setiap orang, nggak cuma di Indonesia, tetapi juga di Jepang. Dan mungkin juga, banyak orang yang sudah paham kalau Jepang memiliki sistem yang berbeda dengan Indonesia, dalam hal telekomunikasi seluler. Di Indonesia, kita bisa dengan mudah memiliki nomor HP sesuai keinginan. Tinggal pilih provider seluler, beli SIM Card, pasang di HP, registrasi, selesai.

Bagi orang yang menetap di Jepang (lebih dari 3 bulan dan bukan turis), untuk bisa memiliki nomor HP, kita harus memiliki kontrak dengan provider seluler, tidak peduli apakah sistemnya pra-bayar maupun pasca-bayar. Kebanyakan provider seluler di Jepang menawarkan kontrak dalam bentuk paket bersama dengan smartphone, artinya kalau kita beli paket, kita juga mendapat smartphone baru. Periode kontrak umumnya dua tahun. Bila kita ingin memutus kontrak kurang dari dua tahun, maka kita harus membayar pinalti. Mau ganti SIM card diam-diam? Nggak semudah itu, karena smartphone sudah dikunci untuk bisa bekerja dengan SIM card dari provider yang bersangkutan.

Biaya bulanan yang harus kita bayarkan untuk sistem kontrak semacam ini biasanya terbilang mahal, karena pelanggan nggak cuma membayar paket komunikasi, tapi juga sekaligus "nyicil" smartphone yang sudah termasuk dalam kontrak tadi. Kontrak dengan DOCOMO, operator terbesar di Jepang, misalnya, paling murah 7000-8000an yen per bulan (silakan kali Rp.100 untuk kisaran harga kasarnya dalam Rupiah). Walaupun cenderung memberatkan, masih banyak orang yang memilih kontrak semacam ini, umumnya karena tertarik dengan smartphone yang ditawarkan, misalnya iPhone atau Samsung Galaxy model terbaru.

Alternatif lain yang bisa digunakan adalah kontrak tanpa smartphone, artinya kita hanya membeli SIM card saja. Kontrak hanya dengan SIM ini jauh lebih murah, dan untungnya lagi, kita bisa menggunakan smartphone apapun, selama SIMnya tidak terkunci, seperti halnya smartphone yang dijual di Indonesia. Biaya bulanan untuk kontrak semacam ini biasanya di bawah 5000 yen per bulan.

Kalau saya sendiri, jujur saja, tidak peduli dengan smartphone, dan lebih tertarik dengan paket komunikasinya saja. Bagi saya, smartphone yang saya bawa dari Indonesia sudah lebih dari cukup untuk keperluan komunikasi, seperti telepon, chatting atau internet. Pokoknya yang penting saya dapat nomor telepon Jepang untuk berbagai keperluan, seperti asuransi, mencari apartemen dan layanan publik lainnya, itu saja. Lagian, saya mahasiswa yang hidupnya bergantung dengan beasiswa. Jadi, daripada habis buat bayar telepon, mendingan duitnya dipakai untuk hal lain yang lebih penting, atau ditabung. Alasan lainnya, informasi paket + smartphone yang ditawarkan provider besar seperti DOCOMO cenderung rumit, terlalu detil dan membingungkan, padahal yang kita butuhkan sebenarnya hanya kisaran biaya total yang harus dibayarkan setiap bulannya. Mungkin ini strategi bisnis atau memang bagian dari budaya masyarakat Jepang yang serba detil ? Entahlah.

Informasi paket bulanan DOCOMO yang njelimet ... biaya di atas belum termasuk pajak dan nyicil smartphone
Kesimpulannya, saya lebih tertarik dengan sistem kontrak dengan SIM saja, dibandingkan paket kontrak dengan smartphone yang ditawarkan provider-provider besar di Jepang.

Mencari provider SIM (atau lazim disebut MVNO) di Jepang sebenarnya gampang-gampang susah, karena jumlahnya yang lumayan banyak, dengan layanan yang beraneka ragam.

Walaupun provider-provider MVNO sering menampilkan iklan dengan "bumbu" bahasa Inggris, anda pada dasarnya tetap harus bisa berbahasa Jepang, karena staf di toko mereka umumnya tidak bisa berbahasa Inggris. Saya beberapa kali mencoba berkunjung ke toko-toko MVNO untuk menanyakan paket yang ditawarkan, dan umumnya para staf di sana kebingungan ketika saya bertanya dalam bahasa Inggris. Saya juga pernah mencoba bertanya dalam bahasa Jepang yang masih payah (ditambah bahasa isyarat), hasilnya sama saja. Bagi saya, lebih baik mencari provider yang benar-benar bisa memberikan informasi yang jelas dalam bahasa Inggris, daripada kebingungan di kemudian hari. Untungnya, di beberapa lokasi di Tokyo yang ramai dengan turis, seperti Akihabara atau Shibuya, banyak staf toko yang bisa berbahasa Inggris, misalnya BIC SIM atau IIJMO.

Kendala berikutnya adalah metode pembayaran. Kebanyakan provider MVNO hanya menerima pembayaran via credit card, dan berhubung membuat credit card di Jepang tidak gampang dan butuh waktu (setidaknya 1-2 bulan), ini berarti masalah buat orang asing yang tidak memiliki credit card seperti saya. Karena kendala inilah, akhirnya saya tidak jadi membuat kontrak dengan BIC SIM dan IIJMO, dan harus mencari provider lain.

Awalnya, saya nyaris putus asa karena tak kunjung menemukan provider MVNO yang mau menerima pembayaran selain credit card, misalnya lewat transfer bank/ATM. Sempat juga nyaris membuat kontrak dengan DOCOMO yang biaya bulanannya selangit itu (DOCOMO menerima pembayaran cash), karena saya harus segera mendapatkan nomor telepon Jepang untuk keperluan lain. Untungnya, setelah bertanya lewat sebuah forum, salah seorang anggota yang sudah tinggal lama di Tokyo menyarankan saya untuk menghubungi GTN, salah satu provider MVNO yang bermarkas di Shin-Okubo.

Informasi paket SIM GTN yang sederhana dan .. murah ...
Walaupun sempat ragu, namun karena butuh cepat, akhirnya saya beranikan diri ke toko mereka di Shin-Okubo. Di sana, saya diberikan penjelasan tentang paket-paket yang ditawarkan mereka, dalam bahasa Inggris. Paket flat untuk voice dan data sekitar 3000an yen, sedangkan untuk paket 3 GB dihargai sekitar 1900an yen, per bulan. Termasuk murah untuk ukuran MVNO dengan layanan voice dan data. Kontraknya minimal 7 bulan dan fleksibel, di mana kita  bisa memilih paket lain setelah 3 bulan. Tapi yang paling membuat saya lega, pembayaran bulanannya bisa dilakukan via transfer bank dan konbini (convinient store). Saya pun segera membuat kontrak baru dengan GTN, dan dalam tempo sekitar 30 menit, seluruh proses registrasi selesai dan smartphone saya sudah memiliki nomor Jepang :-D

Perburuan provider MVNO pun selesai. Sejauh ini saya cukup puas dengan service yang ditawarkan GTN, terutama untuk layanan bahasa Inggris dan metode pembayarannya. Jadi, sepertinya dalam 7 bulan ke depan saya tidak akan pindah dulu ke provider lain.

Monday, May 23, 2016

Research Note #3 - FX10 The University of Tokyo Super Computer Log In

Dua minggu lalu, saya diberi kesempatan untuk menjajal Super Computer Todai untuk keperluan simulasi/model. Berhubung status saya masih kenkyusei, maka saya belum mendapatkan username dan password untuk bisa log in ke sistem super computer. Alhamdulillah, Sensei berbaik hati meminta ke divisi supercomputer Todai untuk membuatkan username dan password agar saya bisa terkoneksi ke sistem. 

Seperti halnya koneksi internet/wifi di Todai, super computer Todai tidak bisa diakses begitu saja dengan mudah. Sistem pengamanannya berlapis, karena selain username dan password, pengguna juga harus mendaftarkan "key" ke sistem via website, sebelum bisa mengakses sistem dengan menggunakan SSH client seperti Putty.

Penggunaan "key" ini sebenarnya sederhana prinsipnya, namun cukup rumit bagi orang yang tidak terbiasa menggunakannya, termasuk saya. Tulisan ini dibuat jikalau saya sewaktu-waktu lupa prosedurnya.

1. Administrator mengirimkan username dan password untuk registrasi
Username yang dimaksud di sini adalah username yang bisa digunakan untuk log in ke sistem registrasi website, dan super computer. Sedangkan password yang dikirim adalah password yang hanya diperuntukkan bagi registrasi, bukan untuk akses ke super computer. 

Administrator juga akan mengirimkan link yang berisi manual/petunjuk untuk terhubung dan menggunakan super computer.

2. Membuat public key dan private key dengan Putty Key Generator
Public key akan didaftarkan pertama kali via website dengan menggunakan username/password yang dikirimkan administrator (langkah 1). Super computer akan menghubungkan username kita dengan public key yang kita daftarkan. Perubahan public key hanya perlu dilakukan sekali saja dan hanya bisa dilakukan via website.

Private key digunakan sebagai pengenal SSH client yang kita gunakan, berdasarkan public key yang kita daftarkan. Bila ingin mengakses super computer dengan beberapa client/PC yang berbeda, key ini harus disimpan dan didistribusikan pada setiap client. Dengan kata lain, private key ini adalah "password" yang akan digunakan untuk mengakses super computer.

Public key dan private key bisa dibuat dengan menggunakan Putty Key Generator (gratis).


Public key dibuat dengan menekan "Generate", lalu menggerakkan mouse secara acak pada ruang kosong pada blank area aplikasi. Setelah public key muncul, buatlah "Key passphrase" yang merupakan password dari publik key. Bila sudah, simpan ke dalam bentuk private key file dengan memilih "Save Private Key". File ini nantinya bisa disalin ke PC lain bila ingin mengakses super computer dengan menggunakan Public Key yang sudah dibuat.

Bila ingin segera melakukan registrasi public key, jangan tutup aplikasi. Buka halaman web : 

3. Registrasi Public Key via Website
Setelah masuk ke website, log in dengan menggunakan username dan password yang dikirim administrator pada langkah 1.

Setelah masuk, daftarkan public key dengan memilih menu "SSH公開鍵登録" di panel sebelah kiri layar.


Copy public key di aplikasi Putty Key Generator, dan paste pada text box yang sudah disediakan. Lalu tekan submit dibagian bawah text box.


Bila tidak ada pesan kesalahan, maka proses registrasi public key selesai.

4. Menggunakan Putty untuk mengakses super computer.
Bila public key sudah didaftarkan, maka koneksi bisa dilakukan dengan menggunakan Putty. Koneksi pada dasarnya dilakukan seperti biasa, dengan tambahan private key. Sebelum melakukan koneksi, kita harus menetapkan private key yang sudah disimpan sebelumnya pada menu : Connection >  Auth


Setelah itu, koneksi bisa dilakukan. Super computer akan meminta username (dari admin) dan phrasekey (password/Keypassphrase) yang kita buat sebelumnya dengan Putty Key Generator. Bila tidak ada kesalahan, maka kita akan terkoneksi dengan sistem.


Walaupun agak ribet, tapi penggunaan "Key" ini sebenarnya sangat bagus untuk meningkatkan keamanan sistem. Dengan metode ini, peran password akan digantikan oleh private key dalam bentuk file, yang akan dikirimkan ke server oleh client pada saat log in. Pengguna yang tidak berhak, yang tidak memiliki private key yang sesuai, akan langsung ditolak oleh server.