Wednesday, September 26, 2007

Tiga Minggu Yg Luar Biasa

Puspiptek Sunset 

Jam 7 malam tadi Mori-san kembali lg ke Jepang setelah dua minggu bertugas di Indonesia. Dengan pulangnya Mori-san, selesai sudah masa tiga minggu yg paling meyibukkan buat gw. Ya, tiga minggu terakhir ini gw hampir tiap hari kerja, senin sampai sabtu, cuman minggu yang libur. Kalo dipikir-pikir lg, nggak cuman capek, gw juga banyak dapat pengalaman baru dalam tiga minggu terakhir ini. Mulai dari nginjak Bali buat pertama kalinya, punya banyak kenalan orang asing baru, nemanin orang asing hampir dua minggu lamanya, survey ke daerah gempa yg cuman makan waktu sehari, belajar radar, sampe ngobrol langsung sama menristek. Untuk yg terakhir ini, gw masih suka merinding kalo ingat, wong kepala BPPT aja gw blom pernah ketemu, tp gw udah malah bisa ketemu Pak Kus. Ngobrol berdua pula.

Gw baru tau kalo ternyata Pak Kus dan Pak Ilham (Kepala PUSPIPTEK) punya hobi yg nggak beda jauh dengan gw. Beliau-beliau ini suka datang diam-diam ke PUSPIPTEK di waktu luangnya, keliling-keliling pake mobil buat menikmati pemandangan di sana. Berarti anggapan gw selama ini emang nggak salah. Kadang kalo lagi libur, gw juga suka datang ke PUSPIPTEK buat sekedar melepas lelah dan menghilangkan rasa bosan setelah semingguan bekerja di Jakarta. Entah kenapa setelah dari sana, pikiran gw bisa segar lagi. PUSPIPTEK ibaratnya oasis di tengah gurun Serpong yg kering dan panas ^^.

Speaking about foreigners, i have known more and more of them, Goda-san, Koike Sensei and Kamimera-san. Nama yg terakhir ini mungkin yg paling akrab dgn gw. Maklum, usia kami nggak jauh beda, sama-sama suka yg namanya instrumen, punya keinginan yg sama untuk membuat instrumen baru yg blom pernah dibuat orang, dan juga sama-sama jomblo (hahah). Gw heran jg, ilmuwan jepang kok kayaknya banyak yg single yah ? Kalopun nikah, biasanya di atas 30 an. Jangan-jangan ntar gw kayak mereka lagi.

Serpong C-Band Radar 

BTW, pembangunan CDR (C-Band Radar) Serpong sudah selesai, walaupun masih ada beberapa hal yg perlu diselesaikan lg. Misalnya penebangan pohon di sekitar tower. Masalah penebangan pohon ini lumayan bikin pusing, soalnya pohon yg ditebang ini bukan pohon biasa, tapi pohon yg usianya sudah puluhan tahun. Menristek sampe harus turun tangan buat mengatasi masalah ini. Walaupun akhirnya dikasih ijin, penebangan nggak bisa dilakukan sesegera mungkin karena banyak hal, puasa misalnya. Radar juga untuk sementara nggak beroperasi karena dome yg bocor. So many troubles happeded. But at least there's something we could learn from these experiences.

Sekarang, gw kembali lg ke kehidupan normal gw. Pergi ke kantor jam 9 (dua minggu terakhir gw selalu pergi jam 7), naik bis kota lagi (setelah selama ini diantar sopir), tp yg paling penting, gw bisa browsing di kantor lg.
 

Saturday, September 15, 2007

At Padang Radar Site (Again ..)

The X-Band Radar at MIA, Padang 

After about 3 months, i came again to the city of Padang. By the way, it was not a long-time trip, just for a day. So, i went from home in Jakarta at the early morning (after sahur), and might be back at night on the same day. It's the first time for me to do such a one day trip emoticon and actually, now, i am writing this post in the shelter of the radar site emoticon.

Just like before, i came here with a japanese scientist. This time, i accompanied Mori-san from JAMSTEC, and since we had known each other for quite long time, i did not have any difficulties for communicating with him.

Since i came back from Bali last tuesday, many many works had been waiting for me. I had to accompany other scientists to Ciputat and Serpong like Hamada-san, Masuda-san, Kamimera-san and finally Mori-san. In fact, the plan to come to Padang had not been made until yesterday. It was when Mori-san decided to check some of our instruments in Padang and Tiku because of the earthquake which was happened in Padang and Bengkulu few days ago.

Mori-san's checking the AWS condition

Fortunately, there were no any damages to our instruments here and everything went very well, especially for the radar and the AWS. So we arrived in Padang at 8:30 in the morning, went to MIA and then arrived in Tiku at 10:00 o'clock. After checking out the instruments and making sure that everything's OK, we went back to MIA site in Padang.

Inside the Radar's Shelter 

Because there's still much time before we departed to Jakarta in the afternoon, we stayed at the shelter of the radar. This place was quite comfortable in which there were some air conditioners to make it cool all the time (i like cool places emoticon), some supplies for the observers like beers, softdrinks, instant noddles, water, and i could even find candies here. Unfortunately, this was Ramadhan season, so of course, i could not use the supplies. But that's OK, since there was internet connection here, and it was pretty fast. So i could browse and download some files from the internet.

Saturday, September 8, 2007

Delayed at CGK-2F-Gate F6

Kalo Adam Air atau Lion Air delay, gw udah biasa. Tp kali ini malah Garuda yg delay, nggak tanggung-tanggung, satu jam. Kalo tau gini gw berangkat pake bus Damri aja dr Gambir. Rugi gw udah cepat-cepat pake taksi, tekor 100 rebu, eh nggak taunya delay sejam.

Ck ... bakal nyampe malam nih di Denpasar. Kumaha deui Garuda ??

Kalo diingat-ingat td siang lucu jg. Bangun jam 9 pagi, lgs keluar kebiasaan buruk gw. Dgn mata merem melek, entah kekuatan mana yg menggerakkanya, tiba-tiba tangan udah menyentuh keyboard PC, dan sesaat kemudian gw udah masuk dunia game (spt biasa). Untungnya, sebelum tenggelam lebih jauh, gw lgs ingat kalo gw harus menyelesaikan manual software buatan gw. Dgn begitu gw bisa ke Bali dgn tenang.

Ternyata bikin manual itu lama jg. Gw udah ngetik cepat-cepat, msh blom selesai. Setelah 3 jam akhirnya selesai jg, lgs aja gw melesat ke kamar mandi dan ... byar ... byur, nggak sampe dua menit selesai sudah mandinya. Mandinya kurang bersih ? Nggak lah. Superman aja mandinya nggak sampe 10 detik tp masih bisa bersih :p .

Habis mandi lgs tumpuk baju di ransel dan lgs cabut ke Cengkareng setelah sebelumnya mengantar installer program dan manualnya ke kantor. Nyampe bandara jam 3 sore dan seperti yg udah tertulis di atas, delay sejam.

Ah udahlah. Mending datang duluan drpd telat. Lagian di kanan kiri gw skr ada cewek cakep ... indo, man. Lumayan lah buat mengusir kebosanan di sini.

Posted at Terminal 2F Cengkareng using SEW810i.

Wednesday, September 5, 2007

Pecel Madiun - Serpong

 

Daripada ngomongin masalah nonton siaran gratis yg masih nggak pasti tadi, mending ngomongin yg pasti2 aja, makanan misalnya emoticon. Kali ini saya mau ngasih info, tentang satu rumah makan yg menunya menurut saya sangat pantas untuk dicoba kalo anda lg jalan-jalan ke daerah Serpong. Nama tempat ini sederhana, Pecel Madiun. Saya pertama kali ke tempat ini waktu menemani bos dan seorang ilmuwan Jepang survey radar di sana beberapa bulan lalu.

 

Letaknya sekitar 1 km dari pintu keluar terakhir dari tol Bintaro - BSD dan beberapa ratus meter dari Taman Tekno BSD.  Sepintas kalo dari luar bangunan ini nyaris nggak terlihat jelas, karena tertutup pagar tembok. Cuman ada 1 plat nama besar yg menunjukkan kalo ini rumah makan. Tapi begitu masuk ke dalam, saya yakin anda akan terperangah melihat suasana di balik tembok tadi. Kontras sekali dengan kondisi di luar pagar yg 'gersang' dan berdebu khas Serpong emoticon, di dalam anda akan disambut pekarangan luas yg adem dengan beberapa kursi dan meja di tengah-tengah taman. Ada satu bangunan utama untuk pengunjung dan satu bangunan lainnya untuk karyawan dan dapur. Suasananya sangat santai dan nyaman sekali.

 

Oke, cukup dengan suasana. Gimana dengan menunya ? Top abis ! Anda bisa pesan berbagai makanan khas Madiun (Jawa) di sini, terutama nasi pecel. Empal daging (gepuk kalo orang sunda bilang) di rumah makan ini enak banget, luar biasa empuk. Kalo anda doyan dawet atau cendol, anda nggak akan menyesal datang ke sini. Es cendol di rumah makan ini adalah salah satu yg paling enak yg pernah saya rasakan selama ini.  Itulah sebabnya yg ada di foto tinggal piring sama gelas kosong, saking laparnya saya sampe lupa ambil foto waktu makanannya belum masuk perut emoticon.

 

Kayaknya rumah makan ini sudah lumayan ngetop juga. Ini bisa terlihat dari beberapa majalah dinding dan kliping dr media terkenal yg tertempel di dinding bangunan utama dan dapur.

Trus gimana soal harga ? Kalo yg ini relatif mahal emang. Saya juga nggak sering-sering amat datang ke sini. Paling kalo ditraktir sama bos aja emoticon. Tapi kalo anda udah punya keluarga, sekali-sekali ajak aja keluarga jalan-jalan ke sini. Nggak apa-apakan korban duit dikit buat mengusir stress setelah seminggu bekerja.

Astro TV - Lobi Yang Nggak Guna

Barusan gw baca di detik.com kalo pemerintah sedang berusaha melobi Astro TV supaya hak siarnya bisa dibagi dengan TV swasta lainnya. Intinya supaya masyarakat bisa kembali menikmati siaran liga inggris dengan gratis.

Bukannya gw nggak suka sama yg gratisan, tp masa sih untuk urusan kayak gini pemerintah perlu turun tangan segala. Gw jg maniak sepak bola, mau liga inggris, italia atau spanyol, hayu .... Gw juga salah satu pihak yg kecewa berat ketika hak siar liga inggris diambil Astro TV, padahal liga inggris beberapa tahun ini lg naik pamor dan kompetisinya lagi seru-serunya.

Tapi kalo memang hak siarnya udah ada yg punya, ya mbok ya nggak usah dikecam, dipaksa-paksa, sampe ada acara lobi segala. Kok jd kayak rampok ? Apa bangsa ini sudah kehilangan harga diri ? Selalu berharap sama yg gratisan, bajakan dll. Bukannya gw nggak berpihak sama rakyat kecil, cuman masyarakat jg harus belajar, kalo mau sesuatu yg berkualitas tentu saja harus ada biaya yg kita keluarkan. Itu sudah lumrah. Di luar negeri aja siaran langsung sepak bola nggak gratis. Kalo nggak bisa bayar ya udah, pasrah aja, mau gimana lagi.

Nggak tau jg, kayaknya selama ini kita terlalu cengeng bin manja plus malas pula. Mau pingin software baru, tinggal jalan2 ke mangga dua, udah dapat bajakannya. Padahalnya programmer-nya bisa nggak tidur tenang berbulan-bulan buat bikin softwarenya (ini kisah nyata lo). Enak banget ya orang Indo ini ...

Kalo harga BBM naik, langsung pd ribut semua, padahal harga minyak dunia emang pada naik, jd wajarlah kalo harga BBM naik. Kalo nggak ikutan naik, kita juga yg bakalan tekor.

Dapat musibah dikit sudah teriak2 sana-sini, kena angin puting beliung misalnya. Cuman sekedar info-karena gw orang meteorologi-, sebenarnya posisi kepulauan Indonesia itu strategis karena ada di Equator (khatulistiwa). Dalam kondisi seperti ini kita relatif aman karena iklimnya relatif hangat sepanjang tahun, nggak bakalan kena badai salju, siklon tropis atau tornado. Coba liat di tv, kalo ada daerah yg kena siklon tropis atau tornado, pasti hancur lebur, kena banjir bandang dahsyat yg bisa berlangsung berhari-hari, dll. Makanya, orang indonesia harusnya bersyukur karena "cuman" dikasih angin puting beliung.

Ah susah jg ngomong kayak gini, sama aja menjelek2an diri sendiri jadinya. Maklum lah orang Indonesia .... emoticon.

 

Sunday, September 2, 2007

Sabtu Kelabu di Balikpapan

Barusan dapat SMS dr bokap, katanya dinihari tadi ada musibah di kampung halaman gw, Balikpapan. Hujan yg turun terus menerus selama 8 jam, mengakibatkan banjir bandang di beberapa tempat. Malah dinihari tadi ada tanah longsor yg katanya sudah menelan korban 4 orang meninggal. Lokasi longsornya dekat telaga sari, gunung pasir, dekat sekolah gw dulu emoticon.

Saking dahsyatnya, sampe badan jalan terputus akibat longsor, dan sekarang meninggalkan jurang menganga di daerah ini. Ck ...  

Gunung pasir adalah salah satu daerah perbukitan di Balikpapan yg lumayan padat pemukimannya. Daerah ini juga terkenal sebagai kompleks pelajar karena terdapat beberapa sekolah dan institusi pendidikan yg jadi favorit di kota ini seperti, SMPN 1, SMPN 2, SMUN 1, SMUN 5, Primagama dll. Salah satu korban meninggal adalah siswi SMPN 1 Balikpapan. Semoga amal ibadah para korban meninggal diterima disisi-Nya. Amin.

Masih menunggu kabar selanjutnya ....