Haduh bagaimana ini ? Bukannya tadinya janji mau cuti ngeblog dulu ? Yah, gara-gara pesan YM yg bikin heboh kemarin, akhirnya saya nggak tahan pingin nulis di blog. Berikut pesannya :
"Pada tanggal 17 Oktober 2008, matahari akan terus menyinari kita selama 36 jam (1.5 hari). Dan selama itu Amerika dan tetangga2nya akan gelap 1.5 hari. Ini akan mengkonversi 3 hari menjadi 2 hari besar.Ini terjadi setiap 2400 tahun sekali. Kita beruntung dapat menyaksikan dan merasakannya,beri tahu teman2 yah.."
Dan seperti biasa, para jurnalis, peneliti, blogger sampe anak sekolah pada ribut gara-gara pesan singkat ini. Pertanyaannya tentu saja, apakah berita ini benar atau cuman hoax ?
Sebagian besar orang menganggap bahwa pesan ini adalah salah satu hoax 'terparah' yg pernah ada.
"Ini orang yg bikin pesan nggak pernah sekolah apa ? Anak SD aja tau kalo matahari itu bersinar tuh cuman sekitar 12 jam sehari. Kecuali kalo mau kiamat !", ketus seorang tetangga saya.
----------------
Well, menurut saya sendiri sih, pesan itu ada benarnya. Walaupun ada juga bagian ngaconya. Bingung ? Ok, kita bahas dulu yuk dari sisi scientific-nya.
Mungkinkah matahari bersinar selama 36 jam non-stop ?
Jawabannya, SANGAT MUNGKIN.
Jangankan 36 hari, matahari bisa bersinar non-stop selama 6 bulan !
Kalo misal anda lg dapat rezeki jalan-jalan ke negara-negara yg dekat kutub utara atau kutub selatan, misal Swedia, Norwegia dll anda dapat menyaksikan salah satu fenomena alam yg paling unik yg disebut Midnight Sun, atau kalo diterjemahkan secara kasar berarti Matahari di Tengah Malam.
Midnight Sun adalah fenomena yg hanya terjadi di daerah kutub utara/selatan dan sekitarnya (lingkar kutub) di mana matahari tetap terlihat bersinar di malam hari waktu setempat (24 jam non-stop). Berarti nggak ada malam dong ? Emang, dan fenomena ini nggak cuman terjadi selama 36 jam, tapi bisa berbulan-bulan. Orang yg persis berada di kutub utara atau selatan bahkan bisa mengalami 'siang hari' selama enam bulan non-stop tanpa ada 'malam hari', dan setelah itu sebaliknya, mengalami 6 bulan 'malam hari' non-stop tanpa ada 'siang hari'.
Kok bisa begitu ?
Waktu SD mungkin kita pernah diperagakan oleh bapak dan ibu guru bagaimana bumi berotasi pada sumbunya dan meng-orbit (berevolusi) mengelilingi matahari. Nah, (dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada bapak/ibu guru), umumnya ada satu bagian yg terlupa. Bahwasanya, posisi bumi terhadap matahari tidak persis tegak lurus dengan sumbu rotasi bumi, tetapi agak miring sekitar 23,4 derajat. Emang pengaruhnya apa ?
Karena kemiringan ini, maka pada saat bumi mengelilingi matahari, sebagian daerah bumi (dengan acuan sumbu rotasi bumi) akan memperoleh sinar matahari lebih banyak dari daerah lainnya. Hal inilah yg menjadi salah satu penyebab adanya musim di bumi (panas, gugur, dingin, semi).
- Pada sekitar bulan Mei - Juli, matahari akan lebih banyak menyinari belahan bumi utara/BBU (>23 derajat lintang utara), sehingga pada belahan bumi utara (USA, eropa) mengalami musim panas, belahan bumi selatan/BBS mengalami musim dingin (australia).
- Pada sekitar bulan Agustus - Oktober, daerah cakupan sinar matahari mulai turun ke selatan dan mendekati ekuator (khatulistiwa, 0 derajat lintang). Pada sekitar tanggal 22 September, terjadi Equinox, di mana matahari akan persis berada di atas khatulistiwa. Pengaruhnya, BBU mengalami musim gugur, BBS mengalami musim semi. Pada tempat-tempat di ekuator seperti Pontianak, matahari akan terlihat persis di atas kepala anda pada jam 12 siang, sehingga bayangan tubuh akan tidak terlalu terlihat.
- Pada bulan November - Januari, daerah cakupan sinar matahari berada di BBS (>23 derajat lintang selatan), akibatnya di BBU akan mengalami musim dingin, sementara di BBS akan mengalami musim panas. Jadi jangan heran kalo natal di USA atau eropa itu pas musim dingin, sementara natal di australia ketika musim panas.
- Pada bulan Februari - April, cakupan sinar matahari mulai berpindah lagi menuju ke utara dan kembali berada persis di atas equator di sekitar tanggal 20 Maret. Equinox terjadi lagi. Kali ini BBU mengalami musim semi dan BBS musim gugur.
OK, kembali ke Midnight Sun tadi. Pada waktu musim panas, matahari lebih banyak menyinari BBU, termasuk daerah kutub utara. Akibatnya, walaupun bumi berotasi pd sumbunya, daerah ini akan tetap terkena sinar matahari lebih dari 12 jam. Pada daerah-daerah yg sangat dekat dengan kutub utara, matahari bahkan terlihat bersinar selama 24 jam penuh, dan pada daerah kutub, 'siang abadi' ini bisa berlanjut sampai setengah tahun lamanya (pertengahan musim semi - pertengahan musim gugur).
Pada saat yg sama, belahan bumi selatan mengalami musim dingin. Daerah sekitar kutub selatan akan sedikit sekali menerima sinar matahari. Kutub selatan bahkan tidak terkena sinar matahari pada periode ini. Akibat yg terjadi adalah kebalikan dari kutub utara tadi. Kutub selatan, akan mengalami 'malam abadi' selama setengah tahun.
OK. Jadi, masuk akal kan kalo matahari itu bisa menyinari kita selama 36 jam ...... asalkan pada saat itu, kita berada di kutub utara/selatan pada saat musim panas.
Apakah pada tanggal 17 oktober 2008, Amerika dan tetangga2nya akan gelap selama 36 jam ?
Tidak. Amerika utara, eropa dan asia utara berada pada akhir musim gugur pada bulan oktober ini. Siang hari akan menjadi lebih pendek, tetapi bukan berarti gelap terus-menerus. Di Barrow, Alaska (titik paling utara USA), matahari mulai tenggelam sekitar tanggal 18-19 November, dan baru terbit lagi 65-67 hari kemudian.
Pernah nonton film 30 Days of Night nggak ? Nah, walaupun kurang akurat, film itu (kecuali vampir-nya ) bisa jadi contoh bagaimana keadaan 'malam abadi' pada saat musim dingin di Alaska.
Apakah fenomena ini terjadi setiap 2400 tahun ?
Seperti yg saya paparkan di atas, fenomena ini terjadi setiap tahun, bukan 2400 tahun sekali.
Apakah kita juga bisa mengalaminya ?
Ya itu tadi, kalo anda berada di kutub utara/selatan saat musim panas, anda akan mengalaminya. Gimana kalo di Indonesia ?
Karena berada pada daerah tropis, nggak jauh-jauh dari ekuator, maka Indonesia tidak akan mengalami fenomena ini. Sebab, mau bagaimanapun posisi cakupan sinar matahari, tetap saja daerah tropis menerima sinar matahari lebih banyak dari daerah manapun di Bumi ini. Itu sebabnya, temperatur di daerah tropis itu relatif hangat dan konstan sepanjang tahun. Jadi, Indonesia nggak akan pernah menikmati yg namanya salju, kecuali pada daerah-daerah tertentu misal gunung Jaya Wijaya. Itupun salju abadi karena pengaruh ketinggian gunung, bukan karena musim dingin.
Halah, sok tau lu ! Kata teman gw, Indonesia ntar bakalan mengalami musim dingin bersalju !
Kalo berdasarkan ilmu geofisika, konon lempengan-lempengan bumi terus bergerak satu sama lain, dan katanya sih ntar posisi daratan di bumi nggak akan sama seperti sekarang. Dari salah satu film dokumenter yg saya tonton (The Future is Wild), kutub selatan akan berpindah ke daerah equator sekitar 100 juta tahun lagi. Daratan Indonesia akan terpecah, sulawesi dan papua akan terus bergerak ke utara, sedang jawa, sumatera dan kalimantan akan bergabung dengan daratan india di selatan.
Dan konon (lagi), Bumi akan kembali mengalami zaman es sekitar 5 juta tahun dr sekarang.
Nah, jadi secara scientific, InsyaAllah, 5-100 juta tahun lagi, orang Indonesia akan beruntung bisa 'menikmati' musim dingin yg bersalju. Yg jelas, anda yg saat ini lg baca tulisan saya, kemungkinan besar nggak akan bisa menikmati saat-saat itu. Tanya kenapa .
-----
Okay, sekian ulasan dr saya. Capek euy 3 jam nulis ini non-stop. Kalo ada komentar, tambahan atau sanggahan, silakan komen.
Referensi :
- http://www.arctic.noaa.gov/gallery_np_seasons.html
- http://www.athropolis.com/arctic-facts/fact-midnight-sun.htm
- http://en.wikipedia.org/wiki/Midnight_sun
- http://en.wikipedia.org/wiki/Axial_tilt
- http://en.wikipedia.org/wiki/Equinox
- berbagai sumber (internet, film dokumenter, buku meteorologi, dll)
Images were taken from
- http://fc01.deviantart.com/fs11/i/2006/209/4/0/The_Midnight_Sun_by_Isilmetriel.jpg
- http://themes.belchfire.net/screenshots/%5B4255%5DMidnight_Sun_preview.jpg
- wikipedia.org