Monday, November 15, 2010

Top 5 - Taksi Terbaik di Jakarta

Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi saya setelah merantau lebih dari 10 tahun di Jakarta, semoga berguna buat anda yang mungkin kebetulan ingin berkunjung ke Jakarta, di mana sebelumnya tidak punya pengalaman menggunakan alat transportasi seperti taksi. Maklum saja, jumlah perusahaan taksi di Jakarta luar biasa banyak dan makin bertambah setiap tahun, sehingga wajar kalau pendatang baru terkadang bingung menentukan layanan taksi yang benar-benar baik dan layak digunakan.

Saya membuat penilaian berdasarkan banyaknya armada taksi, kenyamanan taksi, pelayanan supir taksi serta kemudahan pemesanan. Sekedar catatan, karena tulisan ini berdasarkan penilaian pribadi, saya maklum kalau saja ada pembaca yang memiliki pendapat dan penilaian berbeda.

1. Blue Bird Group

Dari seluruh armada taksi yang beroperasi di Jakarta, Blue Bird layak dijadikan yang terbaik. Armada taksi Blue Bird sangat mudah anda temukan di berbagai sudut kota, mulai dari pusat perkotaan sampai daerah pinggiran. Kendaraan yang digunakan umumnya adalah Toyota Limo (versi rendah dr Toyota Vios). Setiap kendaraan biasanya dilengkapi dengan GPS untuk membantu navigasi pengemudi.

 

Dari sisi pelayanan, pengemudi Blue Bird juga bisa dibilang yang terbaik di Jakarta. Terkadang bila terjadi sesuatu, misalnya macet, sang pengemudi bisa menawarkan solusi yg baik kepada penumpang, seperti jalan pintas terdekat dan lain sebagainya. Jarang sekali saya memiliki pengalaman buruk dengan pengemudi selama menggunakan taksi ini. Pemesanan taksi ini juga sangat mudah, bisa lewat telepon atau SMS. Dengan segala kelebihan di atas tak heran bila Blue Bird seakan-akan sudah jadi ikon taksi di Jakarta, baik bagi para pendatang maupun wisatawan.  

Satu-satunya kekurangan Blue Bird adalah ongkosnya yang mahal (paling mahal mungkin) dibandingkan dengan taksi yang lain. Pada waktu pertama kali masuk taksi, angka yang tertera di argometer adalah Rp.6000, dan beberapa saat kemudian akan naik dalam kelipatan Rp.300.

2. Express Taxi

Express adalah alternatif terbaik buat saya dalam hal memilih taksi, terutama pada keadaan-keadaan berikut : tidak ada taksi Blue Bird yang kosong atau ketika lagi bokek. Dengan harga yang lebih murah (tarif bawah), anda bisa mendapatkan pelayanan yang nyaris setara dengan Blue Bird. Armada taksi Express juga relatif mudah ditemui di berbagai sudut kota. Kendaraannya juga kebanyakan adalah Toyota Limo seperti Blue Bird, dan kebanyakan sudah dilengkapi dengan GPS. Warna kendaraan yang putih bersih juga memudahkan anda untuk membedakannya dengan taksi lain.

 

Para pengemudi Express umumnya ramah kepada penumpang (saya juga jarang punya pengalaman buruk dengan taksi ini). Pemesanan taksi juga relatif mudah, walaupun masih belum semudah Blue Bird. Express menerapkan tarif bawah untuk ongkos taksinya, yaitu Rp.5000 pada saat naik, lalu bertambah dalam kelipatan Rp.250. 

Yang paling saya suka dari Express adalah warna kendaraan yang putih bersih, simpel dan nggak norak seperti kebanyakan taksi lain di Jakarta. Selain itu, jok belakang yang diberi kain putih seakan-akan menambah kesan nyaman untuk penumpang (kadang saya jadi serasa di atas kasur kalo duduk dalam taksi ini). Dan yang paling penting, ongkosnya lebih murah dari Blue Bird.

3. Taksi Putra

Saya menyebutnya taksi 'pinggiran'. Maksudnya, taksi ini lebih banyak saya temui di luar pusat kota Jakarta, misalnya di daerah Jakarta Selatan atau Timur. Kebanyakan armadanya menggunakan Hyundai Excel dan Proton Wira/Waja. Saya sering sekali menggunakan taksi ini kalau sedang bepergian ke daerah pinggiran Jakarta. Mungkin karena pool taksi ini kebanyakan berada di dekat luar kota Jakarta, pengemudinya cenderung lebih mengenal daerah pinggiran tersebut dibandingkan taksi-taksi lainnya seperti Blue Bird ataupun Express.

Dari segi kenyamanan, taksi yang dulunya sempat bernama 'Citra' ini mungkin setingkat di bawah 3 taksi yang sudah saya sebut sebelumnya, karena sebagian besar armadanya masih menggunakan Nissan Excel yang ukurannya rada mini dibandingkan Toyota Limo. Kalo beruntung, anda bisa merasakan nikmatnya naik Proton dengan menggunakan taksi ini. Dari segi layanan, pengemudi taksi Putra juga ramah terhadap penumpang. Ongkos yang diberlakukan juga tarif bawah.

4. Gamya Taxi

Namanya mungkin tidak setenar taksi-taksi yang lain, tapi Gamya layak menjadi salah satu taksi terbaik di Jakarta. Armada Gamya juga lebih banyak saya temukan di luar pusat kota Jakarta, kebanyakan menggunakan Nissan Sunny Neo dan Nissan Latio. Taksi ini juga mudah ditemukan di bandara Soekarno Hatta.

 

Pengemudi taksi ini juga ramah terhadap penumpang. Walaupun tidak menawarkan fitur seperti TV, taksi ini tetap sangat nyaman dan bersih. Warna armada yang 'cool' dan tidak norak juga membantu anda membedakan taksi ini dengan taksi lainnya. Ongkosnya juga masih menggunakan tarif bawah. 

5. Taxiku

Mungkin armadanya tidak sebanyak Blue Bird atau Express, tapi Taxiku memiliki beberapa layanan yang tidak dimiliki oleh taksi-taksi 'kelas atas' tersebut. Dua di antaranya adalah gratis biaya jalan tol ke bandara (Soekarno Hatta) dan printer argo. Sudah bukan rahasia lagi kalau ongkos tol selalu jadi momok bagi pengemudi mobil di Jakarta, terutama yang mau ke bandara. Nah kalo pake taksi ini, anda tinggal duduk santai dan tidak perlu pusing lagi dengan ongkos tol. Website resmi Taxiku menyebut bahwa ini adalah promosi, entah kapan akan berakhir (semoga saja seterusnya LOL). Yang perlu diperhatikan adalah, gratis biaya tol ini hanya berlaku untuk perjalanan ke bandara. Kalau anda naik taksi ini dari bandara, anda akan tetap dikenakan ongkos tol.

 

Kelebihan lainnya adalah printer argo. Untuk sebagian orang, mungkin resi/bukti pembayaran taksi tidak terlalu penting. Tapi buat sebagian lagi, bukti pembayaran ini sangat bermanfaat. Terutama kalo anda bekerja di perusahaan yang sistem administrasinya ketat. Taxiku juga menerapkan tarif bawah untuk penumpangnya. Armadanya sebagian besar menggunakan Toyota Limo seperti halnya Blue Bird dan Express.

Nah, dalam hal pelayanan supir, mungkin dari 4 taksi di atasnya, taksi ini yg paling bawah. Tapi itu cuma pengalaman saya saja, mungkin ada pembaca yg punya pengalaman berbeda. Tapi secara umum pelayanannya masih cukup baik. 

Monday, October 18, 2010

3 Months and Microblogging ...

Oh my God, ternyata sudah tiga bulan lebih sudah tidak ngeblog lagi ... 

Yah, mau bagaimana lagi, tempat curahan hati, uneg-uneg dan ide sekarang lebih banyak diambil oleh layanan Microblogging macam Facebook, Plurk atau Twitter. Entah siapa yg pertama kali mencetuskan ide microblogging (MB), tp memang baru terasa sekarang kalo si MB ini jauh lebih praktis dari sekedar webblog (WB) biasa. Di MB kita bisa langsung menuliskan apa yg ingin disampaikan, umumnya tidak lebih dari 200 kata. Buat orang-orang yg tidak suka menulis (atau memang tidak dikaruniai bakat menulis kayak gw), hal ini luar biasa membantu, terlebih lagi kalo cuma ingin menyampaikan uneg-uneg atau sekedar sumpah serapah.

Dalam kasus gw, saat ini Facebook (FB) lebih banyak dipakai untuk menuliskan ide atau sesuatu yang saat ini ada di pikiran, tentunya dalam batas-batas tertentu. Dibatasi karena sebagian teman di FB adalah atasan gw, jadi mesti hati-hati nulis sesuatu di FB, bisa-bisa kena sindir, tegur atau yang lebih parah lagi, surat peringatan alias SP. So, let's just say FB is the light side of my personality ... 

Tapi yg namanya manusia, tentunya wajar kalau sesekali menumpahkan segala kepenatan, amarah, dampratan dan sumpah serapah. Nah, dalam hal ini Plurk sangat membantu. Popularitas Plurk memang masih di bawah FB, itu sebabnya sangat cocok digunakan sebagai tempat curhat, atau menuliskan segala sesuatu yang tidak mungkin dituliskan di FB. Kalo di FB teman gw bisa mencapai ratusan, tp kalo plurk cuma puluhan orang, itupun sebagian besar nggak dikenal. Jadi tidak aneh kalo timeline Plurkku penuh dengan segala macam komplain dan tulisan-tulisan nggak mutu yg kalo dibaca rada bikin mata sakit. Plurk juga mengenal sistem Karma, kalo di game RPG rada mirip dengan experience, yg nilainya akan naik seiring dengan seringnya kita beraktivitas di Plurk. So in my case, Plurk is the dark side of my personality ...

Kalo Twitter gimana ? Dibanding FB dan Plurk, gw termasuk jarang ngetwit. Fitur Twitter menurut gw masih di bawah FB, selain itu apa yg disediakan di Twitter sudah tersedia pula di Plurk. Kalo apa yg gw tulis di Plurk suka ngaco, kadang di Twitter gw bisa ngomong lebih ngaco lagi, terlebih lagi kadang postingan di Plurk sering gw link ke Twitter. Jadi, suka nggak nyambung dgn yg ada dipikiran gw saat itu. So just say, Twitter is the fake side of my personality ...

Nah, jadi untuk weblogku tersayang, mungkin akhir-akhir ini aku jarang mengunjungimu. Tapi tenang, ada beberapa hal yang tetap akan dituliskan di sini nantinya. Bagaimanapun jg, banyak ide, tulisan, aktivitas dan kenangan berharga yang sudah tersimpan di sini. My weblog is the real side of personality ... emoticon

Wednesday, July 7, 2010

Radar Data Processing - #1 - System Reqs.

Tulisan ini sebenarnya dikhususkan untuk diri sendiri, soalnya aku gampang lupa dan punya penyakit yang nggak sembuh-sembuh sejak jaman sekolah dulu : malas mencatat. Berhubung hampir semua aktivitasku, mulai dari pekerjaan, riset sampai thesis berhubungan langsung dengan data radar, rasanya perlu untuk membuat catatan kecil tentang proses pengolahan data radar, mulai dari instalasi sampai proses eksekusi programnya.

Berikut sistem dasar yang diperlukan agar seluruh pengolahan data radar dapat berjalan lancar :

  1. PC atau Laptop atau yang kompatibel dengan prosesor minimal pentium 4 atau yang sejenis (AMD dll), RAM minimal 512 MB, dan ruang harddisk minimal 30 GB.
  2. Sistem Operasi Linux/UNIX atau yang kompatibel. Distro apapun boleh.
  3. C Compiler. Disarankan menggunakan GCC (Gnu C Compiler). Bisa diperoleh lewat SPM (Synaptic Package Manager).
  4. C++ Compiler. Disarankan menggunakan  G++. Bisa diperoleh lewat SPM (Synaptic Package Manager).
  5. Fortran Compiler. Disarankan menggunakan Gfortran atau Ifortran. Bisa diperoleh lewat SPM (Synaptic Package Manager).
  6. Text Editor (gedit, pico, emacs, vi dll).
  7. Perl (Practical Extraction and Report Language).

Berikut sistem tambahan yang harus diinstalasi untuk keperluan pengolahan data :

  1. NetCDF (Network Common Data Form). Bisa diunduh di : http://www.unidata.ucar.edu/software/netcdf/
  2. NetCDF-Perl Extension. Bisa diunduh di : http://www.unidata.ucar.edu/software/netcdf-perl/
  3. mmds (Msaka Multiple Doppler Synthesis) untuk konversi data RAW radar ke MRF dataset buatan Takeshi Maeseki. Kalo ini aku dapat ini selama training di Jepang dulu (thanks to sakurai-senpai).
Dan ini beberapa tool tambahan (opsional) untuk membantu visualisasi data yg sudah diolah : 
  1. GrADS (Grid Analysis and Display System). Bisa diunduh di : http://www.iges.org/grads/
  2. GTK+ (Gimp Toolkit). Bisa diunduh di : http://www.gtk.org/ 

Sebagai perbandingan, berikut spesifikasi sistem yg kupakai untuk pengolahan data radar selama ini : Dell Inspiron 1318, Processor Intel Core 2 Duo T8100 2.1 GHz, RAM 4 GB,  Harddisk 250 GB (50 GB untuk Linux), OS Linux Mint 7 Gloria.

Pada tulisan berikutnya akan diulas teknik instalasi sistem di atas emoticon.  

Sunday, July 4, 2010

WTHIGO ?? - #4 - Hangus Membawa Nikmat (end)

Pelan-pelan kupasang lagi keyboard dan LCD laptop di tempatnya, kupasang dan kukencangkan semua baut dan ... waktunya mencoba (untuk yg kesekian kalinya).

OK. Proses boot normal, windows setup terdeteksi, proses loading file dan .... HANG !!!

Badan langsung lemas. Dugaanku kalau mouse yg jadi biang keladi semua ini ternyata tak terbukti. Proses setup tetap hang. Apalagi yg kurang ??? Kucoba mengingat-ingat lagi kejadian di mall ambassador awal mei silam. Pasti ada sesuatu yg terlewat. Sesuatu yg membuat laptop ini ngadat. Waktu itu laptopku baru dikembalikan dari Dell Service Center, setelah DVD-RWnya bermasalah. Kepingan DVD memang berhasil dikeluarkan, walaupun harus dibayar dengan 'harga' mahal, DVD-RWnya akhirnya rusak total. Waktu itu laptop masih sempat kunyalakan dan nggak ada masalah dengan Vistanya.

Selesai dari service center, aku singgah sebentar di Dunkin dan iseng internetan. Nah dari sini semua masalah berawal. Setelah beberapa saat online, aku iseng ngecek panel laptop karena kepingin tau apakah nggak ada masalah setelah DVD-RW rusak. Setelah menekan beberapa tombol, semua keliatan baik-baik saja. DVD-RW masih bisa 'bersuara' menerima perintah dari tombol-tombol panel. Dan tiba-tiba saja internet ngadat. Aku pikir awalnya ini gejala biasa, kadang-kadang wifi dan mobile internet memang suka ngadat. Jadi kumatikan saja wifinya dengan mengubah posisi switch wifi laptop ke off.

Ada yg aneh ... kok lampu wifi di panel masih tetap nyala ??? harusnya kalo di-off dari switch, led wifi bakal mati. Belum selesai kebingunganku, tiba-tiba laptop hang. Dari gejalanya, aku yakin ini bukan hang biasa. Bukan cuma windows, tapi kursor mouse juga nggak bisa bergerak. Dari pengalaman selama ini, yg paling sering bikin mouse kursor nggak bergerak kalo hang tak lain dan tak bukan adalah prosesor yg kepanasan. Gawat ... tak ada pilihan selain mematikan paksa laptop dari tombol power. Setelah kudiamkan beberapa saat, kuhidupkan lagi laptop, dan sejak bencana itupun terjadi. Hang hang dan hang ....

Sebentar .... kalau led tetap menyala dan switch wifi nggak bermasalah (sudah dibuktikan di percobaan sebelumnya) berarti ada yg salah dengan led itu, atau ... panel tempat led itu yg bermasalah. Mungkinkah ? Cuma ada satu cara untuk mebuktikannya. Bongkar !!

 

Kubongkar lagi si laptop. Kali ini fokus terarah pada panel. Penghubung mainboard dan panel adalah selembar kabel tipis yg sangat rapuh. Sejak pertama kali bongkar laptop, kabel ini yg selalu bikin degdegan, soalnya gampang putus kalo ditarik terlalu keras. Misi kali ini adalah melepas si kabel dari konektor panel laptop. OK. Selesai. Saatnya mencoba.

Laptop menyala. Boot OK. Masuk Windows setup. So far so good ... eh tunggu sebentar ... bau ini ... ada yg terbakar !! Refleks, langsung kucabut kabel power laptop. Untungnya baterai nggak kupasang, jadi laptop langsung mati. Sialan !! Apalagi ini ???

Tidak salah lagi, ada sesuatu yg terbakar dalam laptopku. Perlahan kubuka lagi panel laptop, dan benar dugaanku. Kabel tipis tadi kelihatan hangus di pinggirnya. Kuperiksa lagi pelan-pelan kabel itu. Bagian tepinya terbakar, jadi satu atau dua serat kabelnya pasti putus, dan sudah pasti nggak bisa dipakai lagi.

Habis sudah. Kali ini laptop ini benar-benar hancur. Lesu rasanya. Semuanya gagal total. Belum genap dua tahun umurnya, laptop ini sudah 'wafat'.

Ya sudahlah. Dari awal aku sudah ikhlas kalo laptop ini bakal rusak karena dibongkar-bongkar. Mending aku sendiri yg bongkar daripada diutak-atik sama tukang servis laptop yg rakus-rakus itu. Kucopot kabel tipis yg terbakar itu dari mainboard. Kupasang lagi penutup panel dan coba kunyalakan lagi laptop. Siapa tau masih bisa nyala. 

Boot OK. Kayaknya kabel yg kebakar tadi nggak ngaruh ke sistem. Masuk windows setup. Loading file OK, dan ... tiba-tiba tampilan yg kutunggu-tunggu dari satu setengah bulan lalu itu tiba-tiba muncul !!

Layar pilihan instalasi Windows itu muncul ! Semuanya berjalan normal lagi.

Berarti memang kabel itu sumber masalahnya. Sejak awal, kabel itu pasti sudah rusak karena hubungan pendek karena aku nekat nekan tombol-tombol panel waktu DVD-RW rusak. Puncaknya, si kabel terbakar. Dan begitu dicopot, semuanya berjalan lagi seperti biasanya.

Finally ... masalah ini bisa diselesaikan emoticon.

------------

Jam 3 pagi, udara makin dingin, tapi aku masih belum ngantuk. Mata memandang LCD laptop yg sedang menampilkan proses instalasi Windows Vista .... Sudah dua belas jam lewat sejak laptop berhasil berjalan normal. Aku putuskan untuk install Vista via USB flashdisk. Prosesnya sudah hampir selesai, tinggal install ulang driver dan program-program lainnya. Kalo ingat sehari sebelumnya, jadi senyam-senyum sendiri. Andaikan kemarin aku nggak berani bongkar laptop ini lagi, mungkin ceritanya bakal beda seperti sekarang. Memang resikonya besar, tapi dari situ kita bisa belajar. Memang akhirnya panel laptop ini nggak bisa dipakai lagi, tapi paling nggak si laptop sendiri masih bisa dipakai kerja. Dan yg jelas aku dapat pelajaran yg luar biasa berharga. No pain, no gain ...

Semua proses instalasi Windows dan driver-driver sudah selesai. Sudah waktunya mata dan tubuh ini beristirahat kembali, begitu pula si laptop. Kuarahkan kursor ke start menu, dan kupilih Shut Down.

Si laptop pun tertidur lagi, tapi kali ini bukan mati suri ...

PROBLEM SOLVED. 

Thursday, July 1, 2010

Nggak Jadi Pindah .. LOL

Setelah kupikir-pikir lagi, akhirnya kuputuskan untuk menunda 'kepindahan' blog hosting dari blogsome ke blogspot. Berikut yg jadi bahan pertimbangannya :

  1. Blog ini sudah telanjur beken dan rangkingnya juga lumayan di google.
  2. Dashboardnya simpel, nggak ribet kayak blog hosting yg lain, walaupun sudah ketinggalan zaman dengan teknologi web sekarang.
  3. Aku sudah telanjur sayang dengan blog ini, rasanya kok 'berdosa' kalo ditinggal begitu aja. Banyak catatan berharga yg kutuliskan di sini, bego banget rasanya kalo pindah cuma gara-gara pingin kompatibel dengan FB.
  4. Forum blogsome sudah aktif lagi, setidaknya nggak perlu takut hostingnya bermasalah. Lagian sudah ada fitur blog backup.
Jadi, aku putuskan untuk 'rujuk' lagi dengan blog ini ... wakakakak ...  emoticon

 

Wednesday, June 16, 2010

WTHIGO ?? - #3 - Mungkinkah Karena Mouse .. ?

Well .. berhubung sudah rapat, kemarin dan hari ini lumayan banyak waktu luang untuk ngoprek laptop lagi. Jadi kemarin aku coba bedah ulang si Dell Inspiron 1318 yang sudah satu setengah bulan mati suri sejak kejadian di mall Ambassador bulan mei silam.

Setelah percobaan bulan lalu gagal total, aku putuskan untuk sekali lagi membongkar habis si laptop. Sebenarnya ada sedikit rasa cemas kalo ada apa-apa, ntar laptopnya tambah rusak. Tapi setelah kupikir-pikir lagi, sekarang ini si laptop nggak bisa dipakai juga, trus kenapa mesti takut ? Paling nggak aku tau apa yang jadi biang masalahnya. Kalaupun nanti rusak, ya udah, ikhlaskan aja, paling nggak aku dapat ilmu baru buat bongkar-bongkar laptop. Sebelumnya aku cuma berani bongkar harddisk atau batere CMOS doang, jadi sekarang rencananya dibongkar sampai motherboard.

Dan akhirnya bedah laptop episode dua dimulai. Ternyata nggak terlalu menegangkan seperti waktu yang pertama. Kali ini laptop sudah berhasil kubongkar sampai motherboard cuma dalam waktu setengah jam. Bandingkan waktu pertama kali bongkar yang makan waktu sampai tiga jam.

Dugaanku sejauh ini, ada masalah dengan WIFI switchnya. Alasannya, masalah bulan lalu berawal ketika aku mematikan WIFI via switch yang ada di sisi kanan laptop. Waktu itu, lampu LED WIFI di control cover tetap hidup, padahal sudah switch sudah off, dan tiba-tiba terjadilah bencana itu. Freeze misterius yang belum ketemu pemecahannya sampai sekarang.

Setelah switch dicabut dari motherboard, laptop ku rakit ulang dan dicoba. Hasilnya ?

BlSOD. Nggak ada yang muncul di layar monitor. Rasa cemas bertambah. Bukannya tambah bagus, laptop malah tambah kacau. Jadi kubongkar lagi laptopnya, dan kupasang WIFI switch tadi. Akhirnya bisa jalan lagi ... lega.

Kesimpulan sementara : Biang keladi bukan di WIFI switch.

Setelah searching di Google, aku download beberapa tool untuk cek hardware via bootable CD. Sejauh ini ada dua, yaitu : Hiren's Boot CD dan Sun's System Check. Masing-masing bisa diburn di CD dan di-boot.

Sejauh ini aku baru pakai PC-Check dari Hiren's Boot CD, dan aku menemukan sesuatu yang menarik. Software ini bisa menguji seluruh hardware yang ada pada laptop. Dan waktu pengujian mouse, hasilnya menunjukkan kalau mouse laptop tidak bekerja. Kebetulan tombol kiri mouse memang lagi stuck. Posisinya seperti ditekan terus, nggak bisa naik lagi karena karetnya habis.

Mungkinkah ini penyebabnya ? Liat saja nanti.